Liu Bai tak punya pilihan Lain, dia melompat dan terbang ke arena pertandingan. Sementara Zhang Yuan di atas sana memperhatikan bagaimana cara Liu Bai mengatasi lawannya yang bertubuh besar.
Pertarungan dimulai, Liu Bai kalah di serangan pertama sang lawan. Tubuhnya yang kecil begitu mudah diangkat dan dijatuhkan begitu saja di atas panggung. Kali ini sudah terlihat kalau Liu Bai akan kalah, tapi beberapa saat kemudian dia berhasil menjatuhkan lawannya hingga keluar dari arena pertarungan.
Zhang Yuan tersenyum kecil dari jauh, sejak tadi dia telah memperhatikan gerak-gerik Liu Bai yang mengalah untuk mendapatkan kelemahan lawan. Meski kemampuan bertarungnya tidak begitu hebat dalam pertempuran jarak dekat, tapi kepandaian dan strateginya tidak begitu buruk.
Dari kejauhan Zhang Yuan melihat senyuman kemenangan Liu bai beriring dengan satu tangannya yang terangkat ke atas.
&nb
“Liu Bai, saat aku tidak ada, kau harus menjaga saudara-saudara kita. Perintahkan mereka sesuai dengan yang baru saja aku beritahukan untuk melindungi kaisar.” “Apa maksudnya ini, panglima Zhang? Apa yang akan kau lakukan?” Zhang Yuan menarik napas panjang sebelum menceritakan semua rencananya kepada Liu Bai. Sejak kedekatan dia dengan Guan Zhong, setiap gerak-geriknya terasa sangat diawasi jadi mau tak mau harus menggunakan cara ini untuk menurunkan kewaspadaan Dong Shuo dan memancing dia agar menunjukan apa yang dia inginkan selama ini. Meski rencana yang Zhang Yuan susun mungkin bisa merugikan nama baiknya, tapi hanya itu cara terbaik agar Dong Shuo yakin kalau dia bukan lagi penghalang untuk mencapai tujuan. “Tidak bisa panglima Zhang, aku ikut denganmu! Atau gunakan saja cara lain,” bantah Liu Bai tak senang dengan rencan
“Putri Yinping adalah kesayangan kaisar Huan, dia tentu saja tak akan mencelakai putrinya sendiri, bukan? Apalagi jenderal Murong adalah kakak dari selir Chu—Ibu putri Yinping. Tentu saja mereka akan menyetujuinya,” lanjut Dong Shuo membuat manik hitam Zhang Yuan terpaku menatapnya. Awalnya Zhang Yuan sama sekali tidak terpengaruh dengan perkataan Dong Shuo sebab di kerajaan Huan sangat banyak putri-putri dari kaisar, tapi saat mendengar nama Yinping dia malah terkejut karena pendapat Dong Shuo jelas tertuju padanya. Seketika akal sehat Zhang Yuan ingin sekali membantah dan menolak solusi yang diberikan Dong Shuo, tapi hal itu justru akan menimbulkan kecurigaan lain. Paras cantik dan sikap unik dari putri Yinping muncul dalam benaknya. Sayang sekali gadis yang menginginkan kebebasan dalam kehidupan justru harus berkorban demi kerajaan dan terkurung dalam kemegahan istana. Ji
Di saat yang sama, Zhang Yuan telah menunggu di depan gerbang penjara kerajaan untuk mengawal Murong. Ini pertama kalinya mereka berdua bertemu lagi setelah pertarungan dahsyat itu. Pintu gerbang yang baru terbuka menampilkan sosok lelaki perkasa yang tak asing baginya. Meski penampilan Murong tidak sama seperti dulu, tapi aura dingin dalam ketenangan wajahnya masih bisa dirasakan. Kali ini Zhang Yuan menjemput Murong dengan kereta sesuai dengan perintah Qin Huang untuk memastikan kenyamanannya dan berjaga-jaga agar Murong tak lepas dari pengawasan Zhang Yuan. Hal itu terasa aneh, tapi hanya dengan begini baru bisa menunjukan ketulusan kerajaan Song untuk membentuk aliansi dengan kerajaan Huan. Meski pada awalnya bukan itu tujuan kedua kerajaan bersatu. Di dalam kereta, Zhang Yuan dan Murong duduk saling berhadapan. Namun bagi Murong dia masih tak nyaman karena kedua tangannya harus dibe
Di kejauhan sosok gadis berpakaian merah dengan tudung kepala yang menutupi wajah, keluar dari dalam kereta didampingi seorang pelayan wanita. Dia berjalan hingga sampai ke depan Huan Kang, dan berhenti di sana. “Putri Yinping ada di sini, kau tak perlu ragu lagi. Lepaskan jenderal Murong!” “Bagaimana aku bisa tahu kalau itu putri Yinping, sedangkan wajahnya saja tidak bisa kulihat,” balas Zhang Yuan tersenyum remeh. “Lancang! Apa kau pikir selir yang belum dilihat oleh kaisar kalian bisa semudah itu menunjukan wajahnya di depan umum?!” sela seorang pelayan dengan suara lantang. Perdebatan di antara mereka terbungkam saat wanita dibalik tudung merah berjalan ke tengah-tengah lapangan kosong tanpa keraguan di tiap langkahnya. Bahkan perintah Huan Kang yang melarangnya bertindak gegabah diabaikan begitu saja. Zhang Yuan masih tak mau
Sejak awal kecurigaan Zhang Yuan benar. Penjemputan dan pengawalan kali ini pasti akan mengalami masalah besar. Apalagi saat tahu kalau Dong Shuo memiliki mata-mata di dalam kerajaan Huan, pasti hal ini akan digunakan olehnya untuk menjatuhkan reputasi Zhang Yuan dan putri Yinping. Dalam pengejaran itu, Zhang Yuan berhasil melompat ke atas kereta dan bertarung dengan prajurit misterius. Kereta kuda yang tanpa kemudi berlari tak menentu, bahkan hampir terbalik sebab terantuk beberapa batuan kecil di jalan. Zhang Yuan akhirnya berhasil mengalahkan prajurit misterius itu hingga terjatuh, tapi beberapa prajurit misterius yang mengejar dari belakang melompat ke atas kereta dan bertarung lagi dengannya. Tali kekang yang dipegang Zhang Yuan tertarik ke arah lain hingga membuat kuda kehilangan kendali dan memilih berlari asal-asalan. Salah satu prajurit hendak masuk ke dalam kereta, tapi Zhang Y
“Cepat naik!” Zhang Yuan menoleh ke atas dan melihat tali rotan yang meluncur mendekatinya bersamaan dengan bayangan Yinping di tepi tebing. Dia masih terdiam dalam pikiran sendiri, sebab tak menyangka kalau Yinping akan kembali dan menolongnya meski sempat salah menilai dengan situasi yang terjadi saat penukaran dengan jenderal Murong. “Apa kau ingin menggelantung di bawah sana?” Suara Yinping kembali menyadarkan Zhang Yuan dari lamunannya, tali yang menggantung berhasil diraih dengan kedua tangan. Dia mendaki perlahan-lahan ke atas hingga akhirnya bisa sampai ke tepi teping. Dengan napas tersengal-sengal, dia memperhatikan lilitan tali rotan di pinggang Yinping. Cara yang digunakan benar-benar berisiko. Tak menyangka kekuatan seorang putri kerajaan ternyata bisa menahan beban berat seorang lelaki. “Jangan
Qin Huang menyetujui pendapat Dong Shuo, dia memerintahkan sekian banyak prajurit untuk menemukan Zhang Yuan dan Yinping meski dalam keadaan meninggal atau pun hidup-hidup. Seminggu telah berlalu tapi bayangan kedua orang yang dicari masih belum ditemukan. Hal ini juga telah menimbulkan rumor di seluruh kerajaan Song kalau panglima Zhang sengaja menyembunyikan selir Yinping karena perasaan pribadinya. Kerajaan Huan juga telah menuntut pertanggungjawaban Qin Huang, jika sampai sekarang mereka belum menemukan Yinping maka peperangan akan menjadi solusi terbaik. Bukan hanya prajurit kerajaan yang dikerahkan untuk mencari mereka berdua, tapi pengawal keamanan kota juga telah berpatroli di seluruh wilayah kota. Itu sebabnya Zhang Yuan dan Yinping terpaksa harus menyembunyikan identitas mereka dengan cara mengubah penampilan dan menutupi sebagian wajah. “Sepertinya rumor yang disebarkan
Seluruh ruangan menjadi riuh sebab kelancangan Zhang Yuan membantah perkataan Qin Huang. Namun suasana kembali menjadi hening saat kemunculan seseorang di dalam aula istana. Pandangan mata mereka tertuju pada sosok wanita yang berpakaian merah dengan tudung kepala berwarna merah menutupi wajahnya. Semua orang masih terdiam dan menebak dengan rasa penasaran akan siapa sebenarnya wanita yang begitu lancang memasuki aula istana dengan menggunakan pakaian pengantin. “Selir Yinping, menghadap Yang Mulia kaisar!” Seluruh aula istana menjadi gempar. Beberapa menteri dan pejabat istana menolak pengakuan wanita yang berdiri di tengah-tengah ruangan dan mengakui diri sebagai putri Yinping dari kerajaan Huan. Namun dalam sekejab, Yinping membuat semua mulut terbungkam. Dia mengeluarkan token identitasnya sebagai putri kerajaan Huan dan memperlihatkan ke semua orang termasuk Qin Huang. &n