Bagian 27
Pesan Terakhir
Arya menatap bayangan wanita cantik di hadapannya. Perlahan tangan wanita itu terulur dan menyentuh pipinya. Sentuhan yang sangat ia rindukan. Sentuhan yang berasal dari wanita yang sangat ia cintai.
“Berbahagialah, kau sudah lama hidup menyiksa dirimu sendiri,” ucap bayang Dewi. Ia mengecup suami yang begitu ia cintai hingga rela mengorbankan nyawanya. Setelahnya ia pergi dengan menembus tubuh Arya yang hanyut dalam kerinduan, hilang begitu saja meninggalkan belahan jiwanya yang begitu menanti untuk bersatu kembali.
Tak dapat menentukan ke mana hatinya harus ditambatkan, sang Pangeran lalu merebahkan kepalanya ke batang pohon yang senantiasa menemaninya. Tertidur karena belaian lembut yang diberikan oleh bayang istrinya.
“Semoga kalian mene
Bagian 28PertempuranTanah di sekitar wilayah Hutan Larangan bergemuruh. Ratusan makhluk dengan gigi-gigi yang saling bergemeretakan keluar dari dalam tanah. Tanpa ragu mereka lansung mengejar ke inti hutan. Di mana bangsa manusia harimau bermukim.Erick dan Ben telah sampai, gegas mereka pun menyusul jejak kaki ratusan makhluk yang berbekas di tanah. Tak ada makhluk lain yang berani mencegah. Mereka kedatangan tamu di luar dugaan. Manusia berusia ratusan tahun yang juga tak bisa mati. Semuanya hanya menatap dengan penuh rasa penasaran.“Perburuan dimulai.” Erick menyiagakan senapan dan juga ratusan peluru peraknya yang ia bawa dalam sebuah tas.Dua orang itu berlari sekuat tenaga, Ben tertinggal jauh ke belakang. Erick tak memedulikannya, baginya hanya kemat
Bagian 29KeputusanMengendap-ngedap Erick berjalan, ia harus bisa menggapai tujuannya walau harus mengorbankan banyak nyawa. Lelaki Belanda itu kini berada di depan mulut gua. Tempat itu, kini tak memiliki tabir karena seluruh manusia harimau disibukkan dengan kedatangan mayat hidup buatannya.Ia melangkah dengan senapan laras pendek yang diselipkan di pinggangnya. Terus berjalan hingga memasuki sebuah batu berukuran besar yang di dalamnya berbaring seorang lelaki yang mengutuknya ratusan tahun lalu.“Jadi sekarang kau selemah ini. Bahkan harus direndam di dalam air untuk terus bertahan hidup.” Erick memainkan air jernih itu.“Bagaimana kalau aku bantu agar penderitaanmu lebih cepat berlalu?”Lelaki b
Bagian 30Dunia BaruMita duduk di dekat pohon besar yang biasanya dijadikan Arya tempat bersandar. Wanita yang telah ditakdirkan berusia panjang itu, terus menatap ke kedalaman hutan. Di sana ia temukan, sepasang burung yang sedang bercengkrama. Wanita yang baru dinikahi Arya beberapa waktu itu, kemudian, menajamkan pandangannya, mengambil sebuah batu, ingin menguji sejauh mana kemampuannya menghalau dua makhluk lain yang sedang kasmaran. Namun, belum sampai batu itu ia lemparkan, makhluk lain datang dan menjentik kepalanya hingga ia meringis kesakitan.“Kau mau kalau kita sedang berdua saja ada yang mengganggu, ha?” Arya datang dan membuyarkan semua kesenangan Mita.“Nggak apa-apa, malah bagus, gak patah rasanya tulangku tiap malam,” sahutnya sembari memainkan rambutnya yang tumbuh lebih teba
Epilog 1Harimau PutihPawana, terus berjalan meninggalkan Hutan Larangan. Usai memberi pesan pada Arya agar tak membawa seorang wanita ke tempat mereka tinggal. Lelaki berambut putih itu menarik napas panjang. Bukan tak tahu ia ke mana Ana dan anaknya melangkah. Suatu tempat yang ia tinggalkan ratusan tahun yang lalu, ketika ia dan istrinya tak menemukan kesepakatan, hingga Pawana pun mengalah demi menghindari pertikaian. Wanita yang juga sama sakti dengannya, harimau putih dari Bukit Buas tempat mereka pertama kali bertemu.Lelaki berambut putih itu mengubah wujudnya menjadi harimau, terus berlari untuk keluar dari wilayah Hutan Larangan yang sangat luas. Ia tak pernah peduli dengan makhluk lain selagi tak menggangunya, hingga ia sampai di tepi hutan. Lelaki berambut putih dan bermata biru itu memejamkan matanya. Ia membayangkan wajah istrinya, Murti, yang telah lama terpis
Epilog 2Bukit BuasAna melempar ponselnya di ranjang, ketika ratusan kali ia mencoba untuk menelepon Mita, tetapi tak sekali pun sahabatnya menjawab. Hampir sebulan wanita bermata cokelat itu hidup berdua dengan Andra tanpa sedikit pun kabar dari Mita.“Apa kamu mati di tangan Erick.” Ana menggigiti kukunya sendiri. Berbagai macam spekulasi beredar di kepalanya. Wanita itu kemudian tertidur ketika Andra telah lama terlelap, mereka berdua masih tinggal di penginapan sederhana ketika harus kabur dari pengejaran Erick. Satu langkah besar akan diambil wanita bermata cokelat itu besok, hingga ia terpaksa harus memberi kabar pada Mita.***Pagi harinya, Ana kembali ke pasar tradisional tempatnya mencuri dengar tentang sebuah bukit yang menurut legenda, dijaga oleh seekor harimau putih
Sebelum membaca seaon 3 ini pastikan sudah membaca season 1 dan 2 ya, biar ceritanya nyambung. Happy reading. Warning : rate cerita ini sama seperti season 1 Bagian 1 Bangun Dari Tidur PanjangManusia harimau yang telah tertidur selama dua puluh tahun itu membuka mata yang pupilnya berwarna kuning. Bisa Bagus rasakan tubuhnya ditimpa batu-batu besar dan kecil di dalam sungai. Ia mengerakkan tangannya, lalu keluar kuku-kuku tajam yang telah lama tak ia asah ketajamannya. Dengan kekuatannya yang baru saja pulih, manusia harimau itu menyingkirkan semua bebatuan yang mengurung dirinya. Lalu dengan cepat ia berenang ke permukaan sembari wujudnya berubah menjadi harimau seutuhnya. Ia menangkap beberapa ikan baik ukuran besar atau kecil untuk mengganjal perutnya yang sangat lapar. Dua puluh tahun bertahan hidup hanya dengan air, jangan tanya lagi rasa lapar yang ia tanggung. Mungkin saja seisi hutan bisa ia babat untuk mengisi perutnya. Sebelum ia mencari di mana keberadaan Ana dan juga
Bagian 2 Haus Darah Lelaki berambut sebahu itu terus berjalan di wilayah Hutan Larangan. Selama ia tak sadarkan diri, sudah banyak hutan itu berubah berkat campur tangan dingin Murti. Satu demi satu penghuni yang lemah disingkirkan oleh istri gurunya. Namun, tidak termasuk wanita yang mengenakan kebaya hitam itu. Yang dahulunya memiliki hubungan cukup erat dengan Bagus. Wanita dengan banyak ilmu hitam di tangannya itu memandang orang yang dulu ia hormati dari atas pohon. Kemudian ia melompat dan menghadang Bagus tepat di depannya. “Tidur yang sangat panjang. Saat bangun kau tak berubah sedikit pun, Raden Bagus,” ujar wanita paruh baya itu. “Kau pun sama, Nyai. Masih sama seperti dulu. Apa masih suka bermain-main dengan arwah yang tak berdosa?” Bagus tetap berjalan lurus. Ia menembus tubuh Nyai tersebut begitu saja. Wanita yang hidup di zaman yang sama dengannya turut melayang menemani manusia harimau itu sampai ke ujung jalan. “Istri gurumu itu menyusahkan langkahku. Dia suka se
Bagian 3 Kenangan Lama Mobil itu berguncang sebab Bagus telah sangat lapar dengan daging manusia. Tiga orang gadis yang tak tahu apa-apa sama sekali hanya bisa menjerit dan menangis. Ketika hanya sedikit lagi manusia harimau itu akan memangsa Nadia, sebuah hantaman keras muncul. Lalu pintu mobil itu terbuka dan Bagus ditarik ke luar. Selanjutnya tiga orang gadis yang tadinya menjerit tak keruan diam sesaat. Mereka seakan-akan tunduk pada pandangan tajam seseorang. “Pulang dengan selamat, jalan lurus jangan belok kiri atau kanan, jangan hiraukan siapa pun yang meminta tolong. Dan lupakan peristiwa tadi, mengerti?” Perintah Arya pada tiga orang gadis itu. Lalu mobil melaju meninggaalkan dua manusia harimau tersebut di tepi Hutan Larangan. “Rindunya. Kau tidur sangat lama sampai kukira tak ingin bangun lagi.” Arya memeluk sahabatnya yang telah puluhan tahun ia tinggalkan sejak hidup bersama istrinya, Mita. “Kau terlihat lebih baik dari sebelumnya. Sepertinya kau sangat bahagia.” Bag