Share

Bab 4.Pernikahan

"Kamu?!" ucap Salman terkejut saat melihat wajah Kanaya.

Kanaya ikut terkejut dan memandang Salman, tetapi sedetik kemudian mualnya kembali datang. Kanaya melanjutkan berlari ke toilet dan memuntahkan isi perutnya. Beberapa wanita yang sedang berada di toilet menatap Kanaya dengan heran, bagaimana tidak heran melihat wanita yang memakai gaun pengantin sedang muntah di toilet hotel.

"Sepertinya hamil sebelum nikah tuh!" ucap wanita yang melihat Kanaya sambil berjalan keluar toilet.

Salman mendengar hal itu dan menerobos masuk ke dalam toilet wanita, ia melihat Kanaya menunduk dan masih muntah. Ekor mata Salman menatap bekas luka di belakang telinga Kanaya yang cukup panjang hingga hampir ke leher, seketika ingatannya kembali pada malam itu.

"Benar, aku tak salah! Dia adalah perempuan malam itu!" ucap Salman.

Setelah merasa puas menumpahkan isi perutnya hingga terasa kosong, Kanaya menatap cermin di hadapannya dan begitu terkejut melihat Salman yang tengah menatapnya.

"Apa yang Anda lakukan di toilet wanita?!" tanya Kanaya.

Belum sempat Salman menjawab pertanyaan Kanaya, Arta dan Arthur masuk ke dalam toilet hendak membawa Kanaya ke tempat akad karena sudah ditunggu oleh Bima dan penghulu.

"Cepat, kau sudah di tunggu penghulu!" ucap Arta seraya menarik tangan Kanaya.

"Tunggu!" ucap Salman membuat Arya menghentikan langkahnya.

"Ada apa, Tuan?" tanya Artur.

"Aku ingin bicara dengan wanita itu!" ucap Salman.

"Siapa Anda? ada keperluan apa dengan adik saya? dia sudah di tunggu oleh calon suami dan penghulu!" ucap Arta.

Salman menatap Kanaya dari atas sampai bawah dan ia yakin jika Kanaya adalah wanita yang ia nodai malam itu, sementara Kanaya menatap Salman dan mulai mengenali lelaki itu.

"Apa kau sedang hamil?" tanya Salman.

Arta dan Artur terkejut mendengar ucapan Salman, sementara Kanaya hanya menunduk dan meremas ujung baju kebaya yang sedang ia pakai. Melihat gerak-gerik Kanaya Salman yakin jika wanita itu sedang hamil.

"Kau wanita di hotel malam itu, Kan?" tanya Salman.

Kanaya menatap Salman sekilas lalu kembali menunduk kemudian menganggukan kepalanya, Salman menghela nafas dan terus menatap Kanaya.

"Jawab jujur, apa kau hamil dan apa anak yang ada di dalam kandunganmu adalah anakku?" tanya Salman.

"Se-sepertinya aku hamil, aku telat datang bulan sudah hampir 2 Minggu dan jika aku hamil ini pasti anak Anda karena aku tak pernah berhubungan dengan siapapun sebelum dan sesudah kejadian malam itu!"

Mendengar perbincangan Kanaya dan Salman tentu saja membuat Arta dan Artur begitu terkejut. Bagaimana bisa Kanaya hamil dengan lelaki lain di saat ia akan segera menikah dengan Tuan Bima untuk melunasi hutang ayahnya.

"Nay, sebenarnya siapa dia dan apa yang sedang kalian bicarakan?" tanya Artur.

"Lebih baik kita bicarakan di tempat lain, jangan di toilet seperti ini," ucap Salman.

"Kita tidak punya banyak waktu, Kanaya sudah di tunggu akad nikah akan segera di gelar!" ucap Arta.

"Apa kau akan menikah dengan tuan Bima Wisesa yang sudah memiliki istri dua?" tanya Salman.

Kanaya dan kedua saudaranya mengangguk dengan kompak karena memang hal itu benar adanya. Salman tentu saja tahu tentang Bima sebab mereka memiliki kontrak kerja bersama. Salman yang awalnya hanya ingin memberikan kompensasi kepada Kanaya atas kejadian malam itu, kini malah memikirkan nasib bayi yang ada dalam kandungan Kanaya jika perempuan itu menikah dengan Bima.

"Lama sekali kamu, Apa kamu ingin kabur dari pernikahan ini?" ucap Bima yang tiba-tiba datang dan menyusul Kanaya ke toilet perempuan.

Bima terkejut melihat Salman Alfarizi berada bersama Kanaya dan kedua kakaknya, Salman merupakan pengusaha sukses yang ia hormati dan memiliki pengaruh besar pada bisnis yang sedang ia jalani.

"Tuan Salman Apa yang sedang anda lakukan di sini? mari masuk dan menikmati pesta dengan tamu yang lain!" ucap Bima begitu ramah kepada Salman.

"Kau akan menikahi wanita itu?" tanya Salman menunjuk Kanaya tanpa basa-basi.

"Iya, Tuan dia calon istri ketiga saya," jawab Bima.

"Batalkan pernikahanmu dengannya!" titah Salman.

"Apa? tidak bisa begitu, Tuan. Dia harus menikah dengan saya Karena keluarganya tidak bisa membayar hutang kepada saya!" ucap Bima.

Salman akhirnya mengajak Bima, Kanaya, dan kedua kakaknya untuk berbicara di tempat lain. Arthur dan Artha masih kebingungan dengan semua itu hingga akhirnya Salman menjelaskan kepada mereka Jika ia dan Kanaya telah melewati malam panas bersama tanpa disengaja. Salman juga meminta Kanaya melakukan tes urine dan hasilnya Kanaya positif hamil.

"Jadi dia sudah tidak perawan?!" tanya Bima terkejut setelah mendengar cerita Salman.

Kanaya terdiam dan menunduk, entah ia harus bereaksi seperti apa. Sementara Artha dan artur terlihat sangat frustasi dengan keadaan tersebut karena hal itu membuat situasi semakin runyam bagi mereka.

"Untung Anda mengatakan hal itu di waktu yang tepat, Tuan Salman.Jika tidak saya akan menikahi wanita yang sudah tidak perawan, jadi pernikahan ini akan saya batalkan dan mereka tetap harus membayar hutang kepada saya!" ucap Bima.

"Tapi, Tuan Bima ...."

Ucapan Arta terpotong oleh pertanyaan Salman kepada Bima. "Berapa Hutang mereka?" tanya Salman.

"800 juta," jawab Bima.

"Aku akan lunasi sekarang juga dan aku akan menikahi perempuan ini," ucap Salman.

Kanaya mengangkat wajahnya menatap Salman, air mata seketika menetes di pipinya tanpa bisa di bendung lagi. Sementara Salman menatap Kanaya dengan keheranan mengapa ada perempuan yang menangis ketika ingin dinikahinya sebab selama ini banyak perempuan yang mendambakan Pernikahan dengannya.

"Seperti apalagi kau akan memainkan takdirku, Tuhan? Di saat aku sudah mencoba ikhlas dinikahi pria beristri dua ini, engkau malah mendatangkan lelaki yang telah dengan kejam merenggut mahkota paling berharga ku dan sekarang ingin menikahiku sementara aku tidak tahu siapa namanya, berapa banyak istri yang dia punya?" gumam Kanaya dalam hati.

Karena Bima tidak mau lagi menikah dengan Kanaya yang sudah tidak perawan, maka ia menerima penawaran dari Salman yang penting uangnya kembali. Ia juga tidak berani menolak permintaan Salman karena salman sangat berpengaruh besar pada bisnis yang kini sedang ia jalani.

Salman mengganti bajunya yang terkena muntahan Kanaya lalu bersiap-siap untuk menggantikan posisi Bima menikahi Kanaya hari itu.

"Saya nikahkan dan kawinkan engkau Salman Alfarizi bin Adnan Alfarizi dengan adik saya bernama Alifia Kanaya Abimana binti almarhum Arya Abimana dengan mas kawin uang satu miliar rupiah dibayar tunai," ucap Artha dipandu oleh penghulu dan menghentakkan genggaman tangannya dengan Salman

"Saya terima nikah dan kawinnya Alifia Kanaya Abimana binti almarhum Arya Abimana dengan mas kawin tersebut dibayar tunai," ucap salam dengan satu kali tarikan nafas.

"Bagaimana para saksi?" tanya penghulu.

"Sah," Empat orang saksi mengatakan hal itu dengan serempak, lalu penghulu pun membacakan doa selanjutnya.

Kanaya menatap Salman dengan keheranan dan ia pun memberanikan diri untuk bertanya, "Tuan, Kenapa Anda tiba-tiba ingin menikahi saya?"

"Kamu jangan senang dulu, aku menikahimu tidak cuma-cuma ada sesuatu yang harus kau berikan!" ucap Salman.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status