Sun bergegas pergi secepat yang ia bisa segera setelah ia mendapat petunjuk dari Jack.
Setelah melalui percakapan dan adu argumen yang alot, akhirnya hasil yang diinginkan didapatkan dengan Jack yang mau bekerja sama dan mengakui kesalahannya. Sun juga mengatakan kalau Noah sebenarnya berencana untuk memberikan Emily jantung baru, maka dari itu Jack langsung meluluh. Sun jadi merasa tidak enak karena sudah mengingkari janjinya pada Noah untuk tetap menjaga itu menjadi rahasia, tetapi sebagai hasilnya, Jack memberi tahu Sun kalau dalam ruangan rahasia yang ada di gedung rumah sakit itu, Noah pasti berada di sana.
“Ada satu dokter bayaran yang biasa melakukan operasi ilegal untuk uang, dia akan melakukan operasi pukul 2 dini hari.” Itulah sekiranya kata-kata Jack yang mampu Sun ingat dengan jelas. Sayangnya, Jack berkata kalau dia tidak tahu di mana ruangan tempat Noah berada sekarang. Dia hanya diperintah sang ayah untuk menjaga Emily, sedangkan sebagian ren
Entah sudah berapa Sun tidak sadarkan diri, ia tidak tahu sebanyak apa detik yang ia lewatkan untuk menyelamatkan Noah. Karena itu, ketika ia terbangun yang dilakukannya adalah panik. Perasaan menggebu yang membuatnya ingin cepat-cepat bergerak itu membuat Sun tidak menyadari kalau saat ini ia dalam keadaan terikat di atas kursi kayu yang didudukinya.Gadis itu termenung, mengingat kembali apa yang membuatnya bisa jadi seperti ini. Ah ... hatinya jadi berdenyut sakit. Selain mengingat orang yang ia cintai sedang berada dalam bahaya saat ini, Sun juga masih dibuat bersedih hati ketika ia tahu kalau orang yang ia percaya selama ini, justru malah membantu musuh yang ingin mencelakai sang lelak
Sun masih menutup matanya rapat-rapat. Bayangan akan sesakit apa kalau kursi yang berat itu menghantam tubuhnya dengan keras. Tapi nyatanya, dia sudah lama menutup mata. Seusai suara hantaman kursi kayu itu terdengar memekakkan telinga, dunia seakan tenggelam dalam kesunyian.Yang mampu Sun dengar hanya suara detak jantungnya yang kencang sampai seperti genderang, lalu angin malam yang berembus samar-samar dan kemudian ... deru napas berat seseorang yang seperti berembus tepat di samping telinga Sun.Hal itu membua Sun memberanikan diri untuk membuka matanya, dan terkejut bukan main menemukan presensi Noah yang bersimpuh dan melindungi dirinya dari kursi kayu yang masih tertahan di tangannya.Sun menatap Noah penuh cemas. Wajah pucat lelaki itu, peluhnya juga deras menetes dan menambah kesan kalau dia sedang dalam kondisi yang tak prima saat ini. Ah, Noah yang malang. Sun ingin langsung memeluk dan mengamankannya dalam rengkuhan, tapi yang terjadi di sini justru
“No-Noah ....” Sun tak lagi sanggup berkata-kata. Situasi ini sudah jauh dari kendalinya. Melihat Noah berdiri di hadapannya dengan bau anyir yang kental menempel pada tubuhnya, Sun rasanya seperti tak sanggup mau membayangkan seperti apa masa depan yang akan datang setelah ini.Noah hanya menatap Sun dengan mata sayunya. Wajahnya pucat dan sukar dipungkiri lagi kalau selanjutnya yang terjadi adalah ia ambruk bersimpuh dengan satu kakinya.“NOAH!” S
Noah tertegun, matanya membulat seperti orang terkejut. Connor melihatnya, juga Sun. Tapi mereka memiliki respons yang berbeda. Jika Sun terlihat kebingungan, maka Connor tersenyum lebih lebar. Dia pun melanjutkan kata-kata provokatifnya. “Kau dan aku sangat tahu kalau tidak ada satu pun pelayan yang aku bolehkan untuk melayani kalian, dan ketika hari ibumu mati, rumah sangat baik-baik saja. Tapi kau berkata, ada orang yang datang dan menghabisi ibumu dalam sekali tebasan. Noah, apa kau mengenal orang itu?”“Berhenti di sana ... kau tidak perlu tahu tentang ibuku,” balas Noah, dengan tatapan mata yang seperti orang linglung tak tahu mau menjawab apa.“Rekaman kamera pengawas sangat baik-baik saja, dan aneh sekali jika pembunuhnya meninggalkan pisau yang dia pakai di tempat kejadian padahal jejaknya saja tidak ada sama sekali. Noah ... pembunuh yang kau katakan itu nyata atau hanya khayalanmu semata?” Noah hanya diam, bibirnya rapat t
Noah masih mengingat dengan jelas, di antara orang-orang berpakaian medis yang tak ia kenal sama sekali, ia melihat sosok yang samar-samar berlari mendekatinya.Pandangannya masih terasa buram dan kepalanya juga seperti amat berat untuk diangkat. Noah tahu, ini pasti pengaruh dari obat bius yang masih mengontrolnya. Rasanya seperti kedua mata itu ingin ia tutup saja, kendati masalah telah usai dan dia berhasil melumpuhkan orang-orang yang berencana untuk mencuri jantungnya. Tapi tetap saja, dia masih merasa sangat mengantuk.Namun, sensasinya berbeda ketika orang itu berhasil masuk ke ruangannya dan menggenggam tangannya.“Noah!” Noah memaksakan diri untuk membuka mata, dan perlahan wujud dari seseorang yang ia kenal menjadi tampak jelas di matanya. “Kau bisa berjalan? Kau tidak boleh tertidur lagi!” ujarnya, dengan suara lantang dan berani, berbeda sekali dengan pemandangan yang dulu sering Noah lihat sampai ia muka setengah mati.
“Itu tontonan yang cukup menyenangkan.” Wanita itu mengangkat kedua tangannya tinggi-tinggi, merenggangkan otot-otot tubuh yang jadi kaku karena terlalu lama duduk. Ia menoleh ke tempat di sampingnya, tempat di mana ia temukan dengan terkejut lelakinya yang sedang meneteskan air mata. “Astaga, Eliot!”Joana langsung merangkul bahu lebar sang kekasih dengan wajah cemas dan terkejut. “Kenapa kau menangis?” Joana bertanya.
Sun perlahan membuka pintu ruangan dengan bau medis yang sangat menyengat itu. Ia sekilas melirik ke dalam, dan kini dapat melihat dengan sempurna sosok yang terduduk di ranjang berselimut tebalnya sembari melirik ke luar jendela besar berlapis kaca.Tampak seperti sedang tenggelam dalam pikirannya, dia tampak tenang dan tak peduli pada sekitar. Bahkan ketika Sun menarik kursi dan mengambil tempat nyaman untuk duduk di dekatnya, Noah tetap bergeming pasif. Sun melirik lelakinya dengan tatapan ragu, seperti mau atau tidak memulai percakapan.
Noah membeku, menatap mata wanita yang berdiri beberapa langkah di depannya itu tanpa ekspresi dan kata-kata. Wanita itu adalah Christine Grayson, istri dari Connor Grayson dan ibu dari Jack Grayson.Tak lama berselang, Christine menangis meraung seperti melihat anaknya yang sudah mati, bangkit dari kuburannya sendiri. Zoe yang untungnya datang bersama Christine bisa bergerak cepat untuk menahan tubuh wanita itu yang tiba-tiba jatuh lemas sembari masih menangis kencang.