Share

53. Embusan Napas Terakhir

Sehelai kain kotor kembali dimasukkan ke dalam kuali kecil berisikan air. Kain polos yang sejatinya berwarna putih resik itu kini telah berubah warna. Menjadi merah. Pekat. Bercampur darah.

Bersebelahan dengan kuali kecil berisikan beberapa helai kain kotor, tergeletak seonggok tubuh manusia berperawakan tinggi besar. Bibir manusia itu tampak membiru. Wajahnya pucat pasi. Pergerakan napasnya terlihat samar-samar.

“Lelaki ini sudah tak mungkin lagi terselamatkan.” Seorang perempuan separuh baya bangkit berdiri. Di sebelahnya, seorang pria bertubuh bungkuk menghela napas. Begitu jelas, ada rona kesedihan terpancar dari air mukanya.

“Kalau begitu, kita tunggu sampai dia mengembuskan napas terakhir,” ucap pria bertubuh bungkuk, lirih.

Orang-orang yang berdiri di sekitar tubuh lelaki berperawakan tinggi besar itu memandang dengan penuh rasa iba. Walau bukan bagian dari mereka, namun menyaksikan proses kematian secara langsung selalu men

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status