Share

30. Manusia Pilihan

Kedua mata Gunawan tak beranjak menerawang ke dalam gumpalan kabut. Kedua kakinya tak mungkin lagi melangkah lebih jauh. Kabut pekat di depannya kini telah benar-benar memangkas jarak pandang.

“Apa benar semua kabut ini ada akibat benturan kekuatan dua pendiri kerajaan?” gumam Gunawan dengan mata berbinar. Ada rasa takut bercampur kagum.

“Tak kusangka, akan sedahsyat ini kekuatan mereka,” berdiri di sebelah Gunawan, Paramarta ikut bergumam, sama takjubnya.

“Kita tak lagi punya banyak waktu,” kata Darangga. “Kita harus mencoba melewati jembatan ini.” Ia menarik napas panjang. Kedua kakinya lalu bergerak. Melangkah masuk ke dalam gumpalan kabut.

“Bagaimana, Tuan?”

“Jangan tanya aku, Budak!”

“Kau dulu, Adikku,” kata Gunawan kepada Paramarta. “Aku akan berada tepat di belakangmu.”

Sontak, Paramarta mengerling ke arah samping.

“Suda

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status