Share

Aku Tidak Salah Memutuskan

Seperti yang lain, Ash berhenti bergerak—menahan napas saat Hubert menyebut keadaan Mae itu. Rombongan ribut yang tadi ada di depannya juga mendadak diam, bahkan decak dan rintihan Evelyn terhenti.

Ash perlahan meremas lututnya. Menahan diri agar tidak terlalu terlihat terpukul.

Fakta itu mengejutkan, tapi pada saat yang bersamaan, tidak mencengangkan. Hanya melengkapi aneka pertanyaan yang sudah ada dalam benak Ash. Mengkonfirmasi apa yang kemarin tersentuh olehnya. Mae bukan tidak terpengaruh oleh segala ciumannya, hanya tidak bisa.

Ash mengusap wajahnya setelah itu, mengucap syukur dalam hati, karena masih waras saat menyadari keanehan Mae.

Kalau benar saat itu ia mengikuti nafsu—atau setelahnya menyerah pada godaan Mae, maka berarti dirinya menyakiti Mae. Meski itu yang diinginkan Mae, tapi tetap akan menyakitinya. Kali ini akal sehatnya menuntun ke jalan yang benar dan lurus.

Ruangan itu sedikit terpecah oleh suara kertas yang dibalik, hanya Hakim itu yang tidak kehilangan fokus
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status