Share

Bab 23 - Demi nama baik keluarga

"Mau kemana kau, Ehan?" Tanya Ayahnya dari belakang.

Ehan terkesiap, dia lupa jika ayahnya akan bangun saat azan subuh dan melakukan shalat di masjid komplek.

"E... E... hanya ingin cari udara segar, Yah."

"Pagi-pagi begini? jangan bilang kau pergi ke rumah wanita pantat wajan itu?"

Ehan terdiam, hatinya tak suka jika Dinda selalu di sebut wanita pantat wajan.

"Bukan urusan, Ayah. Aku pergi." Ehan berlalu, tak menghiraukan teriakan ayahnya, Ehan terur melajukan mobilnya dengann cepat.

Rudy hanya bisa menghela nafas.

---

Dinda benar-benar ketakutan di kamarnya, pasalnya pria misterius itu terus menggedor-gedor jendela rumahnya, dia tak berani untuk keluar, hanya sekedar mengintip juga tak berani. Beberapa kali dia menekan tombol panggil di ponsel, Ehan tak menjawabnya.

Diliriknya jam tinggi, Dinda sedikit lega karena sebentar lagi pasti para tetangga akan kluar rumah untuk melaksanalan shalat subuh, dia berharap ada orang yang membantunya.

Brak...

Suara lemparan batu kembali terden
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status