Di antara belasan pria berbaju hitam itu, hanya ada tiga pria yang tidak menutupi wajahnya. Wajah dua di antaranya sangat familier bagi Xin Qian.Tanpa sadar, dia mengungkapkan peristiwa di malam itu. Dua pria itu seketika memperhatikan Xin Qian dengan seksama. "Tidak disangka, bisa berjumpa lagi dengan Nona Xin Qian di sini. Namun, kali ini kamu tidak akan bisa melepaskan diri dari kami." Salah satu pemuda itu tersenyum miring ketika melihat Xin Qian.Samar-samar, dia mengingat kejadian di malam itu. Jika bukan karena diselamatkan oleh seorang pendekar bertopeng perak, Xin Qian sudah pasti mati di tangannya."Yihan, apa kamu mengingatnya?" Pria yang dipanggil Chen Yihan seketika berbinar saat mengenali Xin Qian. Malam itu dia mengira Xin Qian adalah seorang tuan muda. Jika bukan karena Ye Tian mengatakan bahwa dia adalah seorang gadis, mereka tidak menyadarinya."Xiaoming, dia ... dia orang yang di malam itu. Aku mengingatnya," sahut Chen Yihan.Wang Xiaoming mengangguk. Meskipun m
Dia menatap Xuan Yuan dengan tatapan rumit. Xuan Yuan menyipitkan matanya penasaran."Dia memakai topeng, salah satu teknik mengubah wajah." Xin Qian tidak yakin apakah di zaman ini sudah ada kebudayaan atau teknik seperti ini. Namun, ini adalah salah satu kemungkinan. Dia hanya secara asal mengatakannya.Xuan Yuan jatuh dalam pemikiran yang dalam. Sepanjang perjalanan keluar dari hutan, pangeran tampan itu masih memikirkan ucapan Xin Qian. Samar-samar, dia juga merasa apa yang diucapkan Xin Qian ini mungkin saja terjadi.Siapa sesungguhnya Tuan Pemimpin ini? Xuan Yuan mendengus kasar. Sebelumnya, dia masih bertanya-tanya tentang Ye Tian dan latar belakangnya. Sekarang bertambah satu lagi pekerjaan yang harus diselidiki.Tian Jie dan Tian Wu menyambut kedatangan mereka di pinggiran hutan. Mereka melanjutkan perjalanan dengan kuda menuju Hangzhou. Tak peduli dengan rasa lelah dan lapar yang mendera. Mereka hanya ingin segera sampai di Istana Xi Wei. Beberapa hari berpetualang di alam
Xin Qian mengangguk mengerti. Namun, jika harus menempuh cara itu. Itu akan menghabiskan waktu lama. Mereka harus membaca semua buku yang berkaitan dengan tanaman langka, entah di buku ke berapa mereka baru akan menemukan pembahasan Bunga Krisan Dewa."Bagaimana jika kamu memanggil Tabib Yang saja. Jika terlalu lama dibiarkan, takutnya Bunga Krisan Dewa ini akan kehilangan manfaatnya." Xin Qian berkata pelan.Di zaman ini, belum ada teknologi untuk sterilisasi ruang penyimpanan. Xin Qian menghela napas panjang memikirkan hal ini. Akan sangat disayangkan jika Krisan Dewa ini layu sementara dia belum bisa menemukan cara mengolahnya."Baiklah, kalau begitu panggil Tabib Yang saja." Xuan Yuan menyetujui. Tabib Yang adalah tabib yang hidup di zaman sekarang. Seharusnya dia mempunyai pemahaman yang lebih baik tentang tanaman herbal yang tersedia di zaman kuno."Yunxi, panggil Tabib Yang!" "Baik." Yunxi bergegas meninggalkan Aula utama untuk memanggil Tabib Yang. Tak berapa lama kemudian,
"QianQian, Shu Ling sudah menyiapkan bubur bergizi untukmu. Makanlah!" Keduanya sudah duduk di Aula utama Paviliun Xing He. Xuan Yuan meminta Shu Ling untuk menyiapkan bubur bergizi. Akhir-akhir ini tenaga gadis cantik itu terkuras. Semalam masih tidak tidur untuk membantu Tabib Yang memurnikan Bunga Krisan Dewa. Xuan Yuan merasa tidak tega.Apa yang disebut oleh Xuan Yuan sebagai bubur bergizi itu adalah semangkuk bubur nasi yang dimasak dengan kaldu tulang dicampur dengan daging, jahe, cinnamon dan diatasnya ada daun ketumbar dan urugula yang menyebarkan aroma menyegarkan."A Yuan, kamu sangat perhatian." Xin Qian tidak bisa menahan bahagia. Di zaman modern, dia hidup sebatang kara dan tidak mempunyai keluarga yang memperhatikannya. Di tempat bobrok ini, Xuan Yuan sangat memperhatikannya. Xin Qian merasa tersentuh.Saat ini dia memang sangat lapar. Selain membantu Tabib Yang memurnikan obat, Xin Qian juga mempunyai pekerjaan lain. Dia mengolah batang dan akar tanaman Krisan Dewa ya
"QianQian, dia terlihat sangat serasi denganmu.""Aku menyukainya.""Bagaimana denganku, apa kamu tidak menyukaiku, hmm?" keluh Xuan Yuan. Bahkan dia merasa cemburu pada sebuah cambuk. Benar-benar tidak masuk akal.Pria itu sudah mendorong Xin Qian pada dinding ruangan. Dia tidak suka mendengar gadis ini berkata menyukai sesuatu selain dirinya. Tak sempat mengelak, Xuan Yuan sudah menyambar bibir Xin Qian. Kali ini tidak seperti biasanya. Gadis cantik itu sudah sedikit terlatih. Mendapatkan balasan yang diinginkan, pihak lain semakin mendominasi. Keduanya baru menyelesaikan kegiatan itu setelah kehabisan napas."QianQian, mari kita menikah," ajaknya setelah menstabilkan napasnya yang masih sedikit terengah."Ya." Xin Qian seakan berubah menjadi orang lain. Biasanya akan ada begitu banyak alasan di dalam hatinya untuk pergi. Sekarang, dia merasa berada di sisi Xuan Yuan adalah tempat paling nyaman untuknya. "Aku akan menahan diri sampai kita menikah," bisiknya lembut di telinga Xin
Huantian membalas lirikan adiknya dengan senyum manis."Sudah setua ini masih menolak menikah, apa kamu benar-benar bukan seorang pria?" ejek Huantian pada Ying Lan. "Kakak Pertama berlidah tajam," keluhnya.Setelah itu, Kaisar sudah berpidato memberi sambutan untuk semua orang. Acara pemilihan selir sudah dimulai."Baiklah, karena semua orang sudah berkumpul. Acara ini silakan dimulai!" Kaisar sudah membuka acara. Satu persatu Semua gadis calon telah hadir. Dua puluh gadis cantik berjajar di aula. Mereka telah bersiap untuk menampilkan kemampuannya. Xin Qian duduk di sisi Selir Hui dengan tenang. "Nona Xin Qian, tolong Anda pimpin para calon selir untuk memberi hormat pada Kaisar." Selir Hui berkata dengan tenang. Dia ingin menunjukkan bahwa Xin Qian paling menonjol dibandingkan mereka semua. Lagipula, Xuan Yuan juga sudah memilihnya. "Baik, Ibunda Selir Hui." Meski dia merasa kesal dengan acara ini, akan tetapi hari ini memang harus ada. Ada begitu banyak pejabat dan keluarga ca
Selepas penampilan Xin Qian yang memukau, penampilan selanjutnya tidak ada yang berhasil menarik perhatian. Bisa dibilang, semua bakat para gadis cantik yang ada di Aula ini sudah tertutupi oleh pesona Xin Qian."Yuan'er, Nona dari keluarga mana yang berhasil menarik perhatianmu?" Kaisar bertanya penuh perhatian.Cukup dengan sekali pandang, Kaisar tentu saja tahu bahwa gadis yang diinginkan Xuan Yuan adalah Xin Qian. Kendati demikian, Kaisar masih harus bertanya untuk memperjelas."Ayahanda, sejak awal aku sudah menentukan pilihanku. Hanya demi menghormati semua usaha yang telah dilakukan oleh Ibunda. Aku memberi kesempatan pada mereka untuk menunjukkan bakat di depanku supaya aku bisa memilih yang paling menarik hatiku. Namun, sejauh ini tidak ada yang berhasil menarik perhatianku dari mereka semua. Aku hanya akan menikahi satu wanita seumur hidupku. Kelak, Ayahanda tidak perlu repot-repot untuk mengadakan hati seperti ini lagi. Aku hanya akan menikahi QianQian." Tidak seperti biasa
"A Yuan, Mama mungkin Ibunda memarahiku. Apa aku ini terlalu bodoh, sehingga bisa dimarahi sembarangan?" Xin Qian menjawab acuh tak acuh.Xuan Yuan menelisik wajah Xin Qian. Dia ingin memastikan kebenaran ucapannya. "A Yuan, menurutmu, apa yang membuat Ibunda berubah pikiran terhadapku?" tanya Xin Qian sambil tersenyum manis."Kamu menyiapkan barang bagus untuknya?" "Hmmp, tentu saja. Aku tahu Ibunda dan Permaisuri Lao bersaing. Kalau aku memberikan hadiah yang lebih bagus dari parfum pemikat kupu-kupu mana mungkin Ibunda masih memarahiku, hmm?" Xin Qian berkata dengan angkuh."Kamu ini.... Membuatku khawatir saja." Xuan Yuan menjentikkan jarinya di dahi Xin Qian. Wanitanya ini sangat pandai membuat hatinya khawatir. Namun dengan kepandaiannya, apakah Xuan Yuan masih harus repot-repot mengkhawatirkan Xin Qian?"A Yuan, tentang pernikahan kita. Apakah perlu terburu-buru?" tanya Xin Qian ragu.Entah kenapa dia merasa dilematis. Keinginan untuk pergi dari Istana Xi Wei masih terus hidu