Sudah empat hari berlalu sejak kembalinya Noah ke New Orleans, tapi Sun belum melihat batang hidungnya sedikit pun. Sun tidak menghubunginya, karena terakhir kali Noah menghubungi ketika lelaki itu sedang bergegas pulang, dia berkata kalau akan ada beberapa urusan yang harus dia selesaikan setibanya di New Orleans. Sun tidak mau mengganggu Noah, jadi dia tidak menghubungi lelaki itu lebih dulu.
Hari ini seperti biasa, Sun menghabiskan paginya setelah minum teh untuk melakukan kegiatan di dalam mansion. Dia tidak lagi keluar untuk bertemu dengan informan, terakhir kali dia berkomunikasi dengan informan baik bernama Joana Clarke dan berakhir kehilangan kontak sejak hari terakhir mereka bertemu. Sun menyayangkannya ... dia berharap dia bisa bertemu lagi dengan Joana dan mengobrol layaknya dua teman yang sangat akrab.
Pertanyaan Sun tentang apa yang Noah lakukan di kampung halamannya belum terjawab. Sun tidak tahu harus ke mana dia mencari tahu, sedangkan dia sudah sangat
“Aku tidak memiliki keberanian untuk menemui Noah di markas kelompoknya dengan membawa Emily, sedangkan mau ke mana pun, aku harus membawa Emily bersamaku. Aku dengar jika tempat ini adalah tempat para wanita Little Boy, dan salah satu wanita yang ada di tempat ini adalah wanita milik Noah. Aku pikir akan lebih mudah untuk memanggil Noah melalui dirimu.” Jack berusaha menjelaskan maksud kedatangannya dengan lebih jelas. Tapi raut Sun yang tak kunjung membaik membuat Jack berpikir jika gadis itu sudah terlanjur salah paham dengannya. “Maafkan aku, Nona McRay. Tapi ini keadaan yang mendesak dan sangat penting. Ini menyangkut keselamatan Emily.”Setelah Jack berkata demikian, bukannya paham, Sun malah makin dibuat bingung akan maksud dari ‘menyangkut keselamatan Emily’ yang Jack katakan. Tapi satu hal yang dia pahami, setidaknya apa yang akan Jack ucapkan bukan hal yang bisa dibicarakan di dalam mansion. “Apa kita bisa berbicara di luar?
Noah masih bertahan pada posisinya. Diam membatu selagi netranya lurus menatap mata Sun. Bahkan setelah sekian detik berlalu, Noah masih tidak bereaksi apa pun di hadapan pengakuan cinta yang Sun ucap di depan matanya. Hal itu membuat Sun menunggu dengan perasaan cemas. Noah memang terlalu pasif dalam merespons segala hal di luar pekerjaannya, tapi untuk hal yang besar bagi Sun seperti ini, setidaknya dia bisa ucapkan satu patah kata saja.“Kau tidak akan mengatakan apa pun?” tanya Sun pada akhirnya. Dia mengaku kalah dan memutuskan buka suara lebih dulu.Noah akhirnya bersuara, meski itu harus menggunakan pancingan dulu dengan lebih dulu ditanya. “Kau ingin aku mengatakan apa?”“Aku ingin kau menjawab ‘Aku mencintaimu’ juga.”“Aku mencintaimu.” Sun membatu. Matanya terpaku pada sosok Noah yang membalas tatapannya tak kalah lekat. Jantungnya berdegup kencang, seakan-akan itu bisa meledak kalau ta
Connor Grayson segera bertolak menuju tempat yang diminta oleh orang yang akan membantunya untuk mengalahkan Noah setelah orang itu menyetujui permintaannya untuk bertemu. Dengan perasaan senang dan antusias, Connor berjalan menuju salah satu ruangan yang orang itu setujui untuk bertemu.Dia dipandu dan dijaga oleh beberapa orang yang diperintahkan langsung oleh calon rekannya, menunjukkan kalau Connor diterima dengan baik. Itu membuat Connor merasa kalau negosiasinya akan berjalan lancar sesuai keinginannya. Terlebih ketika dia memasuki ruangan itu, membuatnya mampu mencium bau keberhasilan dari sana.“Selamat datang, Tuan Connor Grayson.” Grayson menoleh ke sumber suara, mendapati sosok lelaki dengan rambut hitam pekatnya tengah duduk santai sembari menggoyangkan gelas kacanya yang sudah diisi dengan anggur. Grayson tersenyum, dia seperti bisa melihat aura menguntungkan dari lelaki yang tampak masih sangat muda itu.Lelaki itu bangkit dari duduknya
Seperti manusia pada umumnya, yang hanya ingin mengalami hal-hal baik dan mengingat kenangan-kenangan indah saja dalam hidupnya. Joana pun tak ada bedanya.Tinggal di sebuah panti sejak dirinya masih bayi, tanpa mengetahui siapa orang tuanya dan mengapa dia dilahirkan jika hanya untuk dibuang seperti sampah. Kehidupan Joana di panti yang tak seberapa besar dan berkecukupan itu bukanlah hal yang sangat luar biasa sampai ia bisa bayangkan untuk menceritakannya pada keturunannya kelak.Tapi suatu hari, kedatangan seorang anak laki-laki bernama Noah telah mengubah banyak hal dalam hidupnya.Noah adalah anak yang menarik. Laki-laki yang sangat pendiam dan susah untuk dimengerti. Alih-alih mendekatinya karena dia memiliki paras tampan dan penampilan menyegarkan mata yang dilihat dari betapa bersih kulitnya, Joana lebih memilih untuk mendekati Noah karena rasa penasarannya dengan anak baru di tempat tinggalnya itu.Joana banyak menemui anak-anak dengan segala si
Tidak berjalan sesuai keinginannya. Noah terpaksa harus jadi yang pertama yang mendatangi, kendati dirinyalah yang dibutuhkan di sini. Ketika sudah memilih tempat yang bagus untuk melaksanakan pertemuan empat matanya dengan Jack, tiba-tiba berita mengejutkan datang dari saudaranya itu. Keponakannya, Emily, kembali masuk ke rumah sakit karena penyakit yang dideritanya. Dan karena tidak ada siapa pun yang di samping gadis kecil itu untuk menjaganya, Jack terpaksa tak bisa meninggalkan Emily kendati itu hanya untuk menemui Noah.
Sun mendapat kabar kalau Noah pergi untuk menjenguk Emily, keponakannya, yang dirawat di salah satu rumah sakit yang tak jauh dari tempatnya berada. Sun memang berencana untuk menemui Noah, tapi sekalian menjenguk Emily bukanlah hal yang buruk. Karena itu, Sun tidak datang dengan tangan kosong.Setelah bertanya pada resepsionis dan beberapa perawat yang ditemuinya, Sun akhirnya menemukan ruang rawat Emily. Ruangan berfasilitas VIP yang pastinya memberikan perawatan terbaik untuk anak dengan keadaan jantung yang sangat lemah seperti Sun.Namun, ketika Sun akan mengetuk pintu ruangan itu, dia dikejutkan dengan pintu yang dibuka dari dalam dan menampakkan sosok tinggi Noah di depannya. “Kau membuatku terkejut!” ujar Sun dengan nada kesal dan napas terengal-engal. Sementara Noah tidak melakukan apa pun selain memandanginya dalam kebisuan.Sun pikir Noah tadi sempat menunjukkan raut terkejut, tapi mungkin itu hanya perasaannya saja. Dia memutuskan untuk m
“Apa kau akan memberikan jantungmu pada Emily?”Noah terdiam, lekat memperhatikan raut Sun yang tampak cemas dan mungkin saja mencemaskannya. Lama Noah tak menjawab sampai gadis itu mengangkat kepala, menatap Noah dengan netra menuntut jawaban.Sun kembali berkata, “Aku ingin tahu bagaimana kau menganggap Emily ....”
Sun membuka matanya dan mengerutkan kening. Pandangannya yang kabur dengan jelas merasa asing akan tempat di mana ia membuka mata, tapi tak lama setelah ia terdiam dan mengingatnya, Sun baru ingat di mana dia sekarang. Karena itu juga, ia buru-buru memutar tubuhnya dan mendapati Noah yang terlelap di sampingnya.Ini adalah kali kedua Sun terbangun dengan memandang wajah Noah sebagai pembuka kegiatan di harinya. Tapi ketika di saat pertama, Sun tidak berada di jarak sedekat ini. Dia dan Noah seperti letak dua kutub yang saling berjauhan, tapi sekarang mereka seperti ranting dan daun yang selalu menempel.Sun bergerak lebih dekat, ia ingin melihat detail wajah lelaki itu lebih lekat. Ketika ia hanya diam dan memandanginya, Sun kembali menyadari kalau Noah memang sangat tampan seperti yang orang-orang katakan. Selama ini ia mengakui itu dalam diam, tertutup gengsi dan selalu menampik meski pada diri sendiri. Tapi sekarang, dia tidak ragu untuk tersenyum, kagum.Pik