Share

Bab 19 - Rencana Ara

Rudy berjalan dengan cepat diikuti Sebastian, dia ingin segera pulang dan memeluk istrinya, rasanya dunia hancur melihat anak sendiri keluar dari kamar bersama wanita lain. Disisi lain Ehan masih terpaku memandang Tab yang sengaja ditinggalkan oleh Sebastian.

"Maafkan aku, Ara. Maaf..." Lirih Ehan menyesal. "Bodohnya aku, selama ini Ara telah melayaniku dengan baik, maafkan aku, Ara." Gumannya lagi. Ehan menggusar rambutnya dengan kasar.

'Apa yang arus aku lakukan?' Batin Ehan lagi.

Sedangkan Dinda masi terdiam, dia mendekat dan mengusap punggung lelaki itu, tapi ditepis ole Ehan.

"Kembalilah ke ruanganmu." Pinta Ehan

"Tapi, Mas..."

"Aku ingin sendiri, Dinda." Ucap Ehan tajam.

Dinda mencebik, dan meninggalkan Ehan sendiri.

---

Ara masih memperhatikan tanaman bunga mawarnya, tiba-tiba ponsel berdering.

"Assalamulaikum, Adikku tersayang."

"Waalaikumsalam..." Jawab lelaki diseberang telepon.

"Tumben pagi-pagi nelpon."

"Ini sudah siang, Mbak. Coba kau tengok jam dinding di kamarmu itu,
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status