Share

Tiga hari menjelang perang

Senopati Randu Aji berkata, “Tidak ada bedanya kau dengan sebuah sumpit, aku memakai panah. Sedang yang aku kejar berlari kencang sekali, yang kau kejar tidak.”

“Kau rasa menyumpit kelinci atau burung lebih mudah dari memanah seekor rusa yang punya kecepatan dalam berlari?"

"Aku rasa seperti itu, sesuai dugaanku." Tertawa lagi sang Senopati.

Perbincangan mereka pun terhenti kala mendengar jejak langkah di balik semak belukar yang ada di sebelah kanan posisi mereka.

"Sepertinya, itu jejak langkah seekor rusa atau babi hutan." Rangkuti memalingkan pandangannya ke arah semak belukar itu dan langsung mengarahkan busur panah ke tempat tersebut.

"Hati-hati ... jangan sampai meleset lagi!" Senopati Randu Aji mengingatkan.

"Tenang saja ... aku pasti bisa menancapkan dengan sempurna anak panahku ini!" ucap Rangkuti berkeyakinan tinggi.

“Sebaiknya kau turun. Kau tidak akan bisa memanah sambil naik kuda!" saran Senopati Randu Aji.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status