Alis Jimmy berkerut semakin dalam. "Bertengkar?""Kalau nggak, kenapa kamu nggak pergi makan bersama dengannya?" Agnes mengerjapkan kedua matanya yang bersinar dengan cerah.Agnes tidak bisa memikirkan alasan kenapa Jimmy menolak Hanna selain bertengkar.Jimmy diam-diam memutar bola matanya, merasa malas menjelaskan terlalu banyak hal pada wanita ini."Bisakah kamu berdiri?" tanya Jimmy dengan tiba-tiba."Bisa.""Makan bersama denganku kalau kamu bisa berdiri," kata Jimmy sambil menelanjangkan dirinya di depan Agnes.Benar-benar ... telanjang.Adegan ini datang dengan terlalu tiba-tiba, yang membuat Agnes tersipu malu.Mau tidak mau harus dikatakan bahwa bentuk tubuhnya ... benar-benar sangat menarik perhatian!Hanya saja, dia harus tetap teguh, dia sama sekali tidak lupa bahwa dia sudah mengajukan perceraian.Jadi, dia segera mengalihkan pandangannya.Jimmy melihat semua tindakan kecilnya dan tidak bisa menahan dirinya untuk berkata dengan sinis, "Kamu nggak terlihat seperti ini saat
Agnes mengangkat kepalanya dengan bingung. "Apa?"Jimmy meletakkan pisau dan garpunya, lalu menatapnya dengan santai. "Bukankah ada sesuatu yang ingin kamu dapatkan dengan melakukan semua ini? Aku sudah mengakui identitasmu pada publik sekarang, kamu seharusnya sudah bisa berhenti membuat masalah, 'kan?"Dia membuat keputusan seperti ini karena tidak ingin terus membuang-buang waktu dengan Agnes yang sangat melelahkan baginya.Di sisi lain, dia juga ingin membuat orang yang menyukainya berhenti mendekatinya lagi.Agnes baru memahami alasannya mengumumkan identitasnya ....Ternyata dia hanya ingin dia berhenti membuat masalah.Hanya saja, dia tidak pernah membuat masalah.Pernikahan bagaikan belenggu ini malah membuatnya tidak bisa bernapas dan ingin melarikan diri."Jimmy, masalah perceraian ...." Agnes ingin menyatakan kembali pendiriannya.Terdapat tatapan peringatan di mata Jimmy. "Tutup mulutmu!"Suaranya terdengar rendah tapi terdapat tekanan yang besar. "Sebaiknya kamu dengan pat
"Nona Agnes, aku akan memutuskan panggilan kalau sudah nggak ada masalah lain," kata orang itu, kemudian dia langsung memutuskan panggilan.Agnes masih terus menggenggam ponselnya meski mendengar nada panggilan yang diputuskan.Hatinya seolah-olah jatuh dari surga ke neraka.Apa yang dia lindungi dengan susah payah, sama sekali tidak ada yang tersisa pada akhirnya.Suara pintu terbuka menarik kembali pikirannya.Agnes baru menyadari bahwa tidak disangka semalam dia tidur di dalam kamar Jimmy.Hanya saja, dia tidak memiliki suasana hati untuk memikirkan hal ini sekarang.Dia segera turun dari ranjang dan berjalan ke depan Jimmy."Jimmy, kenapa kamu begitu nggak bermoral!"Saat ini, jantungnya sudah tidak lagi berdetak dengan cepat ketika menatap wajah yang menakjubkan ini.Dia bahkan tidak mengerti kenapa dia begitu buta pada saat itu.Apa yang sebenarnya dia sukai darinya?Menyukai kekejamannya? Menyukainya yang akan melakukan apa saja demi mencapai keinginannya? Menyukai tindakan tida
Dia juga tidak bisa melakukan apa pun meski terus berlama-lama di sini karena rumahnya sudah dihancurkan.Agnes langsung kembali ke tempat tinggal Sally.Tidak ada harapan pada hubungan percintaan, rumah yang ingin dilindungi juga telah dihancurkan, tapi dia masih harus tetap semangat.Dia masih mempersiapkan dirinya untuk mengikuti kompetisi.Setidaknya dia harus membuat dirinya melewati kehidupan yang layak, membuat dirinya memiliki kekuatan untuk melindungi orang dan benda yang dia cintai di masa depan.Agnes terlihat sangat tidak bersemangat setelah kembali ke tempat tinggalnya.Sally menyambutnya, "Agnes, kamu sudah kembali, aku ingin memperkenalkan seseorang padamu!"Agnes baru menyadari bahwa ada seorang pria yang duduk di sofa di samping setelah mengikuti pandangan Sally.Pria itu mengenakan kemeja putih yang bersih dengan lengan sedikit dilipat ke atas yang memperlihatkan kulit putihnya.Wajah pria itu juga terlihat sangat menonjol, tapi ketampanannya berbeda dengan Jimmy.Tam
Jantung Agnes berhenti berdetak dan menatap Simon dengan panik.Saat tatapan mata mereka bertemu, dia baru menyadari bahwa jarak mereka berdua sepertinya terlalu dekat!Dia segera berdiri dengan benar, dia mendengar teriakan marah sebelum sempat keluar dari pelukannya. "Agnes!"Agnes menoleh dan melihat sebuah sosok yang tinggi sedang berdiri di bawah lampu jalan.Meski berlawan dengan cahaya, dia masih melihat ekspresi masam di wajahnya.Untuk apa dia datang ke sini?Agnes sama sekali tidak ingin memedulikan Jimmy, hanya saja Jimmy sudah berjalan menghampirinya dan dengan arogan menariknya keluar dari pelukan Simon."Aku masih belum meninggal tapi kamu sudah mulai berpelukan dengan pria lain?" Terdapat kobaran amarah di dalam mata Jimmy.Bagaimana mungkin dia tidak marah?Setelah berpikir untuk beberapa waktu, dia memutuskan untuk menjelaskannya pada wanita ini.Karena dia sendiri juga tidak berharap masalah ini tidak bisa diselesaikan.Hanya saja, dia malah melihat adegan seperti ini
Agnes merasa sedikit bingung saat melihat Jordan yang berjalan menghampirinya dan menyapanya, "Kakak."Jordan sangat dihormati di dalam rumah.Agnes tidak pernah terlalu sering bertemu dengan Jordan setelah menjadi bagian dari Keluarga Hino selama tiga tahun, tapi dia kurang lebih pernah mendengar karakternya.Semua orang yang pernah berhubungan dengan Jordan akan selalu memujinya.Jordan tersenyum, sama sekali tidak bersikap arogan. "Kamu nggak keberatan ngobrol sebentar denganku, 'kan?"Agnes tanpa sadar menoleh ke arah jalan raya.Jordan tahu apa yang sedang dia lihat dan berkata, "Jimmy kemungkinan nggak bisa datang hari ini.""Hm?""Ada sebuah kafe di sekitar ini, bagaimana kalau kita ngobrol di sana?" kata Jordan sambil menatap Agnes."Kakak, kita nggak perlu minum kopi kalau kamu datang untuk membantu menyelesaikan permasalahan kami," kata Agnes, dia sangat bertekad untuk bercerai kali ini."Bukan seperti itu, aku hanya ingin ngobrol denganmu, adikku ini," kata Jordan. "Agnes, a
Dia sudah mengetahui berapa nomor kamar pasien Jimmy dari Jordan.Jadi, dia langsung mendatangi kamar pasien Jimmy setelah tiba di rumah sakit.Dia baru menyadari bahwa pintunya tidak tertutup saat tiba di depan pintu kamar pasien.Tatapan matanya terpaku pada adegan di dalam kamar pasien saat dia hendak mengangkat tangannya untuk mengetuk pintu.Jimmy sedang berbaring menyamping di atas ranjang, jadi dia hanya bisa melihat punggungnya.Sedangkan Hanna duduk di tepi ranjang.Hanna sedang menatapnya dengan tatapan penuh cinta dan juga mengangkat tangannya untuk merapikan rambutnya.Agnes hampir saja menangis oleh kebodohannya sendiri pada saat ini.Kenapa dia bisa benar-benar percaya bahwa Jimmy menolak pengobatan karenanya?Bagaimana mungkin Jimmy memandang Agnes lebih penting daripada tubuhnya?Apakah dia pantas?Mungkin dia dan Hanna benar-benar sedang bertengkar jadi memunculkan adegan itu.Tentu saja dia akan dengan patuh menerima pengobatan karena Hanna sudah datang sekarang.Mung
Anton melanjutkan, "Saat itu aku juga bertemu dengannya di bagian bersalin dan baru mengetahui tentang kehamilannya setelah menanyakannya. Kukira seharusnya kamu juga tahu, jadi aku nggak membahas ini denganmu."Hanna menggelengkan kepalanya yang tiba-tiba saja menjadi pusing."Kok dia bisa hamil ...."Ternyata Agnes sedang mengandung anak Jimmy.Bagaimana Hanna bisa menerima berita seperti itu?Terlebih lagi, mungkin anak ini akan menjadi hal terbaik antara Jimmy dan Agnes.Bukankah saat itu akan semakin mustahil baginya dan Jimmy bisa bersama?Kesadaran ini membuat Hanna merasa seolah terjatuh ke dalam jurang yang dalam.Akan tetapi, dia langsung menghibur dirinya sendiri, "Tapi dia cuma hamil, masih nggak tahu kalau anak itu bisa lahir atau nggak!"Jadi, Hanna tidak perlu panik.Anton pun langsung menjawab, "Benar, ada banyak sekali lika-liku dalam hidup. Siapa yang bisa memastikan anak ini akan lahir dengan selamat?"Saat Anton mengatakan ini, jelas ada makna mendalam di tatapannya