SATU LAGI KEPINGAN PUZZLE!-POV AUTHOR-“Iya lo, Gendhis! Gendhis kan dulu pernah berkata kan jika memiliki kekasih tetapi beda agama, kalau ndak salah waktu Gendhis pertama kali berkunjung ke sini. Apakah sudah putus, Gendhis?” tanya Sifa penasaran dengan jawaban Gendhis.Gendhis mengerti kemana arah pembicaraan Sifa. "Apakah mungkin sebenarnya Sifa sedang mencari kebenaran atau jawaban dariku? Apakah sebenarnya Sifa sudah mengetahui hubungannya dengan Mas Rio?" batin Gendhis dalam hati.Gendhis hanya tersenyum tak menjawab pertanyaan itu langsung. Alih- alih menjawabnya Gendhis malah memilih meminum air putih dingin untuk menenagkan hati dan pikirannya sebelum menjawab pertanyaan maut dari Sifa. Dia harus pintar- pintar merangkai kata karena salah sedikit saja maka bisa mengubah semuanya. Sifa mengambil buah anggur hitam yang di suguhkan oleh Sifa.“Tak semua orang seberuntung kalian, Mbak Nanda dan Mbak Sifa! Banyak wanita yang kelihatannya sukses dari segi fi
USAPAN LEMBUT DI KEPALA GENDIS!-POV AUTHOR-“Emmm... saya pamit pulang dulu ya Mbak. Ada beberapa kerjaan yang hasus saya selesaikan” Kata Gendhis pamit. Sejujurnya Gendis merasa sudah tidak nyaman berada di sana. Dia takut semakin lama di sana maka kedoknya akan terbongkar lebih baik dia pergi saja. Main aman dan cantik di belakangnya.“Loh kenapa ndak menunggu jam makan siang Mbak, kita bisa makan siang bersama” ujar Sifa mengenyitkan keningnya dengan heran karena Gendis terlihat sangat tergesa-gesa.“Kapan- kapan deh Mbak, janji. Lagi diet nih berat badan dah 58 kg,” Seloroh Gendhis menolak ajakan makan siang bersama.“Halah saya malah 98 Kg, Mbak. Mau diet Nih nanti sama Mas Aam. Hehehe,” kata Nanda.“Mari saya permisi dulu ya...” ujar Gendis berpamitan kepada semua yang ada di ruangan kamar milik Farhat.“Mbak ada alaamat sosial media kah? Atau kita bertukar nomer HP saja” kata Nanda berinisiatif untuk bertanya mengingat Dia sangat aktif sekali di s
MULAI BERMAIN SOSIAL MEDIA!-POV AUTHOR-Rio berjalan ke arah Sifa dan merangkulnya. Dia berusaha bersikap romantis kepada istrinya itu walaupun terpaksa. Karena dia tak ingin sifa curiga dan tahu apalagi sekarang di rumahnya sedang ada tamu tak mungkin dia bertengkar dengan istrinya itu. Cap sebagai seorang ustaz muda dan rumah tangga yang harmonis tetap ingin Rio pertahankan meskipun kenyataannya sangat berbeda.“Sudah Dek, Mas tak ingin kita berdebat untuk hal- hal sepele! Jangan berpikiran yang tidak tidak jangan turuti emosimu, Kau hanya salah lihat! Ingat Dek, emosimu masih sangat labil pasca operasi kemarin! Jika kau terus-terusan berpikiran buruk nanti tensimu akan naik, Mas tak ingin kau kenapa- kenapa,” ucap Rio sambil mengelus kepala istrinya,Sifa hanya mampu menganggukkan kepalanya sambil mencoba berpikir dan menelaah apa yang sebenarnya terjadi antara Rio dan Gendis. Mereka kembali ke ruang tamu, Rio duduk bersama Aam untuk membahas beberapa proyek mere
ILMU COCOKLOGI-POV AUTHOR-“Mbak nih udah di download. Mau pakek akun asli atau fake account?” tanya Nanda.“Hah? Apa itu Mbak?” tanya Sifa bengong dan terheran-heran karena baru pertama kali mendengar istilahnya.“Itu lo mau pakek nama Mbak Sifa sendiri sebagai pemilik sosial media atau nama samaran. Nih seperti ku Mbak, mulai nama dan foto- fotonya aku hanya memakai gambar pemandangan dan rangkaian kata- kata, selain menjaga ain ini juga lebih baik. Jadi tidak sembarang orang bisa tahu tentang aktifitas kita,” kata Nanda menjelaskan sabar melihat ekspresi Sifa yang kebingungan. Sifa tidak pernah berbohong selama ini yang mengatakan bahwa dirinya tidak bermain sosial media,“Oh sama seperti ini saja, Mbak,” kata sifat sambil menunjukkan sebuah fake account. Dia memilih itu agar lebih mudahNanda dengan telaten mulai mengajari Sifa menggunakan sosial media, agar Nanda tak curiga Sifa hanya meminta mengajarinya hal- hal dasar saja. Sama sekali tak menyinggung
IBU MERTUA SOLUSINYA LAGI!-POV AUTHOR-“Hallo, assalamualaikum!" sapa Sifa sesaat setelah telpon itu tersambung.“Waalaikumsalam, Nduk! Ada apa? Apa kau sakit lagi?” tanya suara di sebrang yang terdengar sedikit khawatir karena menantunya menelpon. Sangat jarang sekali Sifa menelpon kedua orang tua Rio jika memang tidak ada keperluan yang sangat penting. Apalagi setelah mendengar nasehat suaminya yang tak usah lagi untuk turut campur rumah tangga anaknya. Membuat Purwati juga menjaga jarak.“Mboten (tidak) Buk, lagi nopo njenengan (sedang apa kamu)? Repot mboten?” Sifa bertanya balik pada Ibu mertuanya yang sedang di telpon. Ingin langsung dia mengatakan semua kepada mertuanya tetapi rasanya tidak ilok juga dia sedikit berbasa-basi sebelum mencurahkan isi hati.“Ndak, Nduk! Ini lagi buat gorengan untuk Bapakmu. Kenapa Nduk? Kau ada masalah?” tanya Ibu Rio. Tentulah jika menantunya itu menelpon ada masalah atau hal penting yang ingin diucapkan. Mengingat Purwati
WARNING 21++ PERADUAN DI ATAS SOFA-POV AUTHOR-"Pulanglah, aku lelah!" usir Gendhis kepada Rio yang terus menciumnya.Rio seakan tak peduli dengan ucapan gadis itu. Iya terus memeluknya dengan erat, aroma sabun tercium di hidung Rio. Tubuh Gendhis bergetar hebat karena mendapatkan rangsangan seperti itu. Memang dia sudah lama tidak melakukannya dengan Rio, sehingga dia sangat sensitif sekali.“Ahhhh.... Jangan begitu Mas,” ucapnya sambil berusaha melepaskan pelukan Rio.Rio seakan tak menghiraukan semua ucapan gadis itu, dia semakin menjilati inci demi inci tengkuk belakang Gendhis. Mulai meremas, mencium, dengan semua ketrampilan tangan dan gerak bibir yang dia miliki. Ingin sekali rasanya menolak namun badannya tak bisa lagi diajak kompromi. Tubuh Gendis seolah mengamini apa yang diperbuat oleh Rio. Membiarkan lelaki itu menikmati setiap jengkal tubuhnya.“Masss.... Ahhhh....” hanya suara desahan yang mampu keluar dari mulut Gendhis, dia mulai kehilangan k
MERAYU CALON MERTUA!-POV AUTHOR-"Jika memang begitu mengapa kau tak menceraikan istrimu sekarang juga? Katamu hanya aku yang di hatimu dan aku tempatmu kembali? Lalu untuk apa kau mempertahankan istrimu, Mas? menurutku itu hanya membuang waktumu saja! bukankah lebih baik itu kau tinggalkan dan memulai lembaran baru dengan hidup denganku?" ucap dengan mata sayu dan tatapan yang nanar. meminta permintaan itu langsung kepada Rio.Rio hanya terdiam tak bisa menanggapi ucapan gadis di bawahnya. Bukannya tak ingin menceraikan sifa tetapi dia memiliki banyak pertimbangan lain. Melihat Rio yang terus diam tak menanggapi ucapannya Gendis pun menyadari suatu hal lagi. Lelaki di depannya ini memanglah tidak bisa tegas dan memilih suatu keputusan. Itu akan merugikan untuk diri sendiri. Tapi bagaimanapun juga dia masih membutuhkan uang dari Rio. Untuk menyelesaikan pembangunan kos kali ini."Menyingkir lah, Mas aku akan mandi dulu," perintah Gendis.Rio bangkit, mengulurkan
SHOLATNYA SEORANG PEZINA!-POV AUTHOR-Rio cukup terkejut dan terhenyak mendengar pernyataa Gendhis. Tak menyangkan jika Gendhis cukup respek dengan keadaan ibunya. Rio kira Gendhis tak akan peduli dan acuh dengan masalah seperti ini. Rio mengecup bibir Gendhis gemas."Ah, kau sangat menggemaskan jika seperti ini! Mau Mas bantu?" Kata Rio yang menyetujui usul Gendis tak ada salahnya mendekatkan diri calon madunya itu kepada orang tuanya.Gendhis menggeleng kepalanya perlahan. Bukannya apa-apa dia sangat aku jika Rio membantunya karena itu nanti jadinya tak akan membantu malah merecokinya dalam memasak. Belum lagi jika dia meminta upah yang plus-plus itu akan merepotkannya nanti dia ingin konsen dan menikmati baking karena memasak adalah salah satu hobi Gendis."Bekerjalah di sini, aku tak akan membutuhkan waktu lama untuk memasaknya!" Perintah Gendis menolak usulan yang Rio berikan.Rio tersenyum, dia membiarkan Gendhis pergi ke belakang memasak sedangka