Share

Hari-hari yang Membahagiakan

"Nanti ya. Sebentar lagi, Om Ari jadi papanya Reza."

"Hore. Eza suka. Bener ya, Ma!"

"Bener dong, masa enggak," jawabku.

Lalu setelah itu, kami menuju rumah kakek dan neneknya Reza.

Kami pun tiba di sana. Mama sedang sibuk menelepon. Sepertinya Mama menelepon sodara-sodara kami di kampung.

Aku, Reza dan Rere pengasuh Reza, duduk di ruang tamu. Kuminta ART untuk menyiapkan minum untuk kami.

"Gimana, Bu? Semua sodara sudah dihubungi semua?" tanyaku.

"Sudah, Sarah. Tante dan Ommu sudah dihubungi.

"Alhamdulillah. Terima kasih ya, Bu."

"Semua juga sudah siap, termasuk ketring," tambahnya.

Akad nikah dan resepsi sederhana diadakan di rumahku. Di sana, kami mengundang para tetangga. Aku tak mau ada pesta mewah karena menurutku tidak terlalu penting.

Hal yang terpenting dari sebuah pernikahan bukan pestanya, tapi setelah pesta itu. Mau dibawa kemana bahtera keluarga itu. Makanya di awal kemarin aku juga meminta visi misi Mas Ari, agar pernikahan kami nanti sejalan.

Aku tau maunya dia apa, dan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status