Share

Dewi Yang Istimewa

Aku berusaha menyembunyikan rasa terkejutku di hadapan Bu RT dan Pak RT, saat mendengar kabar itu.

"Siapa sekarang yang jadi korban, Bu?" tanyaku.

"Cahyani," jawab Bu RT pelan. "Teman sekantor Pak Agung, mantan suamimu itu lho."

"Astaghfirulloh, saya ikut prihatin mendengarnya," responku sambil mengusap dada. "Oh, iya, saya permisi dulu ya Bu, Pak ... takut kesiangan."

Aku menghela napas, dan segera pamit setelah mendengar nama Kang Agung disebut, takut kalau-kalau Bu RT malah membahas mantan suamiku.

Matahari sudah terbit lumayan tinggi. Aku meneruskan perjalanan. Namun, jalan yang biasa aku lalui untuk pergi ke pasar sedang dalam perbaikan dan ditutup, sehingga terpaksa aku harus berputar arah melewati ruko Pak Asep.

Sebenarnya malas, karena aku pernah dilarang melewati jalan ini lagi oleh Pak Asep. Tapi bagaimana nasib warungku kalau hari ini tak belanja ke pasar? Akhirnya aku cuek saja lewat di depan tokonya, lagipula ini kan jalan umum.

"Masya Alloh, Neng Asih ... makin cantik s
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status