PERTEMUAN DUA WANITA DI KALA SENJA
-BALIK KE POV AUTHOR YA❤️-"Eh kenapa Mbak?" tanya Gendhis bingung mendengar Sifa memekik seperti itu."Masyaallah aku seneng sekali Mbak, baru kali ini di meja makan saya menunya empat sehat lima sempurna. Dan semua tertata apik, hehehe," jawab Sifa."Aih! Mbak Sifa bikin saya jantungan deh! Aku kira tadi ada yang tak sesuai dengan keinginan Mbak Sifa," protes Gendhis.Tiba- tiba Sifa memeluk Gendhis dari samping."Makasih ya Mbak, sudah ngajarin aku, seneng deh ketemu wanita kayak Gedhis!” kata Sifa jujur karena dia memang senang memperoleh ilmu baru.Gendhis mengangguk senang mendengarnya."Apakah kau akan juga melakukan hal ini jika tahu aku adalah simpanan suamimu, Mbak?" batin Gendhis.Sifa menelpon Rio, agar pulang makan siang dengan mengajak Aam dan Dimas. Masakan telah siap. Tak lama mereka datang. Sifa segera mengambil cadarnya, mereka makan bersama.“Masyaallah pintarnya istriku masPOLIGAMI?-BALIK KE POV AUTHOR YA❤️-“Apakah sampean yakin Mbak? Bukankah pernikahan juga menimbulkan banyak masalah? Bukan hanya dari segi harta. Tapi hadirnya anak menambah problem kita, suami juga belum tentu setia!” kata Gendhis tersenyum.Entah mengapa Sifa merasa seolah Gendhis sedang menyindir masalah rumah tangganya. Walaupun Sifa sendiri sadar tak mungkin jika gadis baru di kenalnya itu tahu dia sedang menghadapi masalah rumah tangga karena suaminya."Itu tinggal........""Tinggal apa Mbak?" tanya Gendhis“Tinggal tujuan kita menikah itu apa Gendhis," jawab Sifa."Harus di pahami bahwa menikah adalah sunnah rosul yang utama! Memang kodrat kita sebagai seorang wanita yang artinya menjadi seorang ibu. Melahirkan dan memiliki anak tak seburuk yang di pikirkan kok! Cobalah, nikmat yang tak akan terulang," jelas Sifa."Teruntuk suami yang akan jadi imammu nanti pilihlan yang baik agamanya, mencintai rosulnya maka dia akan memperlakukanmu
JALAN MASUK SURGA!-BALIK KE POV AUTHOR YA❤️-"Aku lebih memilih untuk membolehkan poligami tetapi bukan aku yang menjalankannya! Seperti kata Mbak Sifa tadi, kalau aku mengharamkan berarti aku berdosa! Lagi pula perintah poligami jelas dari Allah pasti ada tujuannya dan banyak kebaikannya dari pada keburukannya. Tapi sisi egoisku sebagai wanita saat ini masih tinggi, Mbak! Aku sadar diri, jika suamiku nanti melakukan poligami berarti kita bercerai! Aku tak sanggup berbagi suami kaitannya dengan perasaan, Mbak,” ucap Gendhis. Sifa mengernyitkan keningnya heran.“Loh katanya tadi gak papa kalau suaminya poligami asal dengan wanita yang memenuhi syaratnya?” Sifa bertanya.Diam- diam Sifa kagum dengan pengetahuan yang Gendhis miliki. Dia terlalu memandang rendah wanita di depannya terlepas dari penampilannya. Ternyata Gendhis memiliki pemikiran dan wawasan yang tak bisa di remehkan.“Ya berarti bukan dengan saya Mbak nikahnya! Hanya itu jawabannya. Po
PESAN ABAH!-BALIK KE POV SIFA YA❤️-"BEKAS TANDA MERAH PEMBERIAN SIAPA DIBAHUMU MAS?"Masih teringat jelas perkataanku pada Mas Rio pagi tadi, namun Mas Rio berusaha menyembunyikan dalam diamnya. Entah sampai kapan dia membohongiku lagi dan lagi. Aku seperti tak mengenalnya lagi. Hanya menangis di kamar sepuasnya yang aku lakukan, untung Farhat sedang bersama Umi dan Abah ke pesantren mengunjungi adik bungsunku.‘Tok...tok’ terdengar suara pintu kamar di ketuk,“Nduk, ini Um! Makanlah Umi masak rica -rica menthok sampung enak,” suara lembut Umi terdengar, mau tak mau aku keluar membuka pintu.“Kamu menangis Nduk?” tanya Umi. Mataku takkan pernah bisa berbohong. Menangis sedikit saja akan membuatnya sebab dan berwarna merah. Orang Jawa menyebutnya dengan istilah bengep di wajah. Aku terdiam, lupa tak mengenakan cadar saat keluar. “Makanlah Nduk, ayok Umi temani! Abah sama Farhat belum datang,” ajak Umi lembut sambil membelai tanganku.
TABAYUN!-BALIK KE POV SIFA YA❤️-"Mas Rio emang berubah tapi justru Mas Rio sebaliknya, Bah! Dia menafkahi Sifa dengan tambah baik, mulai perhatian, bahkan berubah memperbaiki komunikasi kami," jelas Sifa jujur“Bertabayyunlah dengan suamimu, bawa semua bukti yang kau punya. Dan tanyakan perlahan jangan emosi. Suguhilah dia dengan kopi, ajaklah bicara. Jangan pernah sekalipun kau meninggalkan rumah suamimu dalam keadaan marah, Abah tidak rido Nduk. Jika benar suamimu berselingkuh sama saja kau memberinya kesempatan bagi wanita lain datang. Bukankah saat ini suamimu di rumah sendiri? Jika tidak itu akan merugikan dirimu sendiri, karena Rio berpikir kau sudah tidak mempedulikannya lagi,” kata Abah. Pernyataan Abah membuatku khawatir. “Sifa takut menerima kenyataan Mas Rio mencinti atau menikah dengan wanita lain dibelakang Sifa, Bah! Hati Sifa tak rela Bah,” tangisku meleleh lagi.“Berarti kamu menentang poligami, Nduk?” tanya Abah.“Mboten Bah
SECANGKIR KOPI DAN SEGELAS SUSU!-BALIK KE POV AUTHOR YA❤️-Malam harinya di sepertiga malam, Sifa bersujud syukur atas perubahan yang terjadi pada Rio. Dia mengambil buku catatan hariannya dan menuliskan sebuah puisi indah untuk suami tercintanya.Mas...Terimakasih karena kau mulai mencintaiku.Ciumanmu, pelukanmu tadi membuatku percaya,Bahwa doa dan kuasa Allahlah yang mampu merubah hatimu.Allah sang pencipta yang mampu membolak balikkan hati hambanya.Mas...Rumah tangga ini ibarat perahu, kau nahkoda aku penumpangnya.Aku tak akan loncat dari perahu selama masih bisa bertahan,Tak jemu ku ingatkan jika kau salah haluan atau tertidur hingga lupa kemudinya.Semoga allah senantiasa menjaga keluarga kecil kita sampai maut memisahkan.Sifa-Ponorogo,Pagi ini Sifa sudah bernit mengajak Rio mengobrol dari hati. Seperti saran Abah, tak memaksa dan menghakimi. Kopi susu panas terhidang di meja lengkap dengan kudapan, Ri
NGIDAM?-BALIK KE POV AUTHOR YA❤️-"Kenapa kau memandangiku seperti itu Dek?" tanya Rio"Mas bentar lagi berangkat sama Dimas," perintah Rio.Sifa mengangguk dan tersenyum. Dia segera berjalan menuju dapur melihat apa yang bisa di masak pagi hari ini untuk sarapan mereka. Melihat sisa nasi semalam Sifa ingin membuat nasi goreng sosis. Tak perlu waktu lama, harum nasi goreng sosis menguar."Harum sekali," puji Rio yang datang menghampiri untuk sarapan pagi. "Makan dulu, Mas," perintah Sifa.Siang ini Rio berencana akan berangkat bersama Dimas untuk mengunjungi salah satu vendor di Solo untuk menyiapkan tempat gathering. Tapi ternyata dia harus berangkat sendiri, Dimas tak akan ikut. Semalam Maya telah mengabari Rio jika Dimas tak bisa ikut badannya demam. "Dek, kau sudah dengar dari Maya kan," tanya Rio."Iya, katanya Mas Dimas semalam demam ya Mas?" tanya Sifa lagi."Katanya begitu! Mungkin karena kelelahan Dek, berapa hari ini ter
PARFUM DIOR-BALIK KE POV AUTHOR YA❤️-"Sebenarnya memang Mbak sedang......" ujar Sifa."Mbak hamil?" tanya Gendhis penasaran."Bajingan Rio ternyata menipuku!" batin Gendhis.Selama ini Rio memang mengatakan tak pernah tidur bersama Sifa, semenjak menjalin hubungan dengan Gendhis. Mengapa sekarang Sifa hamil."Dasar lelaki, awas kau!" umpat Sifa dalam hati.Tangan Gendhis mengepal tanda marah."Hehehe! Ngidam tapi tidak hamil, kenapa muka Gendhis tegang begitu?" tanya Sifa."Ah syukurlah! Gendhis lega, Mbak! Eh," ucap Gendhis menutup mulutnya yang tak sengaja keceplosan mengatakan hal tersebut."Apa maksud Gendhis?' tanya Sifa heran."Iya Mbak, Gendhis bersyuku kalau Mbak Sifa ndak hamil! Bagaimanapun rujak ini pedas sekali lo Mbak, Gendhis kan takut jika ada apa- apa dengan kandungan Mbak Sifa! Nanti Gedhis lagi yang di salahkan," ujar Gendhis sambil cemberut.Gendhis merutuki kebodohannya sendiri yang keceplosan mengatakan
ME TIME MENDADAK!-BALIK KE POV AUTHOR YA❤️-“Oalah ini adalah mobil Samuel, Mbak Sifa! Bukan mobil aku sendiri, ini mobil pacar aku! Em mantan sih lebih tepatnya atau gimana ya bingung jelasinnya, di bilang pacar enggak di bilang gak pacar juga enggak," sahut Gendhis.Plong hati Sifa mendengarnya. Hampir saja dia berburuk sangka dengan Gendhis gara- gara parfumnya sama."Mobilku mah cuma innova, masih di bengkel, Mbak! Ganti oli, dari pada kepanasan jarak jauh naik motor jadi aku pinjam aja mobilnya! Heheheh," Gendhis menjelaskan sambil tertawa."Parfumnya sangat enak," kata Sifa menjawab asal."Ya, dia memang lelaki modis!" sahut Gendhis."Alhamdulillah, pikiranku sudah berburuk sangka saja karena parfum!" batin Sifa.Sifa beristigfar bekali-kali dalam hati. Sesampainya di RSUD Gendhis sangat membantu, mulai menemani antri, mengambilkan obat, bahkan karena tidak bisa membayar pakai gesek dia menalangi obat Farhat lebih dahulu. Sifa merasa