Mendengar pengakuan Zhang Yuan, para menteri dan pejabat istana yang ada di dalam ruangan saling berbisik, tak menyangka kalau hal sepenting ini disembunyikan oleh Zhang Yuan.
Sedangkan Dong Shuo justru tersenyum puas karena telah mendapatkan kelemahan Zhang Yuan, rencana yang sudah dia aturkan sebelum bala bantuan berangkat dari istana mendapatkan hasil yang memuaskan seperti ini. Sebenarnya sejak awal dia telah merencanakan hal ini untuk menyelamatkan dirinya sendiri, dan memancing Zhang Yuan masuk dalam jebakannya.
“Zhang Yuan, kau tahu apa hukuman yang harus diterima jika menyembunyikan masalah penting ini dariku?!”
“Yang mulia, aku tahu salah, mohon yang mulia menghukumku setelah aku memberitahukan alasannya.” Zhang Yuan kembali melanjutkan cerita tentang kejadian di medan perang yang merugikan banyak prajurit.
Pedang yang dipakai pr
Pembicaraan mereka terhenti sebab kedatangan Qin Huang yang saat ini memasuki aula istana dan duduk di singgasana. Perjamuan kemenangan segera dibuka olehnya dengan bersulang untuk semua orang yang hadir. Bagi Zhang Yuan perjamuan ini merupakan langkah penting karena dia telah berhasil masuk ke dalam rencana Dong Shuo, di mana dia juga memiliki rencana tersembunyi lainnya. Semua orang yang hadir di aula istana mungkin akan berpikir kalau Dong Shuo dan Guan Zhong sedang berselisih, tapi bagi Zhang Yuan mereka berdua hanya sedang memainkan sandiwara, jadi tak masalah juga jika dia turut mengikuti permainan ini.*** “Tuan, menteri Guan Zhong ada di depan, dia meminta untuk bertemu denganmu. Apa harus diizinkan masuk?” tanya Xiao Gu berdiri sedikit jauh dari halaman luas, tempat di mana Zhang Yuan berlatih. Ayunan pedang yang bergerak bebas di uda
“Panglima Zhang, hanya dengan mengandalkan perkataanku tentu saja tidak bisa membuktikan kalau panglima Dong bersalah.” Guan Zhong melanjutkan pembicaraan dengan mengungkapkan kejahatan Dong Shuo yang lain tentang tuduhan pengkhianatan ayahnya hingga membuat dia dieksekusi. Penggelapan logam yang dilakukan Dong Shuo sudah diketahui oleh jenderal Zhang Jin, dan karena itulah Dong Shuo sengaja menjebaknya dan menimpakan semua kejahatan terhadap Zhang Jin. Mendengar hal ini Zhang Yuan menjadi geram meski pada awalnya dia sudah tahu perbuatan Dong Shuo. Hanya saja tak ingin membuat Guan Zhong mencurigainya. “Menteri Guan, kenapa kau begitu yakin aku tidak akan melaporkan hal ini pada kaisar? Menutupi kesalahan penasihat Dong sampai sekarang, apa kau pikir aku tidak akan membunuhmu terlebih dahulu?!” “Kita ada di perahu yang sama, pangli
“Sama sekali tidak tahu?! Kau bertindak sesukamu dan masih ingin meminta keringanan hukuman?!” bentak Qin Huang menghantam meja dengan gulungan laporan. “Yang mulia, mohon redakan amarahmu.” Zhang Yuan menyela saat Qin Huang hendak berucap, “menurutku—" “Kau berani menyela perkataanku dan berbicara untuknya?!” Melihat kegeraman di wajah Qin Huang, Zhang Yuang menundukkan wajah dan memberikan alasan hak berbicara yang pernah diberikan Qin Huang padanya. Semua orang memandang Zhang Yuan kesal sebab kelancangannya, tapi Qin Huang justru meredakan emosi kali ini sebab dekret lisan yang sudah dia berikan harus dijalankan. “Katakan apa yang ingin kau katakan, Zhang Yuan!” Mendapatkan izin dari Qin Huang, Zhang Yuan menggunakan kesempatan ini untuk mengemukakan pendapatnya tentang Gua
Beberapa kelompok prajurit di depan mata Zhang Yuan begitu bersemangat menggunakan alat perang mereka masing-masing untuk saling melawan. Seratus prajurit yang dulunya diremehkan kini telah berhasil membuat semua mata terbuka dan menatap bangga pada mereka. Setelah peperangan melawan pasukan Wei, tak menyangka kemampuan mereka telah meningkat seperti sekarang. Semua taktik gabungan dan kelompok alat perang telah dikuasai, dengan begini Zhang Yuan semakin tak ragu untuk menjalankan rencananya sebab mereka pasti telah siap untuk berhadapan dengan perang sesungguhnya. Melihat keseriusan mereka, sekali lagi Zhang Yuan ingin mencoba teknik penyerangan dan kuncian yang sudah dia ajarkan. Tombak yang berderet rapi di samping diambilnya, dan dengan cepat melompat ke atas tiang penghalang panggung lalu terbang ke arah tengah-tengah lapangan. Bunyi tombak yang menyentak tanah membuat semua prajuri
Liu Bai tak punya pilihan Lain, dia melompat dan terbang ke arena pertandingan. Sementara Zhang Yuan di atas sana memperhatikan bagaimana cara Liu Bai mengatasi lawannya yang bertubuh besar. Pertarungan dimulai, Liu Bai kalah di serangan pertama sang lawan. Tubuhnya yang kecil begitu mudah diangkat dan dijatuhkan begitu saja di atas panggung. Kali ini sudah terlihat kalau Liu Bai akan kalah, tapi beberapa saat kemudian dia berhasil menjatuhkan lawannya hingga keluar dari arena pertarungan. Zhang Yuan tersenyum kecil dari jauh, sejak tadi dia telah memperhatikan gerak-gerik Liu Bai yang mengalah untuk mendapatkan kelemahan lawan. Meski kemampuan bertarungnya tidak begitu hebat dalam pertempuran jarak dekat, tapi kepandaian dan strateginya tidak begitu buruk. Dari kejauhan Zhang Yuan melihat senyuman kemenangan Liu bai beriring dengan satu tangannya yang terangkat ke atas.&nb
“Liu Bai, saat aku tidak ada, kau harus menjaga saudara-saudara kita. Perintahkan mereka sesuai dengan yang baru saja aku beritahukan untuk melindungi kaisar.” “Apa maksudnya ini, panglima Zhang? Apa yang akan kau lakukan?” Zhang Yuan menarik napas panjang sebelum menceritakan semua rencananya kepada Liu Bai. Sejak kedekatan dia dengan Guan Zhong, setiap gerak-geriknya terasa sangat diawasi jadi mau tak mau harus menggunakan cara ini untuk menurunkan kewaspadaan Dong Shuo dan memancing dia agar menunjukan apa yang dia inginkan selama ini. Meski rencana yang Zhang Yuan susun mungkin bisa merugikan nama baiknya, tapi hanya itu cara terbaik agar Dong Shuo yakin kalau dia bukan lagi penghalang untuk mencapai tujuan. “Tidak bisa panglima Zhang, aku ikut denganmu! Atau gunakan saja cara lain,” bantah Liu Bai tak senang dengan rencan
“Putri Yinping adalah kesayangan kaisar Huan, dia tentu saja tak akan mencelakai putrinya sendiri, bukan? Apalagi jenderal Murong adalah kakak dari selir Chu—Ibu putri Yinping. Tentu saja mereka akan menyetujuinya,” lanjut Dong Shuo membuat manik hitam Zhang Yuan terpaku menatapnya. Awalnya Zhang Yuan sama sekali tidak terpengaruh dengan perkataan Dong Shuo sebab di kerajaan Huan sangat banyak putri-putri dari kaisar, tapi saat mendengar nama Yinping dia malah terkejut karena pendapat Dong Shuo jelas tertuju padanya. Seketika akal sehat Zhang Yuan ingin sekali membantah dan menolak solusi yang diberikan Dong Shuo, tapi hal itu justru akan menimbulkan kecurigaan lain. Paras cantik dan sikap unik dari putri Yinping muncul dalam benaknya. Sayang sekali gadis yang menginginkan kebebasan dalam kehidupan justru harus berkorban demi kerajaan dan terkurung dalam kemegahan istana. Ji
Di saat yang sama, Zhang Yuan telah menunggu di depan gerbang penjara kerajaan untuk mengawal Murong. Ini pertama kalinya mereka berdua bertemu lagi setelah pertarungan dahsyat itu. Pintu gerbang yang baru terbuka menampilkan sosok lelaki perkasa yang tak asing baginya. Meski penampilan Murong tidak sama seperti dulu, tapi aura dingin dalam ketenangan wajahnya masih bisa dirasakan. Kali ini Zhang Yuan menjemput Murong dengan kereta sesuai dengan perintah Qin Huang untuk memastikan kenyamanannya dan berjaga-jaga agar Murong tak lepas dari pengawasan Zhang Yuan. Hal itu terasa aneh, tapi hanya dengan begini baru bisa menunjukan ketulusan kerajaan Song untuk membentuk aliansi dengan kerajaan Huan. Meski pada awalnya bukan itu tujuan kedua kerajaan bersatu. Di dalam kereta, Zhang Yuan dan Murong duduk saling berhadapan. Namun bagi Murong dia masih tak nyaman karena kedua tangannya harus dibe