"Wow, bagus sekali!!!!" teriak Ririn.
Ririn sudah sampai di kamar hotelnya, saat ia pertama kali masuk matanya langsung saja disuguhi pemandangan pantai Hawai.
Ririn loncat-loncat saking senangnya dirinya, andai saja ia mempunyai ponsel. Pasti ia akan memfoto dirinya yang datang ke hawai ini.
Tubuh Ririn menjadi diam saat, ia mengingat kalau dirinya harus menelepon orang tuanya jika sudah sampai.
Tapi ia tak punya ponsel dan juga tak memiliki sim card. Mengingat hal itu membuat Ririn menjadi bingung.
Jika ia tak cepat menghubungi ke dua orang tuanya, pasti ia mereka berdua akan khawatir sama dirinya.
"Ririn bodoh." Ririn memukul kepalanya, saking bodohnya dirinya yang melupakan barang yang penting itu.
Saat Ririn duduk diatas ranjang empuk ini. Tubuhnya diam dan membeku, saat matanya pertama kali melihat telepon kabel yang berada dimeja.
"Apa bisa m
Ririn menelan ludahnya sendiri, ia sangat gugup saat pria asing yang dirinya ikuti itupun semakin mendekati dirinya."Maaf, saya harus pergi." Ririn berjalan ke arah samping, agar bisa menghindari pria yang ada didepannya ini.Tapi pria asing yang tidak ia ketahui namanya, malah menghalanginya lagi dan pria itu menarik dagunya dengan kasar, hingga membuatnya bisa menatap wajah pria itu.Pria itu memang tampan sekali, tapi sangat disayangkan kalau pria yang ia ikuti ini, jahat sama dirinya yang mana adalah wanita lemah."Maaf, Tuan saya harus pergi."Arrght," rintih Ririn.Tubuh mungil Ririn terdorong lagi dan membentur dinding hotel ini, ia menatap tajam ke arah pria itu, karena bersikap kasar sama dirinya."Sakit!!" bentak Ririn."Siapa kamu sebenarnya?" tanya pria itu."Saya Ririn," jawab Ririn sambil menggulurkan tangannya agar b
Ririn berkali-kali menghirup udara yang bersih dan sangat menyegarkan ini. Sungguh dirinya sangat menyukai pantai wakiki ini.Bibirnya tersenyum sumringah karena ia bisa datang ke tampat seperti ini. Kedatangannya ke Hawai ini sungguh diluar dugaan hidupnya ini.Ini semua karena pengkhianatan yang terjadi didalam hidupnya, hingga membuatnya bisa nekat datang ke sini hanya untuk menenangkan diri.Ririn dengat cepat mengelengkan kepalanya, agar ia tak memikirkan apapun lagi tentang masalah percintaan didalam hidupnya ini."Cukup Ririn, kamu sudah tak boleh memikirkan hal itu lagi. Sekarang nikmati ini dulu." Ririn berkata seperti itu sambil memejamkan matanya.Ririn membuka matanya perlahan-lahan. "Arghhht!!!" teriak Ririn, hingga membuat ia terjungkal dari kursi.Bagaiman dirinya tak terkejut karena ada seorang pria, tepat diwajahnya hingga membuat Alia sangat terkejut sekali akan ha
Pukul 5 sore hari waktu Hawai. Ririn keluar dari kamarnya, setelah ia hanya didalam kamar saja, semenjak pria aneh itu mengikuti dirinya.Mengingingat hal itu saja selalu membaut Ririn menjadi marah, karena liburannya ini seperti terganggu. Itu semua karena pria asing yang sudah berani sekali mengancam dirinya.Ririn sudah keluar dari kamar hotelnya, ia hanya berharap semoga tak melihat pria yang menyebalkan itu lagi.Saking Ririn tak ingin bertemu dengan pria itu lagi, Ririn memakai topi untuk menutupi wajahnya. Itu jauh lebih baik.Ririn memasuki lift, saat ia memasuki lift entah kenapa suasana menjadi mencekam sekali. Ririn merinding dibuatnya.Mata Ririn hanya melihat sepatu seorang pria, didalam lift ini. Ririn dengan takut-takut, melirik ke arah pria itu.Glek.Saat dirinya melihat pria itu, Ririn dengan cepat meluruskan kepalanya.
Perlahan mata Ririn mulai terbuka, pemandangan pertama kali yang dirinya lihat adalah langit-langit ruangan.Kepalanya berdenyut kesakitan, hingga membuat tangannya memijat kepalanya. Saat dirinya sedang memijat kepalanya.Ingatan Ririn kembali mengingat, Ririn yang mengingat apa yang terjadi kepada dirinya. DEngan cepat membuka matanya lebar-lebar."Dimana ini?"Ririn sungguh sangat panik sekali. Ia juga mengingat ada orang yang mengikutinya, saat ia ingin minta tolong, ada yang membekap mulutnya.Hanya sampai disana saja ingatan Ririn. Tubuhnya menjadi keringat dingin, saking takut dan gugupnya."Dimana ini?" Ririn matanya masih melihat sekeliling.Ririn melihat karena ia ingin memastikan kalau ini bukan kamarnya. Tentu saja bukan kamarnya, karena sangat mewah."Siapa yang melakukan ini? apa salah gue?" Ririn pusing
Ririn mendorong dada pria itu, saat pria itu akan menciumnya lagi. Ririn dengan cepat bangun dari ranjang dan berjalan ke arah pintu.Ririn harus keluar dari kamar ini dan menjauhi pria meseum yang sudah lancang sekali mencium bibirnya.Saat tangannya sudah menyentuh knop pintu. Tapi pintunya tak bisa dibuka dan membuatnya menjadi panik."Mau keluar Nona?"Suara serak dan seksi itu kembali bersuara, membaut tubuh Ririn merinding hanya dengan mendengar suaranya saja.Ririn memukul kepalanya, agar ia bisa fokus untuk bisa keluar dari kamar hotel ini. Bukannya malah mengagumi ketampanan dari pria yang bernama Ares terus.Ririn memutarkan tubuhnya hingga bisa menatap pria itu lagi. Saat dirinya sudah saling berhadapan dengan pria bernama Ares tersebut.Mulut Ririn seakan menganga melihat ciptaan Tuhan yang luar biasa tersebut. Bagaimana Ririn tak terpana.
Pukul 1 pagi hari waktu Hawai. Mata Ririn masih juga belum terpejam. Bayangan-bayangan pria yang menculiknya itu, menghantui dirinya.Bahkan ciuman bibir itum masih terasa jelas di bibirnya yang lembut ini. Ririn tak menduga jika pergi ke Hawai, akan bertemu dengan pria -pria aneh.Satu pria ponsel dan satu lagi pria lift. Tapi pria lift yang bernama Ares itu jauh lebih gila, karena sudah menculiknya, membiusnya, dan mencium bibirnya yang suci ini.Ririn mengumpat berkali-kali, karena bibirnya sudah tak suci lagi dan itu semua karena pria bernama Ares.Lihat saja nanti, saat dirinya sudah berada di negaranya sendiri. Ririn akan menyantet si Ares itu, biar tau rasa."Bajingan," umpat Ririn.Ini semua karena ulah pria bajingan itu, membuatnya jadi tak bisa tidur seperti ini. Ririn juga bingung harus melakukan apa di jam seperti ini.Telapak
Jantungnya tak henti-henti berdetak memikirkan hal yang terjadi tadi. Pria bernama Ares itu kembali bertemu dengan dirinya.Untung saja pria itu tak membuat ulah dengan cara menculik dirinya lagi. Ririn lega akan hal itu, tapi saat mengingat perkataan pria itu.Pipinya bersemu merah, bukan karena ia merasa malu. Tapi dirinya merasa sangat kesal karena pria itu telah menghinanya secara terang-terangan.Ririn merasa marah akan tuduhan pria itu yang seakan mengatakan kalau dirinya hanyalah wanita penggoda dan murahan.Entah kenapa pria bernama Ares itu mengatakan hal seperti itu kepada dirinya dan membuatnya menjadi sangat kesal dan pastinya marah."Bajingan," umpat Ririn saking kesalnya sama pria itu.Ririn harus mengingat semua perlakukan pria bernama Ares itu. Walaupun tampan tapi hati dan mulutnya itu sangat jahat.Niat Ririn ingin menya
Saat Ririn sedang menundukan kepalanya, ia merasakan sebuah sentuhan di kepalanya dan membuat Ririn mendongkakan kepalanya."Kau bisa menangis kucing liar?"Hiks Hiks.Tangisan Ririn menjadi pecah dan membuat Ririn menangis tersedu-sedu."Aish," umpatnya setelah melihatnya menangis kencang sekali."Berhentilah.""Dompetku hilang hiks..hiks, mereka menghina dan mengumpatku." Ririn seakan mengadukan apa yang dirinya alami.Ririn semakin menangis dan menangis. Ia sangat sedih karena uangnya sudah hilang dan dompetnya yang terdapat data dirinya juga.Membuat tubuh Ririn menjadi lemas dan jatuh terduduk di jalanan. "Apa yang harus ku lakukan?"Hiks...hiks."Kenapa semua selalu tak berjalan dengan apa yang ku inginkan? dosa apa yang sudah kulakukan di masa lalu? hingga Tuhan menghukumku seperti ini?""Ber