Share

Bab 58 SAKIT

Badan ini terasa berat, pekerjaan yang banyak membuat aku lupa makan siang. Perut melilit sehingga menimbulkan keringat dingin mengucur deras dari kening dan punggung. Rasanya aku seperti tak kuat lagi berdiri tegak.

Namun, Lusi tiba-tiba datang dan memapahku untuk segera duduk di kursi. Telaten dia menyiapkan segelas teh hangat dan nasi Padang dengan rendang daging.

"Makan dulu, Mbak! Jangan terlalu keras dalam bekerja, tubuh juga butuh amunisi untuk perang!"

"Lusi!"

"Mbak Rani sendiri yang mengajariku seperti ini, jangan di tolak, ya!"

"Nggak! Aku bisa makan sendiri!" tolakku keras.

Namun, tangan ini justru ditepis olehnya. Lusi menyuapiku penuh sayang. Kedekatan kami memang terasa indah, disini aku memiliki keluarga baru yang penyayang.

"Lusi, sudah. Ada tamu!" ucapku saat melihat seseorang masuk dan mengucapkan salam.

"Mbak Rani disini saja, biar saya yang lihat! Kesehatan itu penting Mbak, jangan terlalu banyak memforsir diri seperti ini. Saya takutnya nanti Mbak Rani kenapa-ken
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status