Share

41

"Bapak pasti akan memaafkan Nayma, Non. Tapi ... tidak untuk sekarang." Rosidin menjawab pada akhirnya. Narti dan Aluna langsung menatap pria itu.

"Tapi–" Baru saja Aluna hendak menyanggah, Rosidin sudah lebih dulu memotong.

"Maaf, Non. Bapak izin ke kamar dulu." Pria itu lantas bangkit, kemudian berlalu begitu saja.

Aluna menghempaskan napas, dia bangkit dan duduk disamping wanita yang menunduk sedih. Aluna tau, Narti pasti sangat terpukul dengan masalah ini. Ibu mana yang tega berpisah bahkan tak berkomunikasi sedikit pun dengan anaknya? Bagaimana pun buruknya sikap sang anak, tetap saja hanya ibu yang sanggup memaafkan.

"Mbok, yang sabar, ya?" Aluna mengusap punggung wanita itu.

"InsyaAllah mbok selalu sabar, Non. Hanya saja ... kadang rasa rindu itu datang juga." Narti menunduk, meski sudah berusaha tegar, tetap saja perasaan tak bisa dibohongi.

"Luna paham apa yang sedang mbok rasakan. Luna juga seorang ibu, tapi kita juga tak bisa menyalahkan bapak. Mungkin sikapnya kali ini ada
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status