Share

Bab 12

“Mas, Yasa … cari kami segera!” batinku memanggil namanya.

Diluar masih terdengar suara obrolan mereka. Aku menggendong Alika yang masih terlelap. Tidak kubiarkan dia bangun takutnya nanti tidak mau kuajak berangkat.

“Mel, mau pergi ke mana malam-malam begini?” Ibu semakin kencang menangis.

“Sudahlah, Bu! Yang jelas sekarang aku harus pergi! Nanti kalau aku sudah punya tempat tinggal, aku akan memberitahukan alamatnya pada Ibu,” ucapku. Hatiku sudah terlanjur sakit atas sikap Bapak yang bahkan tidak bertanya dan tidak hendak mendengarkan pembelaanku.

“Ya Allah, cucu Ibu ….” Ibu kembali menangis sesenggukan sambil menciumi wajah Alika.

Aku pun sebetulnya bingung mau pergi ke mana. Hanya membawa sedikit uang untuk berjualan sayuran nanti di tempat baru dan sedikit tabungan untuk biaya makanku. Bahkan belum ada jatah untuk mencari kontrakan juga.

Hati remuk redam membayangkan Alika harus meringkuk bersamaku di emperan. Terkena sapuan dinginnya angin malam. Sepedih ini nasib kita se
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Pendita Keramat
pening bertele tele jgk ceritanya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status