Rumah sakit sudah sepenuhnya ada di Mata Air Surga. Adam juga sering berkunjung kesana dan mengawasi jalannya kinerja Rumah Sakit tersebut.Rendra ternyata juga ketika liburan selalu datang ke Mata Air Surga dan bertemu dengan Adam. Mereka menjadi sahabat yang baik, Rendra belajar banyak dari Adam dan dia selalu mendapatkan ilmu dan pemahaman baru saat bertemu dengan Adam.Rendra yang setiap hari kerja begitu sibuk dan saat liburan dia datang untuk menenangkan diri di Mata Air Surga. Soal Diandra, Rendra dapat mengontrol dirinya dengan baik. Dia sudah percaya jika jodoh tidak akan lari kemana pun. Meskipun dia takjub dengan kecantikan Diandra. Tapi lebih dari itu semua, dia sedang menemukan Tuhan, maka semuanya akan menjadi takdir Tuhan.Perubahan sikap dan sifat Rendra menjadi jelas. Bahkan, keluarganya heran dengan perubahan Rendra yang drastis. Dia tak lagi marah-marah dan bahkan sangat menghormati orangtuanya.Kata Rendra, semua karyawannya menjadi kagum dengan perubahan Rendra.
Benar saja! Dua orang yang dilihat Adam sebelumnya memang salah satunya adalah lelaki yang pernah membuatnya kehilangan Naura dan membuatnya hancur berkeping-keping.Lelaki itu adalah Sandi. Sosok pria kaya yang saat itu sudah merebut Naura dari Adam. Namun, itu hanyalah masa lalu, dan masa lalu hanya untuk dikenang. Lelaki bernama Sandi itu hampir dikaruniai seorang anak dari pernikahan keduanya dengan Firla.Mereka memilih Rumah Sakit yang dekat dengan rumah mereka. Di proyek Mata Air Surga, mereka mendengar bahwa Rumah Sakit itu sangat besar dan didukung dnegan biaya yang sangat besar pula. Kawasan di ujung desa dan perbatasan itu menjadi proyek mega dengan banyaknya usaha yang berdiri di sekitar Danau Kenanga.Maka, Sandi pun segera membawa isteri keduanya itu untuk melakukan pemeriksaan pada bayi mereka. Mereka segera ke sana dan melihat bahwa Rumah Sakit itu memang memiliki pelayanan dan peralatan kesehatan yang lengkap.Sandi sangat bahagia dengan kehadiran buah hatinya sendiri
Diandra masih belum datang ke Mata Air Surga. Sepertinya, Adam merasakan kalau percakapan terakhir lalu melukai hati Diandra. Jika demikian, maka obat dari itu semua adalah waktu untuk berpikir.Benar, waktu akan membuat seseorang mampu merenungi sesuatu sehingga mereka akan mendapatkan pencerahan. Dan, Adam membiarkan beberapa waktu itu untuk Diandra memikirkan pembicaraan sebelumnya soal cinta dan sumpah.Sudah hampir dua minggu Diandra tidak terlihat di Mata Air Surga. Entahlah, mungkin ada urusan penting yang dilakukannya di rumahnya sana. Adam lebih fokus pada urusan di Mata Air Surga dan ingin menyelesaikan apa yang harus diselesaikan. Jika Diandra tak ada maka Adam juga menghandle semua hal yang menjadi tanggung jawab Diandra.Rumah Sakit dan Hotel, keduanya harus beres dan tidak ada kendala dan bahkan harus semakin maju.Kali ini, Adam setelah dari Rumah Sakit menuju hotel. Ya, itu adalah hotel yang dibawahi langsung oleh Diandra bagaimana pengelolaanya memang Adam tak pernah
Adam merasa bahwa pak Firman sangat tepat untuk menjadi salah satu rekan dari Hotel yang ada di Mata Air Surga. Makanan yang dibuatnya enak, sehingga Adam langsung terpikirkan dengan hal itu agar cita rasa pengunjung hotel saat maka dapat membuat mereka menjadi betah.Selain itu, rasa yang berbeda saat makan di hotel akan memberikan para pelanggan di hotel tersebut teringat dengan baik masakan disana. Mereka kemungkinan akan kembali lagi saat ada sesuatu kegiatan di luar kembali.”Jadi begini Pak, saya akan menawarkan kerjasama dengan Bapak,” aku mencoba bernegosiasi tenang agar pak Firman tidak merasa canggung dan kaget, ”Jika pak Firman mau, saya akan memesan banyak makanan pada Bapak setiap harinya.”Aku menjelaskan satu – persatu agar pak Firman mengerti. Soal hotel bagaimanapun juga kami butuh beberapa rumah makan sebagai pemasok makanan yang higienis untuk hotel. Oleh sebab itu, kami butuh rumah makan lebih dari satu untuk mendukung program hotel kami untuk menyediakan makanan
Adam langsung memarkir mobilnya di depan hotel. Dia bergegas keluar dan menuju hotel. Saat menuju ke ruang pengelola, dia kaget karena disana ada seorang wanita berkerudung yang sedang bicara dengan pengelola di ruang tamunya. Adam pun tersenyum, sudah lama tak melihatnya dan timbul rasa kangen dalam diri Adam begitu saja.Diandra! Dia sudah datang.Adam memperhatikannya dari luar jendela, Diandra tengah bicara dengan dua orang yang menjadi pengelola dan sekretarisnya. Disana, Diandra nampak menjelaskan dengan seksama dan sesekali memberikan arahan dan kata – kata.Adam mencoba mencermati wanita itu, entah apa yang terjadi pada hatinya. Dia tidak bisa bohong bahwa ada ketertarikan dalam dirinya untuk Diandra. Perasaan cinta atau perasaan ingin memiliki, Adam sendiri sudah lupa dengan perasaan – perasaannya. Namun yang jelas, ada rasa yang tertinggal dan bahagia ketika menatap wajah itu saja.Apakah dia kangen pada Diandra sehingga dia berhalusinasi untuk memiliki wanita itu? Sehingga
Tiga orang terlihat mengawasi sebuah kantor, mereka mengawasi sejak pagi siapa saja yang memasuki pabrik tersebut. Mereka mengawasi dari dalam mobil dan memarkirnya di tempat yang tepat untuk mengawasi pabrik tersebut.Mereka munggu seseorang yang tengah mereka incar. Mereka mendapatkan tugas khusus untuk mengawasi satu orang tersebut. Tugas mereka sangat jelas dan sudah terarah.Hingga, ada satu orang yang turun dari mobilnya. Itu adalah orang yang mereka cari dan tunggu. Lelaki yang mereka tunggu itu keluar dari mobil dan seolah melirik kesana dan kemari. Sepertinya, dia merasa tidak nyaman dengan segala hal di sekelilingnya. Lelaki itu masuk ke dalam kantor dimana pabrik yang diawasi tiga orang di dalam mobil.”Saatnya bergerak, sebelum orang itu lari lagi dan kita akan sulit menemuinya,” kata salah satu di antara mereka.Dua orang yang berada di dalam mobil itu pun mengangguk dan berkata untuk segera bergerak. Mreka bertiga pun keluar dari mobil itu dan bergegar menuju pabrik yang
Naura masih saja memandangi foto dirinya dan suaminya di dinding ruang tamunya. Pandangannya masih saja samar, apakah selama ini suaminya itu, Sandi memang mencintainya atau dirinya hanya seperti sebuah barang yang bisa dibelinya?Naura menekuri dirinya, tertunduk dan merangkul lututnya sendiri sambil menungkupkan kepalanya ke kedua lututnya. Bi Fatma datang dari dalam dan ikutan duduk di kursi ruang tamu itu, dia sudah biasa di rumah itu. Naura sudah dianggapnya sendiri sebagai puterinya.”Non Naura tidak apa – apa?”Naura mengangkat kepalanya dan memperhatikan bi Fatma. Dia tersenyum namun senyum itu mungkin terlihat kalau terpaksa. Bi Fatma pun tersenyum dan menyentuh tangan Naura dan membelainya.”Sabar Non.”Itulah nasehat dari bi Fatma, Naura juga menyadari ada satu kejanggalan. Beberapa hari yang lalu, datang beberapa orang ke rumahnya itu dan mendapati mereka melihat dan berkeliling sambil mengetuk pintu.Naura menemui mereka dan menanyakan maksud mereka. Mereka mencari suamin
Diandra lama berada di kota, dia belum kembali ke Mata Air Surga untuk waktu yang lama. Mungkin, dia sedang memikirkan soal perasaannya. Dia harus jujur pada dirinya dan menerima kenyataan hidupnya.Hidup hanyalah untuk menerima segela yang diberikan Allah swt. tidak ada kata lain selain itu. Jika sudah bisa menerima hidup dengan Ikhlas, maka itulah kebahagiaan sebenarnya.Urusan nanti, biarkan Allah yang menentukan. Manusia hanya cukup menjalaninya dengan baik dan berusaha sekuat mungkin. Diandra pun akhirnya kembali datang ke Mata Air Surga. Proyeknya belum selesai, mimpi untuk membentuk tempat yang bagus dan juga mega proyek.Diandra pun langsung menuju rumah Adam.Diandra bertamu di rumah Adam, seperti ajakan Adam. Adam sudah duluan di rumah dan membukakan pintu karena terdengar ada tamu wanita yang datang. Itu adalah suara Diandra.Adam membuka pintu dan Diandra datang bersama Jamilah yang selalu menemani Diandra sewaktu ke Mata Air Surga. Adam mempersilakan mereka masuk dan Adam