Share

Duri yang Meluka

Yusuf mondar-mandir di ruang tamu dengan dipenuhi rasa khawatir. Lelaki itu mengutuk dirinya sendiri karena mengiyakan begitu saja saat Shafira menyuruhnya diam di rumah untuk menjaga sang bunda.

Berulang kali, Yusuf melihat arlogi di tangannya. Tiga jam sudah, semenjak pamit ke pasar, Shafira belum juga kembali ke rumah. Rasa cemas dan takut menyatu menjadi satu rasa yang sulit untuk dihilangkan dari hati dan pikirannya.

Yusuf menghampiri bundanya di kamar. Lelaki itu memastikan kalau segala sesuatu yang dibutuhkan bundanya sudah ada di sana.

"Kamu mau ke mana, Yusuf?" tanya Nita dengan suara parau.

"Sudah tiga jam Shafira ke pasar. Sampai sekarang belum juga kembali. Aku akan menjemputnya ke pasar. Apa Bunda ada sesuatu yang dibutuhkan? Biar Yusuf siapkan didekat Bunda sebelum berangkat!"

Nita menggeleng lemah. "Cepat jemput istrimu. Jangan sampai terjadi sesuatu padanya! Jangan pikirkan Bunda."

Yusuf langsung mengambil kunci mobil. Tanpa berpikir panjang lagi, lelaki itu langsung
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status