Beberapa hari mencari informasi dan menyusun rencana agar bisa masuk ke dalam istana tanpa menimbulkan kecurigaan, akhirnya Zhang Yuan mendapatkan apa yang selama ini dia cari. Toko buah, sayur dan daging berkualitas menjadi target utamanya untuk memulai awal rencana.
Dia masuk ke dalam dan memperhatikan di seluruh pajangan barang dagangan yang mereka jual. Dengan mengandalkan penampilan lusuh dan sederhana seperti rakyat biasa dia berhasil menarik perhatian. Ditambah lagi beberapa jeruk dan buah lainnya yang dia makan semakin membuat seorang pelayan toko mengawasinya.
Setelah merasa kenyang, dia berjalan keluar dengan santai. Namun sang pelayan menghentikannya dan meminta dia membayar semua buah yang dimakannya. Zhang Yuan merogoh saku di bagian dalam lengan baju lalu mencari uang di seluruh tubuhnya, tapi sayang tidak ada yang bisa dia gunakan untuk membayar.
Melihat ekspresi Zhang Yua
Bukannya Zhang Yuan yang merasa panik dan harus pergi dari sana, tapi seseorang misterius itu yang terlebih dahulu menghilang dalam sekejab mata. Dugaan Zhang Yuan benar kalau di dalam istana ada pihak yang mungkin saja berselisih dengan Wei Hongli dan berusaha mencari kesalahannya. Zhang Yuan yang begitu penasaran dengan isi di dalam peti itu, masih meneruskan pengawasannya sampai kotak peti dimasukan ke dalam ruangan. Keesokan harinya di waktu yang sama, Zhang Yuan kembali lagi ke kediaman Wei Hongli untuk mencari kotak peti kiriman dari Dong Shuo. Tengah malam merupakan waktu yang tepat untuk melakukan aksinya. Begitu mendapatkan kesempatan, Zhang Yuan masuk ke dalam wilayah kediaman. Dia mengendap-ngendap menuju ke salah satu bangunan rumah yang berada di bagian belakang kediaman. Meski situasi di saat itu terasa aneh sebab sangat sunyi dan tak ada satu pun penjaga yang terliha
Setelah berhasil keluar dari dalam wilayah istana, Zhang Yuan akhirnya bisa bernapas lega, tapi bukan berarti sudah aman, melainkan masih ada masalah lain yang lebih besar lagi di depan mata. Tanda peringatan bahaya telah membuat seluruh kerajaan Wei berwaspada dan meningkatkan keamanan di tiap-tiap gerbang kota. Meski sekarang dia bisa menghindari kejaran para prajurit, tapi jalan untuk keluar dari gerbang kerajaan akan lebih sulit lagi. Merasa diburu membuat jiwa Zhang Yuan tertantang. Prajurit kerajaan dan keamanan kota telah bergabung untuk menemukan penyusup yang masuk di istana hingga memaksanya untuk melarikan diri di kedalaman hutan. Kegelapan hutan membantunya untuk beristirahat sejenak setelah berlari tak henti-henti dari kejaran para prajurit Wei. Napas yang tersengal-sengal diatur kembali sambil menyandarkan tubuhnya pada sebatang pohon besar. “Apa kau sudah lelah berla
“Yi Lang?” Zhang Yuan tak menyangka kalau bisa bertemu dengan seorang teman seperjuangan yang telah lama terpisah. Meski wajah dan penampilannya sudah banyak perubahan, tapi tetap saja Zhang Yuan masih mengingat orang pertama yang memberinya makan dengan serangga aneh bahkan menjahit lukanya dengan cara unik. “Zhang Yuan, oh tidak, seharusnya aku memanggilmu ... panglima Zhang Yuan. Lama tak berjumpa, panglima Zhang Yuan. Kupikir kau sudah melupakan aku.” “Tentu saja tidak.” “Kalau begitu, kau juga tidak melupakan apa yang aku katakan padamu waktu itu, ‘kan?” Yi Lang menarik pedangnya dan menghunuskan lurus ke depan, “pertarungan kita waktu itu belum selesai, Zhang Yuan. Aku ingin membunuhmu dengan tanganku sendiri!” Yi lang dengan cepat berlari menghampiri Zhang Yuan dan
“Aku akan mengantarmu melewati gerbang kerajaan.” Pertanyaan Zhang Yuan diacuhkan, dan hanya di jawab dengan pembahasan lain. Kereta yang membawa mereka berdua kini telah berada di depan pintu gerbang, dan dihadang oleh seorang prajurit pengawal. Meski pun Yi Lang menggunakan cara yang sama seperti menyingkirkan beberapa prajurit tadi, tapi kali ini tidak berpengaruh sebab ada pengawal pribadi Wei Hongli yang meminta izin agar dia bisa memeriksa keamanan di dalam kereta. “Pangeran ketujuh, tolong jangan mempersulitku. Aku hanya mengkhawatirkan keselamatanmu saja.” Perkataan pengawal pribadi Wei Hongli membuat Zhang Yuan terpaku menatap Yi Lang. Namun Yi Lang justru mengacuhkan identitasnya yang terbongkar dengan menyuruh Zhang Yuan masuk ke dalam ruang kosong yang ada di bawah tempat duduk. Begitu tirai pintu dibuka oleh pengawal Wei Hong
“Liu Bai, kenapa kau berdiri saja di depan pintu? Tidakkah kau lihat tabib istana sudah datang? Cepat minggir!” “Penasihat Dong Shuo, panglima Zhang masih dalam perawatan tabib militer. Dan tabib juga mengatakan agar tidak boleh mengizinkan siapa pun masuk sebelum dia keluar dari dalam.” Liu Bai meggunakan berbagai alasan untuk mengulur waktu, memberikan kesempatan bagi Zhang Yuan agar dia boleh sampai di dalam benteng. Alasan pertama dari Liu Bai diterima oleh Dong Shuo, mereka menunggu sesuai dengan apa yang dikatakan Liu Bai. Namun beberapa menit telah berlalu, Dong Shuo mulai curiga sebab tak ada suara apa pun di ruang kamar itu, dia memaksa untuk masuk sekarang tapi Liu Bai bersikeras tidak mengizinkan mereka mengganggu konsentrasi sang tabib. “Kenapa Liu Bai? Apa kau menyembunyikan sesuatu? Atau ada yang terjadi dengan panglima Zhang?” tutur Dong
“Tuan, panglima Zhang Yuan memang terkena racun dan sudah sembuh dengan ramuan yang diberikan tabib militer.” Mendengar penjelasan dari tabib istana, Dong Shuo terdiam menatap datar ke arah Zhang Yuan. Dia kemudian memasang wajah kebahagiaan akan kesembuhan Zhang Yuan, “karena panglima Zhang sudah sembuh, maka keberangkatan kita untuk kembali ke istana akan lebih cepat lagi.” Dong Shuo dan yang lainnya segera meninggalkan ruang kamar Zhang Yuan, sedangkan Liu Bai dan tabib militer masih tetap tinggal di dalam ruangan itu. Begitu mereka pergi, Zhang Yuan dan sang tabib baru melepaskan napas berat sambil mengatur pernapasan yang sejak tadi mereka atur agar tidak memancing kecurigaan Dong Shuo. “Tuan, syukurlah kau cepat sampai. Aku tadi sudah pasrah dengan keadaan, kupikir kau tidak bisa kembali tepat waktu—” “Sudah-
Hari ini mereka meninggalkan benteng Utara untuk kembali ke istana. Barisan para prajurit yang akan kembali juga telah berderet rapi, memanjang, dan memenuhi jalanan. Kali ini kepulangan mereka memang membawa kemenangan, tapi di hati Zhang Yuan justru menyayangkan para prajurit yang meninggal karena masalah pedang. “Penasihat Dong Shuo, panglima Zhang Yuan, hati-hati di jalan,” ucap jenderal Fang Jianming menjura dengan memegang kepalan tangan yang satunya di depan dada, diikuti oleh jenderal Li Qianqi yang ada di sampingnya. “Jenderal Fang, jenderal Li. Sampai bertemu lagi,” balas Zhang Yuan dengan memegang kepalan tangannya sendiri di depan lalu menundukan wajah sekali. Keduanya saling menatap dalam isyarat ketegasan mata, sebelum Zhang Yuan berbalik dan naik di atas kuda. Barisan prajurit juga segera berangkat mengikuti ketiga pemimpin yakni, Dong Shuo, Zhang Y
Mendengar pengakuan Zhang Yuan, para menteri dan pejabat istana yang ada di dalam ruangan saling berbisik, tak menyangka kalau hal sepenting ini disembunyikan oleh Zhang Yuan. Sedangkan Dong Shuo justru tersenyum puas karena telah mendapatkan kelemahan Zhang Yuan, rencana yang sudah dia aturkan sebelum bala bantuan berangkat dari istana mendapatkan hasil yang memuaskan seperti ini. Sebenarnya sejak awal dia telah merencanakan hal ini untuk menyelamatkan dirinya sendiri, dan memancing Zhang Yuan masuk dalam jebakannya. “Zhang Yuan, kau tahu apa hukuman yang harus diterima jika menyembunyikan masalah penting ini dariku?!” “Yang mulia, aku tahu salah, mohon yang mulia menghukumku setelah aku memberitahukan alasannya.” Zhang Yuan kembali melanjutkan cerita tentang kejadian di medan perang yang merugikan banyak prajurit. Pedang yang dipakai pr