Share

Kecurigaan Arum

"Rum ...." Panggil Levin.

"Eh, sudah pulang. Mas."

Arum membawakan tas milik. Levin. "Terima kasih buat buketnya, Mas."

"O, buket. Buket apa?"

Arum terkejut dan sambil menunggu ucapan suaminya. mengamati wajah terkejut dengan dada berdebar-debar.

"Lah bukan kah, buket-buket itu dari mu, Mas?" tanya balik Arum.

"Coba sini, lihat."

Levin tersenyum. Lalu mengajak Arum duduk di kursi, lalu mengamati buket bunga itu.

"Enggak mungkin kan, dari Damar. Sayang."

Arum menautkan kedua pundaknya. "Entahlah...."

Arum semakin penasaran dibuatnya. Bagaimana apakah ini dari kakaknya Elang. Tapi rasanya tak mungkin karena Arum. Sangat percaya dengan sikap Elang yang begitu memegang teguh prinsip.

"Ternyata bener, kamu deket sama Elang atau mungkin Damar?"

"Kok gini, Mas?" Nada Arum bergetar pelan.

"Apa! Benar kan?"

Arum menghela napas. Arum benci saat ia menatap Arum dengan raut penuh dengan kecurigaan. "Astagfirullah ... kau menuduhku, Mas.'

"Ya, kenapa? Kamu sendiri, kan, yang selalu bilang, ak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status