Benny masih terus menempelinya dan berkata betapa dia tidak bisa hidup tanpa Sally pada beberapa waktu yang lalu.Sudah beberapa hari ini Benny setiap hari akan datang untuk menjemputnya pulang kerja.Sally pasti akan melihat sosoknya setiap kali keluar dari perusahaan tidak peduli dia lembur sampai jam berapa pun.Bahkan Benny sampai tidak makan malam demi menunggunya dan perutnya sakit.Hati Sally melunak saat melihat dia berjongkok di sana dengan ekspresi kesakitan, bahkan berpikir mungkin Benny benar-benar memedulikannya.Tidak disangka, hari ini Sally akan melihatnya memperjuangkan sesuatu demi cinta pertama di dalam hatinya.Segala hal di masa lalu tiba-tiba terasa konyol pada saat ini.Mungkin saja Benny sama sekali tidak akan meliriknya jika dia tidak memiliki wajah yang hampir sama dengan Lenna.Lenna sudah kembali saat ini.Bagaimana mungkin dia akan memedulikannya yang merupakan seorang pengganti?"Sally, aku lagi berusaha cari orang buat kasih transfusi darah untuk Lenna. K
"Agnes? Agnes!" Sally bergegas menuju Agnes."Agnes!" Simon yang sedang terburu-buru, juga berlari dengan cepat....Dua jam kemudian, di rumah sakit.Simon mengikuti Agnes dan keluar dari klinik satu demi satu.Sambil melirik luka di samping telinga Agnes, Simon memperingatkan, "Lain kali jangan terlalu gegabah.""Tapi saat itu, sepertinya aku nggak punya pilihan lain selain menerkam Sally." Mustahil bagi Agnes untuk menyaksikan Sally terluka.Agnes dengan cepat berkata dengan nada meremehkan, "Tapi nggak apa-apa, nggak ada luka yang serius, hanya beberapa luka kulit saja."Lukanya memang tidak serius. Agnes baru saja jatuh ke tanah dan berpura-pura menunjukkannya kepada sekelompok orang itu.Kalau tidak, kelompok orang itu tidak akan pergi begitu saja.Dia tidak ingin lelucon ini berlanjut.Pada akhirnya, hanya dia dan Sally yang menderita.Sally yang begitu mabuk, tidak diizinkan menemaninya ke rumah sakit dan Agnes memanggil sopir untuk mengantarkannya pulang.Simon menatapnya dala
Agnes berbalik, memandangnya dengan serius dan mengoreksi, "Bukannya aku ingin menjauh darimu, tapi kita nggak perlu terlibat satu sama lain lagi. Kamu nggak bisa memberikan apa yang aku mau.""Apa yang kamu mau?" Jimmy menatapnya dengan serius.Hati seorang wanita sungguh sulit ditebak.Jimmy tidak mengerti.Tidak mengerti sama sekali."Yang aku mau adalah ada yang menemaniku selama sisa hidupku. Yang aku mau adalah hubungan jangka panjang yang bisa memberiku rasa nyaman, tapi ... menurutku kamu nggak bisa memberikannya padaku.""Kalau kamu nggak memberiku kesempatan, mana mungkin tahu bahwa aku nggak bisa?" Jimmy memandangnya dengan tulus.Untuk pertama kalinya, Jimmy merasa bahwa peluang bukanlah sesuatu yang bisa diperoleh dengan mudah walaupun dirinya mau.Dulu, dia tidak keberatan menyakiti hati Agnes karena sudah memperkirakan bahwa apa pun yang dirinya lakukan, Agnes akan menunggunya di sana.Sampai Nova memberikan surat perjanjian cerai ....Baru pada saat itulah Jimmy menyada
Ketika mendengar suara yang familier ini, Agnes berhenti makan dan menoleh ke TV di samping.Orang yang berdiri di antara sekumpulan kamera adalah Yuri!Hari ini, Yuri memakai riasan tipis, seluruh auranya terlihat berbeda, sedikit lebih dingin dan kuat.Agnes merasa sedikit bingung. Apa yang ingin Yuri katakan setelah memanggil begitu banyak reporter?Jimmy tidak menganggapnya serius lalu segera membuang muka dan mulai makan."Aku berdiri di sini hari ini karena aku punya sesuatu yang sangat penting untuk diumumkan pada kalian. Aku sudah menyimpan rahasia ini selama bertahun-tahun, benar-benar sangat sulit dan melelahkan. Namun sekarang aku menyadari bahwa rasa bersabarku ini nggak akan membuat orang itu sadar. Sebaliknya, dia semakin nggak menganggapku.""Cepat makan, makanannya akan dingin." Jimmy memperhatikan bahwa Agnes sepertinya fokus pada berita, jadi segera mendesak, "Hal-hal membosankan seperti itu terjadi setiap hari.""Kamu makan dulu, aku nggak terburu-buru," jawab Agnes
Beberapa jam berlalu.Tidak ada kabar sama sekali dari Halpin.Agnes menyadari bahwa Yuri sudah berada di ambang kehancuran.Yuri benar-benar berpikir, apa dirinya melakukan kesalahan? Jadi Tuhan ingin menghukumnya seperti ini?Kenapa Tuhan begitu kejam padanya?Hanya tersisa Halpin di hidupnya?Haruskah Tuhan mengambil satu-satunya kerabatnya?"Di mana lagi aku bisa menemukannya?" Yuri memandang ke jalan yang ramai dengan bingung.Agnes ingin menghiburnya, tapi tidak tahu harus berkata apa.Kata-kata apa pun tampak terlalu mengenaskan saat ini."Halpin, kamu di mana? Jangan menakuti ibu ... segera kembali ke ibu, oke?" kata Yuri sambil berjongkok sambil memeluk lututnya dan menangis.Agnes memandang Yuri seperti ini dengan sedih. Saat hendak mengangkat tangannya untuk menghiburnya, Agnes mendengar ponsel Yuri berdering.Yuri segera mengeluarkan ponselnya untuk menjawab dengan suara yang bergetar, "Halo? Polisi ....""Benarkah? Oke! Oke! Aku akan segera ke sana!" jawab Yuri sambil berd
Keesokan malanya.Kendaraan yang dikirim oleh Erick datang menjemput Agnes tepat waktu.Kendaraan itu akhirnya berhenti di depan sebuah klub pribadi.Seseorang membawa Agnes ke ruangan tertentu dan Erick ada di ruangan ini.Agnes melihat sekeliling dengan hati-hati, tapi melihat Erick melemparkan tas ke arahnya. "Gantilah."Agnes tidak menjawab, tapi mengambil tas itu dan memeriksanya.Di dalamnya ada gaun kuning angsa.Gaunnya sangat umum.Modelnya bahkan terlihat agak kuno.Agnes tidak memahami maksud Erick dan bertanya, "Kenapa aku harus memakai ini?""Ganti saja!" Erick menatap Agnes dengan tidak sabar.Agnes tahu betul bahwa dirinya sekarang berada di bawah kendali orang lain.Selama permintaannya tidak terlalu berlebihan, Agnes akan menurutinya.Namun, Agnes melihat sekeliling dan tidak menemukan kompartemen terpisah untuk mengganti pakaian, jadi segera berkata, "Kamu keluar dulu.""Apa?""Aku perlu berganti pakaian, aku nggak nyaman kamu di sini," jawab Agnes dengan tegas.Erick
"Agnes!" Pada saat ini, ada sesosok tubuh yang juga berlari ke sisi ini.Ternyata Simon.Tentu saja, Sally tidak akan melewatkan kesempatan apa pun yang dapat meningkatkan hubungan antara Simon dan Agnes.Dia mengirimkan lokasi Agnes ke Simon dan meminta Simon menjadi pelindung Agnes.Begitu datang, Simon melihat dua orang berdiri di halaman.Pemandangan seperti itu membuatnya merasa tidak berguna, awalnya Simon siap untuk pergi dengan diam-diam.Namun, Agnes tiba-tiba pingsan, mana mungkin Simon langsung pergi begitu saja?Jimmy melihat Simon dan segera berkata, "Bawa dia dulu! Antarkan ke rumah sakit! Aku harus mencari seseorang!"Simon agak terkejut karena Jimmy akan membuat keputusan seperti itu.Biasanya, bukankah Jimmy akan menjaganya lebih dulu?Sebelum Simon sempat bereaksi, sosok Jimmy sudah menghilang di malam hari.Simon menatap wajah pucat Agnes dan tidak berani menyia-nyiakan waktu. Simon segera menggendongnya dan berjalan keluar dari taman dengan cepat.Melihat Agnes sepe
Tak lama kemudian, amplop itu jatuh ke bawah.Sama sekali tidak masalah jika akan mengadakan konferensi pers.Jimmy bertanggung jawab atas hal itu.Setelah kejadian itu, Jimmy tidak pernah menyentuh desain lagi.Meski kemampuannya diakui, ada rintangan di hatinya yang tidak bisa diatasi.Namun, penyesalan ini ....Jimmy merasa dia berhutang pada Merry, tapi Merry sudah mati, jadi untuk apa melakukannya?Bukankah lebih baik membiarkan Merry beristirahat dengan tenang?"Kalau kami sudah membereskan masalah ini, aku akan memberimu obatnya." Erick tersenyum dan segera pergi.Jimmy menarik napas dalam-dalam, melihat amplop di bawah dan akhirnya mengambilnya.Jimmy belum membaca isi amplop itu.Namun, isinya tidak penting.Yang penting sekarang Jimmy tidak punya pilihan lain.Jimmy mengeluarkan ponselnya dan menelepon, "Darlin, segera atur konferensi pers."Darlin tentu saja agak terkejut.Sudah larut malam, kenapa tiba-tiba perlu mengadakan konferensi pers?Namun, Darlin tidak pernah bertan