Ceklek
Pintu itu terbuka, kaki jenjang melangkah masuk seraya pemiliknya sedang mengancing kemeja hitamnya."Zargan, semuanya sudah siap?" tanya Azel pada tangan kanannya.Zargan yang tengah menyiapkan beberapa batu sihir perekam itu menoleh, "Ah anda datang tepat waktu Yang Mulia, semuanya sudah siap"Azel mengangguk, ia menyelesaikan kancingan bajunya dan mengambil posisi duduk di meja kerjanya. Tinggal menunggu waktu sampai Isandra kemari.'Isandra pasti tau harus melakukan apa' batinnya.Ya, tentu ia tahu mana Isandra yang asli dan palsu. Karena sebenarnya,Beberapa jam yang lalu,"Isandra, sebut namaku""Iya, Azel"Azel tersenyum miring, tentu yang sedang berada di depannya saat ini bukanlah yang asli. Isandra yang asli pasti akan memanggilnya Luke.Dan siapalagi yang akan melakukan hal sebodoh dan senekad ini kalau bukan Layla?Seberani apapun orang yang berniat jahatLayla roboh, Isandra menatap nanar bola hitam yang ia ambil dari dada Layla. Itu adalah emosi negatif, hal yang selama ini bersarang di hati Layla.KrakIsandra mengancurkan bola hitam itu menjadi butiran halus. "Jujur, aku kasihan padanya" ucap Isandra menatap Layla nanar.Azel pun melangkah maju meraih pinggul Isandra, ia turut menatap Layla namun dengan tatapan yang berbeda. "Tapi tidak ada kasihan untuk orang yang telah menipu raja, apalagi hampir menyelakaimu" ucap Azel.BughPukulan keras Isandra layangkan pada Azel, membuat raja muda itu pun terhuyung ke belakang karena tidak siap diserang."Sebaiknya kau memiliki penjelasan mengenai kejadian pagi tadi Damian.Azazel.Lucretius.De.Erebos" ucap Isandra. Hohoho kode merah, Isandra sudah menyebut nama lengkap Azel dengan raut gelapnya.Letty, Zargan dan Pipi pun langsung berjalan mengendap-endap hendak keluar dari sana dengan dua penjaga yang barusan dipanggil untuk me
Isandra bernafas lega, ia pikir ia bisa hidup dengan tenang sekarang. Menikah dengan Azel dan memiliki keluarga kecilnya sendiri.Tanpa sadar ia malah tersenyum sendiri, dan hal itu tidak luput dari pandangan Azel."Apa yang kau pikirkan Isandra? Tidak ingin membaginya denganku?" tanya Azel.Isandra mendongak, "Ah aku hanya memikirkan anak kita nanti akan terlihat sepertimu. Surai hitamnya, manik indah seperti permata ruby, dia akan berlarian dan memanggilku ibu. Hahaha, aku benar-benar berpikir terla-"Isandra terdiam saat melihat raut merona Azel yang membeku menatapnya. "Eum.. Luke? Kau baik-baik saja?" tanya Isandra menyadarkan lamunan Azel."Oh, ah iya aku baik haha" ucapnya tertawa canggung seraya menutupi wajah merona malu itu. Tidak ia sangka ia akan membicarakan keluarga dengan Isandra. Oh mimpi apa ia semalam?"A-apa ucapanku tadi menyinggungmu? Jika iya, maafkan aku" ucap Isandra memelas. Ia baru ingat bahwa
Keesokkan harinya,Siang yang terik, seluruh penduduk ibukota Erebos berkumpul di alun-alun untuk menyaksikan eksekusi mati salah satu petinggi kerajaan, Lord Nameer dan putrinya.Isandra, yang duduk di bawah teduhan payung berdampingan dengan Azel, melihat ke kanan ke kiri. Mencari keberadaan sahabat dekatnya."Luke" panggilnya pada Azel.Azel pun menoleh, "Ya?" "Eum mana Aleeyah? Aku tidak melihat keberadaannya sedari tadi, apa dia sedang ada urusan mendadak hingga tidak bisa hadir?" tanya Isandra.Aleeyah adalah putri dari salah satu lord, tidak mungkin gadis itu tidak hadir di acara penting ini.Azel terdiam, ia memalingkan wajahnya dari Isandra dengan ekspresi datar. Kemudian memberi kode pada prajurit di sebrang sana untuk memulai eksekusinya.Isandra menatap bingung Azel yang tidak menjawab pertanyaannya. Namun semuanya seolah mengejutkan bagi Isandra yang melihat Aleeyah, dengan tangan dan kak
Seminggu kemudian, "Kau menelannya?"Isandra mengangguk, "Mhm""Semuanya?" tanya Azel lagi."Iya, aaahhh" Isandra membuka mulutnya menunjukkan bahwa sudah tidak ada cairan apapun lagi di dalam sana."Bagus, tidak kusangka kau malah demam setelah malam tadi" ucap Azel seraya menutup botol obat itu dan meletakkannya di atas nakas.Ia mau saja memanggil tabib, tapi Isandra menolak. Isandra sedang tidak suka keramaian apalagi disentuh-sentuh. Entah kenapa ia sensitif sekali belakangan ini."Sekarang istirahat" ucap Azel seraya membaringkan Isandra dan menyelimutinya. Ia mencium singkat kening Isandra dan beranjak hendak pergi, urusan negara masih menumpuk dan tak mungkin ditelantarkan."Ah Luke kau mau kemana?" tanya Isandra dengan suara manjanya.Sekedar informasi, entah kenapa Isandra saat ini menjadi manja dan ingin selalu menempel dengan Azel. Ya, bukannya Azel keberatan, ia memiliki pekerjaa
Azel menatap panik Isandra yang meledakkan begitu besar mana naga dengan tidak terkendali. Jika sudah begini, hanya satu hal yang bisa mereka lakukan. Menunggu.Berharap jika Isandra dapat membujuk Flammedra untuk bekerja sama dan membiarkan Isandra mengambil alih kesadarannya."Isandra, kau pasti bisa"SRIINGGGGCahaya membutakan mata menggantikan mana yang Isandra keluarkan, Azel menutup matanya karena tidak sanggup akan cahaya yang Isandra keluarkan.Semua orang yang masih hidup disana langsung melihat sumber cahaya yang tiba-tiba muncul di atas langit."Ugh apa itu?" Evan yang sedang menarik gerobak berisi makanan kuda pun berhenti saat cahaya menyilaukan itu menyita perhatiannya."Evan!"Evan berbalik saat suara itu memanggilnya, Percy dan yang lainnya berlari ke arah Evan."Cahaya apa itu?" tanya Percy.Evan menunjuk ke atas langit, dimana cahaya tadi berasal berada."I
"AAARRRGGGHHHHH" Jerit Atlan mengerahkan seluruh kekuatannya, awan hitam di langit membentuk pusaran seraya Atlan mengangkat kedua tangannya.Sebuah lubang besar berwarna hitam muncul di atas langit, "Dengan ini, semua sihir di dunia akan menjadi milikku!" seru Atlan.Dengan cepat Isandra membentuk perisai untuk melindungi Azel dan keluarganya, jika tidak maka sihir di dalam tubuh mereka akan terhisap.FWOOOSSSHHIsandra melihatnya, mana sihir yang ada di sekitar kini tersedot habis ke dalam lubang itu, dan itu artinya Atlan akan semakin kuat karenanya.Hingga akhirnya lubang itu mengecil dan menghilang. Menyisakan Atlan, yang kini berwujud bagai bayangan hitam yang memenuhi tubuhnya. Kegelapan telah mencemari jiwanya."Dengan kekuatan sedahsyat itu, dia bahkan masih menginginkan mana nagamu" ucap Galen.Isandra hanya diam menatap tajam ke arah Atlan, perlahan ia membuka perisai pelindung itu. "Apa ya
Isandra pun menautkan kedua alisnya, "Kenapa? Ibu ikut saja denganku, kita bertemu ayah dan kakak. Ibu juga harus berkenalan dengan Luke" ucap Isandra.Lucy tersenyum sendu, "Sayang..." tangan lentik itu terangkat mengelus wajah yang merupakan duplikatnya itu. "Tempat ibu sudah bukan di dunia. Tapi disini..." ia menunjuk dada kiri Isandra, "...di hatimu, di hati ayah dan kakak-kakakmu, di hati kalian semua yang masih mengingat ibu" ucapnya.Isandra menunduk sendu, "Suatu saat kita akan bertemu lagi kan bu?" Lucy tersenyum manis, "Tentu saja sayang, kita semua akan bertemu dan bersama lagi. Ibu janji" ucapnya.Isandra pun ikut tersenyum, dan dengan cepat memeluk Lucy erat. Lucy membalas pelukan Isandra seraya berkas cahaya mulai menerangi tubuhnya. Membuatnya hilang bagai debu ditelan cahaya itu."Terima kasih, putriku" TesAir mata itu mengalir seraya sang empu membuka matanya. 'Ibu?' batinnya. "Isandra kenap
CeklekPintu besar itu terbuka, ruang gelap itu nampak diterangi seberkas cahaya saat kaki jenjang itu melangkah masuk.Galen, dengan sebuah lentera kecil di tangannya, masuk ke satu-satunya ruangan dimana lukisan Lucy berada."Hai Lucy, lama tidak berjumpa" ucap Galen menyapa, walau tentu saja tidak ada jawaban dari lukisan itu."Aku merindukanmu, kami semua merindukanmu. Tidak seharipun hati ini tidak menyebut namamu, berharap kau sudah tenang disana" lanjut Galen seraya mendaratkan bokongnya di lantai, duduk memeluk lututnya seraya menghadap lukisan besar mendiang sang istri."Hari ini... Isandra pulang ke Eleino, namun ia tidak sendirian. Ia datang bersama raja Erebos, dalam keadaan mengandung anaknya" ucap Galen menunduk dengan ekspresi rumit."Awalnya aku merasa gagal sebagai ayah karena tidak mampu menjaga putriku, dia hilang dan malah pulang dalam keadaan berbadan dua. Namun aku seolah tertampar saat dia mengatakan bahwa