JANGAN BERMIMPI, MAS!-POV AUTHOR-Rio terdiam bingung, entah apa yang sebenarnya terjadi dengan Sifa mengapa sekarang Sifa malah tertawa dengan jawabannya. Sifa menangis tetapi tertawa juga apa maksud dari istrinya itu. Mengapa dia bisa melakukan keduanya di saat yang bersamaan.“Mas Rio heran ya mengapa Sifa tertawa?” Tanya Sifa.Rio mengangguk perlahan. Jujur saja sekarang ini Rio takut jika Sifa kenapa-kenapa. Ingat jika mereka masih memiliki anak kecil. Apalagi kalau memang benar Sifa sampai depresi alasan apa yang akan ia katakan kepada keluarga Sifa. Dia juga tak tahu bagaimana menjelaskan ini semua kepada Abah dan uminya. “Itu karena Mas lucu sekali! Mengapa Mas dengan dangkalnya menjawab yang penting bisa memberikan nafkah terhadap adik madu dan diriku? Tidak semudah itu Mas Rio sayang. Artikanlah ayat ini secara luas, jangan sempit dan mempersempit artiannya untuk membenarkan alasanmu berpoligami. Memang benar sekarang Mas Rio memiliki penghasilan yang tinggi, bisa menafkah
DATANG DAN PERGI SESUKA HATI!-POV AUTHOR-"Ya Allah akankah aku terus menjalani dan bertahan dengan semua suratan serta takdir hidup mereka yang sangat pahit? Bagaimana jika suamiku tetap memilih selir kesayangannya?" Kata Sifa dalam hati. Tubuh Sifa luruh bersama dengan air matanya yang mulai berjatuhan, dia menyandar pada tembok sambil memeluk bingkai foto itu.“Allah apa yang harus aku lakukan?” teriak Sifa di tengah tangisnyaSifa mendekap foto pernikahan itu dengan menangis dan air mata yang berderai. Rio mendengar teriakan Sifa. Dia berdiri beranjak bangun dari kursi ruang makan lalu berjalan menuju kamar Farhat putranya. Tidur dalam kamar mereka membuatnya semakin sesak di hati. Karena menghadapi kenyataan bahwa suaminya tak mencintai dirinya lagi dan berniat poligami.Rio mematung di depan pintu, ingin rasanya masuk dan menenangkan Sifa tapi entahlah hatinya tak ingin melakukan hal itu. Rio beranjak pergi ke kamarnya mengambil air wudhu dan sholat m
CATATAN HATI ISTRI TERZALIMI!-POV AUTHOR-"Jika memang suatu saat aku tak menjadi istrimu lagi, biar buku ini yang menjadi saksi betapa aku pernah memperjuangkan rumah tangga ini," gumam Sifa dalam hati.Bagaimana kesabarannya sebagai seorang istri di uji, bagaimana dia harus mempertahankan biduk rumah tangga saat kapal bahteranya mulai kehilangan nahkoda. Pahit kecilnya perjuangan seorang istri untuk menyadarkan suami yang telah melenceng jauh dari jalan takdir rumah tangga yang sakinah mawadah dan warohmah. Entah bagaimana nanti ending hasil akhirnya. Hanya Allah yang tahu dan buku harian usang ini saksinya betapa Sifa sudah berjuang bertahan selama dan sejauh ini. Ponorogo,Hari ini terjadi juga Mas,Hari yang sebenarnya sudah aku duga sebelumnya ternyata hatiku masih belum kuat menerimanya Mas.Kau meminta izin untuk mendua, dengan mengambil ibarat memiliki dua baju sekaligu. Yang baru dan lama.Wanita siapa dan mana sebenarnya yang mampu membu
MENGAMBIL MELATI AGAR KETULARAN NIKAH?-POV AUTHOR-Setelah salat Rio kembali teringat tentang ucapan Sifa dalam mimpinya. Perkataan itu terus berulang-ulang seperti rekaman voice pesan di kepala Rio. Rio menghela nafasnya panjang, tanpa disadari ucapan Sifa itu merasuki alam bawah sadarnya. Menghantui dirinya sampai ke alam mimpi. Teringat jelas saat itu Sifa berkata."Ceraikan aku, Mas! Jika kau terus bersama wanita itu," ucap Sifa.Ucapan itu yang selalu terbayang dalam ingatan Rio. Dia segera menepisnya. Kemudian Rio berjalan ke luar kamar. Nampak rumah sudah di buka gorden sudah di ibak. Tanda bahwa Sifa juga sudah bangun."Kenapa dia tak membangunkanku ya?" batin Rio dalam hati.***Hari ini rencananya Aam dan istrinya akan menjenguk Sifa, istri dari koleganya Rio. Aam baru saja mendengar berita tentang kabar bahwa Istri Rio mendapatkan musibah keguguran. Dia baru sempat untuk datang berkunjung karena kemarin- kemarin dia sedang melakukan taaruf dan
TERPERGOK?-POV AUTHOR-"Kenapa Kau tampak panik sampai ter batuk-batuk begitu, Mas? Kau takut akan kehilanganku kan tetapi kau juga tak bisa tegas pada istrimu," batin gendis dalam hati."Hati- hati, Mas! Keslalapen atau tersedak loh," seloroh Gendhis yang hanya di balas lirikan oleh Rio.“Duduk sini, Mbak Gendhis,” kata Rio sambil mempersilahkan Gendis duduk di sebelahnya.Alih- alih duduk di samping Rio justru Gendhis tak mengindahkan tawarannya, dia memilih duduk di samping istri Mas Aam. Dia sangat malas untuk duduk di dekat lelaki yang dicintainya itu bukan karena apa-apa menurut Gendis tak elok jika dia duduk di sampingnya. Mengingat terkadang Rio tak bisa menjaga tingkahnya sendiri dia takut jika banyak orang yang tahu hubungan mereka.“Oh saya sini saja, Pak! Mau kenalan sama istrinya Mas Aam! Hay Mbak, kenalkan Gendhis! Maaf ya kalau suaranya keras! Emang dari lahir begini,” ucap Gendhis sambil mengulurkan tangannya berjabat tangan. Tanpa memperdulikan Rio lagi yang sedang m
DIOR!-POV AUTHOR-“Mbak Sifa boleh saya menumpang ke kamar mandi belakang?” tanya Gendhis sesaat setelah melihat hp-nya.“Oh ya silahkan Mbak, yang di belakang rumah itu ya? Ndak papa kan sendirian?” tanya Sifa karena dia tak mungkin mengantarkan Gendis ke sana. Mengingat ada nada yang sendiri di kamar itu. Pikir Sifa karena Gendis sudah pernah ke sini dia jauh lebih nyaman berada di rumah ini sendiri daripada Nanda yang baru pertama kali berkunjung.“Aman kok, Mbak. Dingin kena AC jadi beser deh. Hehehe! Saya titip tas dulu ya, Mbak” kata Gendhis meninggalkan Nanda dan Sifa di kamar Farhat. Dia segera berlalu dari kamar karena sudah tak tahan.Saat ke luar kamar otomatis Gendhis melewati ruang tamu. Gendis menarik nafasnya dalam-dalam karena sebenarnya dia tak ingin bertemu lagi dengan Rio dalam posisi seperti ini. Bukannya apa-apa Gendhis sangat tahu sekali jika Rio ini memiliki sifat yang sangat nekat. Apapun keinginannya harus terpenuhi. Dan Gendis takut jika dia mengikutinya apa
KEPINGAN PUZZLE!-POV AUTHOR-Gendhis melewati Sifa yang masih berdiri mematung melihat dengan mata kepalanya sendiri bahwa Rio memang memegang tangan Gendhis dengan sengaja. Bahkan Rio dengan sengaja menghalangi jalan Gendhis. Saat melewati depan Sifa aroma parfum Dea tercium oleh Sifa meskipun dia menggunakan cadar. Deg, dada Sifa berdesir. Berdetak lebih kencang dari pada biasanya, aroma parfum ini.“Dior... Parfum ini...” gumam Sifa.Parfum Dior yang memiliki bau sama dengan Rio suaminya saat pulang telat. Parfum ini jarang sekali di gunakan orang umum dan bukanlah parfum murahan yang bisa di beli di swalayan atau pusat perbelanjaan biasa. Seingat Sifa hanya baru Rio dan Gendhis yang pernah dia cium menggunakan parfum yang sama. Sifa terdiam, ingatannya kembali ke beberapa bulan lalu saat dia menemukan rambut pirang panjang di jok mobil suaminya."Rambut wanita berwarna pirang dan panjang, apakah itu mungkin? Apakah benar- benar Gendhis wanita simpanan suaminya?" batin Sifa mencob
SATU LAGI KEPINGAN PUZZLE!-POV AUTHOR-“Iya lo, Gendhis! Gendhis kan dulu pernah berkata kan jika memiliki kekasih tetapi beda agama, kalau ndak salah waktu Gendhis pertama kali berkunjung ke sini. Apakah sudah putus, Gendhis?” tanya Sifa penasaran dengan jawaban Gendhis.Gendhis mengerti kemana arah pembicaraan Sifa. "Apakah mungkin sebenarnya Sifa sedang mencari kebenaran atau jawaban dariku? Apakah sebenarnya Sifa sudah mengetahui hubungannya dengan Mas Rio?" batin Gendhis dalam hati.Gendhis hanya tersenyum tak menjawab pertanyaan itu langsung. Alih- alih menjawabnya Gendhis malah memilih meminum air putih dingin untuk menenagkan hati dan pikirannya sebelum menjawab pertanyaan maut dari Sifa. Dia harus pintar- pintar merangkai kata karena salah sedikit saja maka bisa mengubah semuanya. Sifa mengambil buah anggur hitam yang di suguhkan oleh Sifa.“Tak semua orang seberuntung kalian, Mbak Nanda dan Mbak Sifa! Banyak wanita yang kelihatannya sukses dari segi fi