Share

26. Untai Doa

PRAAAK!

PRAAANG!

Wajan jatuh, gagangnya menyenggol teko kaca dan pecah begitu saja.

"WAAAH! Maaf, Nana! Aku kepanasan, jadi wajannya kelepas aja gitu," kata Dea sesantuy itu. Matanya masih melotot besar ke arah pecahan beling di dekat kaki, juga cecaran makaroni telor balado hasil praktiknya bersama Nana Banana.

Sangat disayangkan sekali malah tumpah. Padahal saat Nana koreksi rasa dan memeriksa tingkat kematangannya, sudah jauh lebih baik dari pada masakan Dea yang tadi. Beberapa kali gagal, bahkan tak jarang menjadi hitam legam akibat gosong total.

Haduh ....

Nana tepuk jidat. Makanan yang baginya adalah harta karun berharga itu ikut tumpah gara-gara si manja. Sudah berapa kali itu, bahkan ia belum sempat menghitung kelalaian Dea Posa di dapur ini. Meleng sedikit saja hancur.

"Na, Nana Sayang ... jangan marah, ya, pliiiis." Dea merengek kali ini, meminta dimaafkan. Melihat wajah Nana yang sudah merah merona akibat kesal, membuat Dea sedikit takut.

Saat ini Nana sedang memegang sendo
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status