“Jika dilihat orang lain kalau Tuan putri kerajaan Huan berada di dalam kamar seorang lelaki, takutnya akan sangat merugikan namamu.”
Perkataan Zhang Yuan membuat Yinping meninggalkannya. Meski dia menyukai Zhang Yuan, tapi dengan cara seperti itu akan mempengaruhi nama baiknya sebagai seorang putri, dan tentu saja hal ini sangat tidak baik bagi Zhang Yuan sebab kaisar pasti tidak akan membiarkan nama baik anaknya dirusak oleh pria asing.
***
“Kenapa hanya diam saja, apa kau takut makanan ini beracun?” tanya Huan Kang saat melihat Zhang Yuan hanya diam, memandang makanan di atas meja.
Perkataan Huan Kang benar, Zhang Yuan tentu saja harus berjaga-jaga jika sesuatu yang akan dimakannya sudah diracuni. Namun itu hanya kecemasan awal saja sebab dia tahu kalau Huan Kang tidak mungkin menaruh racun pada hidangan makanannya sendiri, apalagi hubungan dengan putri
Zhang Yuan kembali terdiam menatap Huan Kang tersenyum misterius padanya. Tidak tahu maksud dari perkataan itu ditujukan untuk peran Zhang Yuan yang berpura-pura sebagai Liu Bai atau sebagai panglima Zhang Yuan. “Apa pujianku telah menyinggungmu, Tuan Liu Bai?” lagi tanya Huan Kang saat melihat ekspresi Zhang Yuan yang berubah. Zhang Yuan kembali menuangkan arak ke dalam gelas mereka berdua sambil menjelaskan kalau seorang pengembara sepertinya tidak terbiasa dengan pujian. Dia mengangkat cangkir dan meneguk lagi sebagai ucapan terima kasih sebelum mengakhiri makan malam mereka berdua. Dan untuk tawaran Huan Kang yang memintanya bergabung bersama pasukan kerajaan Huan, ditolak dengan alasan yang sama. Sayang sekali saat hendak beranjak dari sana, Huan Kang menahannya dan sengaja membuat dia mabuk dengan beberapa kendi arak yang baru saja diletakkan di atas meja. Mungkin bagi
“Aaakkhh! Tuan, ini, ini menjijikkan!” Dari dalam kamar Zhang Yuan terdengar teriakan seorang gadis yang menjerit. Malam panjang itu berakhir dengan begitu saja, dan tak ada lagi suara yang terdengar dari dalam sana. Keesokan paginya Huan Kang datang menemui Zhang Yuan. Dia terlihat tak senang sebab semalam Zhang Yuan memperlakukan pelayan wanita utusannya dengan cara yang tak baik. Namun dalam hati ada sedikit kekaguman sebab lelaki yang disukai sang adik ternyata bermoral baik. “Bagaimana tidurmu semalam, apa kau menikmati pelayanan yang aku kirimkan, Tuan Liu Bai?” “Terima kasih atas kemurahan hati pangeran, aku sangat-sangat nyaman semalam.” Zhang Yuan tersenyum kecil mengingat bagaimana dia mempermalukan pelayan wanita suruhan Huan Kang. Semalam bukan tidak terjadi apa-apa, tapi Zhang Yuan benar-
“Tuan Liu Bai—” “Putri, panggil saja Liu Bai,” sela Zhang Yuan menunjukan pesona senyumannya yang sejak tadi tertahan karena kehadiran Huan Kang. Tak bisa dipungkiri kalau ketertarikannya terhadap Yinping sudah ada sejak pertama kali mereka bertemu desa. Meski awalnya Yinping sedikit canggung menyebut nama Liu Bai, tapi pembicaraan mereka ternyata lebih santai dari sebelumnya. Yinping membawa Zhang Yuan mengelilingi istana dan menunjukan semua tempat-tempat penting di dalam sana. Mendapatkan kesempatan langka, Zhang Yuan memperhatikan dengan baik tempat yang nantinya akan menjadi target perburuan di malam hari. Setiap belokan dan sudut istana dihafal agar mempermudah waktu pencarian. Ada pun pola penjagaan para pengawal kerajaan dan titik jaga mereka sudah di perhatikan Zhang Yuan sejak tadi. “Liu Bai, apa yang kau pikirkan?&r
Pintu ruang pustaka terbuka lebar, didobrak oleh Huan Kang. Dia masuk dengan senyuman licik diikuti beberapa pengawal yang telah menghunuskan pedang, mengelilingi Zhang Yuan dan Yinping. “Kakak? Ini….” “Yinping! Dasar gadis bodoh! Sampai kapan kau ditipu oleh lelaki ini. Kemari!” “Kak, aku bisa menjelaskan semuanya. Ini bukan kesalahan Tuan Liu Bai, aku yang mengajaknya kemari.” Huan Kang tersenyum remeh memandang Zhang Yuan, “Tuan Liu Bai? Apa aku harus memanggilmu Tuan Liu Bai juga, panglima Zhang Yuan?” Begitu mendengar perkataan Huan Kang, suasana menjadi tegang. Yinping membelalak, melihat Zhang Yuan yang berdiri di sampingnya. Sedangkan Zhang Yuan tetap tenang sebab dia sudah tahu akan ada situasi seperti ini. “Panglima Zhang Yu
Situasi kini berbalik menguntungkan bagi Zhang Yuan. Semua orang menjadi cemas sebab nyawa putri kesayangan kaisar terancam. Hal ini begitu cepat menyebar sampai ke telinga sang kaisar yang saat itu berada di dalam ruang bacanya. “Yang mulia, panglima Zhang Yuan dari kerajaan Song berada di dalam istana dan membuat kekacauan.” Mendengar hal itu, kaisar Huan meletakkan kembali buku yang ada di tangannya ke atas meja dengan santai, “Zhang Yuan? Hmm … anak bodoh itu pikir dengan keberaniannya bisa keluar hidup-hidup dari istanaku. Perintahkan pangeran Huan Kang untuk menangkapnya, dia akan menjadi tebusan yang sangat berharga untuk membebaskan jenderal Murong.” Perintah sang kaisar hanya didiamkan oleh seorang pengawal. “Apa kau tak mendengarkan perkataanku?” tanya kaisar Huan kesal dengan sikap sang pengawal. “Yang
“Putri, kenapa kau menolongku?” “Untuk pertukaran.” Sementara Zhang Yuan menatap bingung, Yinping menjelaskan apa maksud dari perkataan itu. Dengan bantuan kali ini, Yinping berharap Zhang Yuan tidak mendendam kakaknya lagi. Dia hanya memiliki seorang kakak yang benar-benar tulus memperlakukannya sebagai keluarga. “Heh! Bukankah kau masih memiliki kaisar yang sangat menyayangimu? Urusanku dengan Huan Kang jangan kau campuri, putri Yinping.” Sorot mata Yinping menjadi sendu. Dia kembali menjelaskan kalau ayahnya bukan menyayangi, tapi menjaga salah satu asetnya yang berharga. Di mata kaisar Yinping bukanlah anaknya melainkan alat untuk kejayaan kerajaan. Tahun itu, saat kerajaan Song akan menyerang kerajaan mereka di bawah pimpinan jenderal muda Zhang Fei, kaisar Huan mengirimkan upeti perdamaian dengan menawarkan pernikahan Yinping
Tengah malam di jalur perdagangan laut, Dong Shuo dan kepala pedagang Barat sedang mendiskusikan tentang transaksi besar mereka. Sesuai dengan kesepakatan, sang pedagang tidak akan mencampuri urusan Dong Shuo dan tidak peduli apa yang dilakukan olehnya. Sekian banyak peledak menjadi target transaksi terpenting bagi Dong Shuo. “Tuan Dong Shuo, dalam transaksi ini, aku tidak mau melibatkan diri dalam masalah kerajaan kalian. Selama kau menguntungkan bagi bisnisku, maka aku akan tetap bekerja sama denganmu. Tapi jika kau melibatkan aku juga dalam konflik kerajaan kalian, maka aku akan memutuskan perjanjian bisnis kita berdua.” Dong Shuo menatap datar seorang lelaki yang duduk berhadapan dengannya. Jika bukan karena lelaki itu masih berguna bagi Dong Shuo, maka tak mungkin ungkapan pengancaman itu bisa dia dengarkan. Hanya untuk mencapai keinginannya, Dong Shuo rela bersabar menerima keso
Liu Bai semakin bingung dengan sikap Zhang Yuan, “Tuan, apa kau yakin ingin membiarkan mereka? Ini adalah kesempatan kita untuk mengungkapkan kejahatannya.” “Liu Bai, coba kau pikir. Apa alasan mereka bertiga menolakku secara terang-terangan, dan hubungkan masalah ini dengan pengawasanmu pada malam hari itu.” Liu Bai terdiam sambil memainkan bola matanya ke kiri dan ke kanan, tapi semakin keras dia mencoba berpikir, semakin bingung dia menebak rencana dari Zhang Yuan. Tak ingin lagi menguras otaknya untuk memikirkan maksud dari Zhang Yuan, dia mengangguk cepat, berpura-pura mengerti dan mengikuti perintah Zhang Yuan. Setelah kepergian Liu Bai, Zhang Yuan segera mempersiapkan diri untuk menemui Dong Shuo. Rencananya kali ini hanya untuk memprovokasi Dong Shuo agar dia tahu kalau Zhang Yuan telah masuk ke dalam jebakannya. Pintu gerbang ked