Hari ini Kaisar Murong Tian Yi memanggil Xuan Yuan dan Xin Qian untuk datang ke istananya. Semenjak kepulangan Xuan Yuan dari perbatasan selatan, ayah dan putra itu belum pernah berbincang secara pribadi. Kaisar hanya mendengar Selir Hui yang sering mengeluh padanya tentang Xuan Yuan yang menolak untuk menikahi selir. Seorang pria dengan satu istri adalah sesuatu yang tidak biasa di zaman ini. Jangankan keluarga kerajaan yang mempunyai emas dan perak yang melimpah ruah, bahkan pria dari rakyat jelata juga sudah biasa mempunyai istri lebih dari satu. Sekarang, putra kebanggaan mereka sudah membuat pernyataan dan keputusan yang disaksikan oleh seluruh pejabat bahwa dia hanya akan menikahi satu istri seumur hidupnya. Bukankah ini menyalahi tradisi?"Ananda memberi hormat kepada Kaisar.""Xin Qian memberi hormat kepada Kaisar."Kaisar Murong Tian Yi menatap pasangan yang saat ini sedang membungkuk sembilan puluh derajat tersebut dengan tatapan rumit beberapa saat."Bangunlah, tidak ada
Pangeran Ketiga dan Xin Qian melangkah keluar dari Istana setelah berpamitan. Kaisar Murong Tian Yi menatap punggung sepasang insan itu dengan tatapan rumit. Kasim Bao yang selama bertahun-tahun telah mendampingi di sisi Kaisar berdiri dengan setia tak jauh darinya. "Kasim Bao, menurutmu kenapa Yuan'er jatuh cinta pada Nona Xin Qian?" Entah apa maksudnya Kaisar bertanya seperti ini. Hati Kasim Bao menjadi ketakutan."Mungkin karena Nona Xin Qian sangat cantik," sahut Kasim Bao."Menurutmu, di Hangzhou yang sangat makmur ini apakah kekurangan wanita cantik?" dengus Kaisar dingin.Kasim Bao sangat cerdas, tapi dia malah pura-pura bodoh seperti ini. Bukankah Kasim Bao hanya ingin membuatnya marah saja?"Mohon ampun Kaisar, menurut hamba Pangeran Ketiga ini mempunyai sepasang mata yang sangat bagus. Di antara sekian banyak barang bagus yang dilihatnya, dia hanya akan memilih yang terbaik. Nona Xin Qian tidak ada bedanya dengan wanita cantik di Hangzhou. Namun, bakat yang dimilikinya tida
Di kursi naga, Kaisar menegakkan tubuhnya antusias. Pria itu tidak berani menatap Kaisar secara langsung. Namun, di sepasang netranya yang bersinar redup nyaris putus asa, Kaisar tahu telah terjadi hal buruk di wilayah selatan."Katakan dengan jelas!" titah Kaisar."Kaisar, kami yang berada di selatan sedang menerima kutukan. Dewa kematian setiap hari datang menjemput puluhan orang dari kami. Tidak masalah jika mati dengan baik, tapi kematian ini sangat kejam." Pria itu mulai bicara dengan emosional. Pria ini salah satu prajurit yang baru saja pulang dari perang melawan Negara Qing bersama Xuan Yuan. Ketika pulang ke kampung halaman, keluarganya yang berjumlah dua puluh orang, semuanya sudah dijemput oleh Dewa Kematian. Bukan hanya keluarganya saja, ada begitu banyak orang mati mengenaskan di kota. Orang yang masih hidup juga tidak lebih baik, setiap hari dia hanya bisa menunggu kematian.Penguasa kota menutup gerbang kota supaya tidak ada yang bisa keluar. Para Tabib yang datang tida
Aula Istana yang megah itu, para pejabat terdiam dengan wajah ketakutan. Apa yang diucapkan oleh Xin Qian mampu menyebar hawa mengerikan pada mereka semua. Di Ibukota yang makmur, para pejabat ini hidup dengan mewah. Bagaimana bisa membayangkan ada wabah yang sangat mengerikan di wilayah mereka. "Jadi, apakah Nona Xin Qian mempunyai pemikiran?" tanya Tabib Wei setelah terdiam begitu lama.Sebagai seorang tabib, dia harus mulai berpikir tentang strategi. Tidak masalah jika harus mencari bahan-bahan herbal dan meramu menjadi ramuan obat. Di Negara Da Liang ini berlimpah dengan obat herbal berkualitas tinggi. Ada begitu banyak Tabib yang membuka toko obat di setiap wilayah. Namun, bagaimana cara mereka memeriksa pasien supaya tidak ikut terinfeksi penyakit, ini yang sedang bergejolak di dalam pemikiran Tabib Wei."Sebaiknya kita membuat baju khusus di wilayah wabah." Xin Qian akhirnya memikirkan baju hazmat sebagai pelindung untuk para relawan dan tabib yang akan bekerja di tempat wab
Beberapa hari ini Xin Qian sudah semakin yakin dengan dugaannya. Postur tubuh Ye Tian yang tinggi proposional dengan bentuk tubuh yang tidak terlalu kekar, memang mirip dengan Huantian.Saat menjadi Ye Tian, rambut panjang Huantian hanya diikat sederhana, tanpa ada mahkota putra mahkota. Ditambah topeng perak yang menyisakan bagian bibir bawah dan dagu. Penyamaran yang sempurna jika saja beberapa hari lalu Xin Qian tidak menyaksikan Huantian kesakitan di bagian lengannya. Xin Qian merasa curiga, area lengan Huantian yang sakit, persis di bagian yang sama dengan Ye Tian. Dia sendiri yang mengobati luka tersebut dengan membubuhkan penawar racun. Mana mungkin dia lupa."A Yuan, sebelum kita pergi, alangkah baiknya jika menyempatkan waktu merawat luka Kakak Pertama juga Kakak Kedua terlebih dahulu. Aku akan merasa menyesal jika tidak memeriksanya sebelum kita berangkat ke selatan." Xin Qian berkata dengan sorot mata redup. Xin Qian mencari alasan untuk menyempatkan diri menjenguk Ye Tia
Tiga pangeran tampan Da Liang itu berkumpul di Aula Istana Barat milik Putra Mahkota. Hari ini Xuan Yuan bersikap sangat manis pada kedua kakaknya. Ying Lan menatap Xuan Yuan dengan tatapan rumit."Kamu mengizinkan Nona Xin Qian untuk merawatku?" tanya Ying Lan tak percaya.Sebelumnya, bukankah Xuan Yuan sangat pelit dan perhitungan dengannya. Jangankan menyentuh, hanya melihat saja tidak boleh."Kakak, aku akan pergi dari Hangzhou. Jika di sisi Ayahanda ada kalian berdua yang bisa melindungi dan menjaga Da Liang, aku akan merasa tenang." Xuan Yuan berkata serius. Boleh saja dia tidak suka jika wanitanya menyentuh pria lain. Namun saat ini dia tidak mempunyai pilihan lain. Kepergiaannya kali ini pasti akan lama. Menyelesaikan masalah wabah pasti akan menghabiskan waktu beberapa bulan. "Yuan'er, kenapa semua ucapanmu ini terdengar seakan kamu tidak akan pulang ke Istana?" Huantian berkata dengan suara yang hampir tercekat di tenggorokan. Dia tidak suka mendengar ucapan Xuan Yuan."Ha
Paviliun Shan milik Pangeran Kedua sangat sunyi. Hanya ada beberapa pelayan yang ada di paviliun ini. Xin Qian mengamati sekilas. Ada beberapa pengawal di setiap sudut. Secara keseluruhan, paviliun ini sangat sunyi.Dalam hati, Xin Qian bertanya-tanya apakah Ying Lan juga mempunyai pengawal tersembunyi seperti halnya Xuan Yuan. "Adik Ketiga, Adik Ipar, kalian silakan duduk. Aku akan mengambil resep itu." Ketika mereka tiba di sana, Ying Lan mempersilakan Xuan Yuan dan Xin Qian untuk duduk. Sementara Ying Lan mengambil ramuan yang setiap hari diminumnya.Ini pertama kalinya Xin Qian berkunjung di Istana Zhou Feng. Gadis itu melirik Xuan Yuan. Sepertinya Ying Lan dan Xuan Yuan menyukai tempat tinggal yang tenang dan sunyi. Bertolak belakang dengan Huantian yang flamboyan. "Kalian kakak beradik sama-sama menyukai ketenangan." Xin Qian berkomentar.Xuan Yuan hanya mengangguk sekilas. Dalam beberapa hal, dia memang mempunyai selera yang sama dengan Ying Lan. Tidak menyukai keramaian, apal
SPM - Part 45b. PersiapanKaisar memerintahkan untuk menyiapkan bahan makanan, obat-obatan dan segala hal yang dibutuhkan di tempat wabah dengan kas dari Negara Da Liang. Beberapa hari terakhir semua orang di Istana sangat sibuk. Pangeran Mahkota juga ikut membantu sang Ayah. Ada puluhan kereta kuda yang berisi semua bahan yang dibutuhkan untuk wilayah wabah. Iring-iringan ribuan pasukan untuk mengawal tim medis ke selatan dipimpin oleh Xuan Yuan secara langsung. Adapun tiga pengawal, kali ini Xuan Yuan memerintahkan Yunxi untuk tinggal di Istana Xi Wei. Dia hanya akan membawa Ming Ye dan Xue bersama mereka. Selain itu masih ada beberapa pengawal rahasia yang mengawal mereka dan bersembunyi dalam kegelapan."Ayahanda, semua persiapan sudah siap." Putra Mahkota memberi laporan."Tian'er, kamu sudah bekerja keras." "Ayahanda, sebenarnya aku juga ingin pergi ke selatan. Adik Ketiga pergi ke sana, sedangkan aku hanya duduk-duduk di Istana. Itu membuatku merasa tidak nyaman." Huantian be