Share

Bab 90- Sebuah rencana

"Apa kami ini hanya figura, dari tadi kau tak memberi kesempatan berbicara pada kakakku," Kata Daffa sedikit kesal.

Rayyan terkekeh, lelaki itu memang tak sadar, dia ingin selalu di dekat Ara setelah tau istrinya sedang hamil, dia bersyukur jika sang janin selamat dan tak terpengaruh dengan obat tidur itu. Karena khawatir pada Ara, Rayyan tak memperdulikan Daffa dan yang lainnya.

Rayyan pun berdiri menepuk pundak Daffa, "Sorry, brother. Aku sangat menghawatirkan kakakmu, jangan masam gitu." Kekeh Rayyan.

Daffa abai, dia duduk disisi Ara, tatapannya menunjukkan kekhawatiran, setiap Ara sakit maka Daffa akan merasa bersalah karena gagal menjaga keluarga satu-satunya yang ia punya. Daffa menggenggam tangan Ara. Entah apa yang membuatnya meneteskan air mata.

"Jangan khawatir, aku baik-baik saja, Daf." Ara mengusap kepala Daffa yang menunduk.

Meski Daffa seorang CEO tetap saja dia bisa sedih jika menyangkut keselamatan kakaknya.

"Aku berjanji akan menuntaskan dendam mereka semua, Ka
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status