''Tangkap pria berjubah biru dan rubah itu!'' Gale tidak tahu bagaimana ia bisa terjebak di situasi ini. Awalnya, saat mendengar seruan dari pria berjubah hitam, ia berniat melarikan diri. Namun, mendengar rengekan kecil dari rubah berekor delapan itu, membuat Gale tak tega meninggalkannya. Dan sepertinya, makhluk itu mengerti jika Gale berniat menolongnya. Terbukti saat Gale mengangkat tubuhnya. Ia diam saja dan tidak menyerang seperti sebelumnya. Setelah bermenit-menit berlari menaiki tangga serta orang-orang berjubah hitam yang mengejar di belakangnya, Gale mulai menyesali keputusannya. ''Sial, kenapa juga aku ikut campur dengan sesuatu yang tidak ada hubungannya denganku. Dan juga, kenapa tangga ini rasanya semakin panjang?'' Gale menghentikan langkahnya, terengah-engah dan merasa kelelahan. Ternyata rubah yang kelihatannya kecil, bisa menjadi beban yang sangat berat. Derap kaki terdengar semakin dekat dari mereka. ''Hei!'' Gale menggoyangkan rubah yang bersembunyi di balik j
"Hearthsoul telah dihancurkan. Jika kita tidak segera mencari penggantinya, Federlin akan hancur."Konferensi diadakan. Ruangan tertutup tanpa sedikit pun cahaya yang masuk. Di tengah meja, sebuah bola dengan warna-warna beragam memancarkan cahaya ke segala arah."Yang Mulia, tindakan harus segera diambil!"Suara lain angkat bicara. Sisi meja kanan dan kiri dipenuhi dengan orang-orang yang tidak berwujud nyata."Tidak perlu terburu-buru. Masih banyak waktu tersisa."Yang disebut Yang Mulia membuka mulutnya. Dia adalah satu-satunya yang memiliki wujud nyata."Tapi Yang Mulia...." suara lain menyela."Daripada Hearthsoul, sesuatu yang lebih hebat akan menggantikan," dengan tenang sosok Yang Mulia menjawab. Suaranya bersih dan terdengar menyenangkan di telinga.Dia meloncat dari kursinya dan berdiri. Tangannya meraih bola warna-warni di tengah meja. Memutarnya perlahan hingga berubah warna menjadi biru dan hijau.Mereka yan
Musik jazz kasar diputar dengan begitu kerasnya hingga memekakkan telinga bagi siapa pun yang mendengar. Dari dinding kamar yang tipis, musik kasar memekakkan terus menembus ke dinding-dinding lainnya, menghantarkan rasa pening pada pendengarnya. Segera, satu-persatu penghuni ruangan keluar dengan umpatan-umpatan yang tenggelam dalam polusi suara.Berbeda dari lainnya, seorang pemuda yang hanya berjarak dua lapis tripleks dari sumber bunyi bising, tetap memejamkan mata seolah dia tidak bertelinga. Dadanya naik turun teratur yang menandakan jika ia masih mampu menghirup oksigen yang sama dari bumi.Keningnya mengernyit merasakan sesuatu yang gatal dan sakit menusuk kulitnya. Cukup dangkal untuk menimbulkan luka. Tangannya bergerak menepuk lengan yang terasa gatal. Merah pudar segera mewarnai lengannya, juga sedikit darahnya mengalir keluar dari perut mungil sang pengisap yang meletus akibat tepukan.Barulah setelah gangguan kecil tersebut, indra-in
Di sebuah ruangan luas dengan seluruh dinding dan lantai sepenuhnya terbuat dari kaca, sesosok manusia kecil tenggelam dalam kursi kebesarannya yang berada di tengah ruangan. Selainnya tidak terdapat apa pun di sekitar. Kosong dan sunyi. Tidak lama kemudian, sosok lain yang lebih besar dan tinggi muncul dari dinding kaca yang saat ini membentuk pusaran berwarna merah terang. Setelahnya, dinding kaca tersebut menutup sepenuhnya, kembali seperti semula menjadi dinding-dinding kaca di sebelahnya. "Yo, Caesar. Kau datang cukup terlambat," sapaan terdengar dari balik kursi besar yang menenggelamkan sosok kecil itu. "Ada banyak hal yang harus kuurus terlebih dahulu. Lagi pula Kau memanggilku secara tiba-tiba, Yang Mulia," sinis yang lebih besar. Dia berjalan mendekat dan berhenti di depan sosok kecil yang disebutnya Yang Mulia. Tawa penuh ejekan terdengar begitu ucapan pemuda yang disebut Caesar itu selesai. "Seolah-olah Kau memiliki banyak hal untuk diurus
Menjadi pustakawan adalah suatu keuntungan terbesar yang pernah Gale terima selama 19 tahun hidupnya. Sedari kecil, dirinya tidak pernah sekali pun menginjakkan kakinya pada jenjang pendidikan. Saat masih di panti asuhan pun, para suster sangat jarang mengajari dirinya dan anak-anak lain membaca, menulis, dan penghitungan dasar. Bagi Gale juga anak-anak lain yang terus bertumbuh, pelajaran seperti ini tidaklah cukup. Ada rasa keingintahuan besar akan pengetahuan-pengetahuan luas. Sayangnya, karena keterbatasan ekonomi, pikiran itu harus dikubur jauh-jauh dalam hati mereka.Jadi, ketika dirinya diterima sebagai pustakawan, rasa senang yang tak terhingga membuncah. Dia bahkan menganggapnya sebagai hadiah ulang tahun terbaik. Ditambah, pemilik perpustakaan tersebut adalah seorang nenek baik hati. Di saat waktunya luang, Gale diperbolehkan untuk membaca buku-buku di sana. Tentunya hal ini dimanfaatkan Gale dengan baik.Dia sering menyusuri rak-rak tinggi penuh dengan segal
"Para pengganggu?" Gael memiringkan kepalanya, bertanya dengan penasaran.Caesar menatapnya lama sebelum memalingkan wajahnya. Sedangkan Lui, menjawab tanpa mengubah rautnya, "orang-orang dari wilayah barat Federlin, Oorzecyria.""Apa Kau pernah mendengar Hearthsoul?" Lui tidak menjelaskan lebih lanjut, sebaliknya memberikan pertanyaan.Ingatan Gael berputar pada pertemuan pertamanya dengan Caesar. Jika tidak salah ingat, benda yang tidak sengaja ia hancurkan disebut Hearthsoul oleh Caesar."Hearthsoul adalah energi alam yang berkumpul menjadi energi spiritual besar untuk diserap oleh Monstrous Realm. Karenanya, Hearthsoul merupakan kekuatan pendukung besar bagi Monstrous Realm dalam mengatur dan melindungi Federlin."Sayangnya, karena kedatangan orang-orang dari Oorzecyria, segalanya menjadi kacau. Oorzecyria mencuri sumber daya Monstrous Realm. Hearthsoul perlahan lenyap karena alam tidak mampu lagi menghasilkan energi spiritual, yang mana membua
"Sudah sangat lama aku tidak pernah melihat Ervent," sosok itu masih terus berbicara dengan kata yang asing bagi Gale. Sedangkan Caesar, hanya menatap tak acuh pada tatapan Gale yang meminta pertolongan. "Bagaimana bisa ada Ervent di sini? Bukankah portal antar dimensi telah ditutup sejak lama?" Sosok itu mengitari Gale. Sesekali juga menyentuh bagian tubuhnya. "Dia adalah pengganti Hearthsoul yang Kau ramalkan. Lui memintaku menjemputnya kemarin," suara yang diharapkan terdengar. Caesar meliriknya sejenak sebelum kembali berkata, "kami ke sini untuk membeli beberapa barang." Akhirnya makhluk kerdil itu melepaskan Gale. Dia berbalik ke rumah mungilnya dan dengan suasana hati yang baik memberi isyarat pada dua tamunya agar mengikuti. Mereka berdua tidak masuk, hanya berdiri di depan pintu dengan dahi berkerut. Menyadari kesalahannya, Vryollin, nama makhluk kerdil itu, tertawa terbahak-bahak. Suaranya tercekik seperti tikus yang mencicit.
"Usiaku sudah 19 tahun. Bagaimana bisa aku masuk ke sekolah? Sudah terlalu tua untukku, bukan?" Bisik Gale cemberut. Dia berdiri dengan kesusahan karena beban di tangannya.Di depannya adalah gerbang besi raksasa saat Gale menyadari suatu hal yang ia lupakan. Caesar turun dari kereta kuda diikuti dirinya dengan bawaan penuh di tangan kanan kirinya. Kusir yang mengendarai kereta memastikan penumpangnya sudah turun dan segera pergi. Dia menarik tali kekangnya dan segera, kuda yang menjadi penariknya berlari cepat, mengeluarkan suara ketukan tak berirama. Kereta kuda itu semakin menjauh dan menghilang di antara pepohonan lebat.Jika sebelumnya Gale berpikir sekolah sihir, Scootharts akan berada di kota besar, pemikirannya meleset jauh. kenyataannya, Scootharts yang dimaksud berada di tengah hutan, dikelilingi oleh pohon-pohon rimbun. Tidak ada yang lain selain hijau dan hitamnya kegelapan. Akan jauh lebih baik jika berada di pinggiran kota. Setidaknya bukan hanya kesunyia