"Kenapa kamu ingin membunuh Luna!" tanya Deon dengan tegas.Ditipu dan dimanipulasi oleh seseorang yang dipercayanya membuatnya merasa sangat marah.Quina berkata sambil terbatuk-batuk."Aku nggak tahu! Hanya manajemen level atas yang tahu tentang rahasia Luna, tapi Luna sangat penting bagi mereka. Kalau nggak membunuhnya, kemungkinan menghancurkan Negara Lordia akan sangat berkurang!"Deon sedikit menyipitkan matanya dan berkata, "Kalian ingin menghancurkan Negara Lordia seperti apa?""Hancurkan satu per satu dari semua aspek! Kamu nggak bisa membayangkan betapa mulusnya rencana kita!"Quina tersenyum bahagia."Sayang sekali aku berada di Organisasi V, tapi aku nggak akses ke intelijen inti.""Tapi aku bisa memberitahumu, rencana kami berjalan dengan lancar!""Kalaupun kamu membunuhku, kamu nggak bisa mencegah bencana ini terjadi! Paling lama dalam tiga bulan, Negara Lordia akan hancur!"Setelah mendengar kata-kata ini, Deon langsung gemetaran.Tiga bulan?Apa rencana Organisasi V ham
"Kalau nggak menyerahkannya, hari ini kalian nggak ada yang bisa selamat!"Ancaman Deon membuat orang-orang di dewan direksi berkeringat dingin.Kekejaman pria ini terlihat jelas bagi semua orang.Terutama, dia hanya mendengarkan perkataan Luna saja!Setelah hening lama, Johan berteriak dengan enggan."Oke! Aku akan menyerahkannya! Sudah puas, 'kan?"Butuh waktu lebih dari satu jam untuk menyelesaikan formalitasnya.Luna terbangun dalam keadaan bingung dan kalimat pertamanya adalah."Di mana Quina?""Dia sudah mati," kata Deon tanpa ekspresi.Luna terkejut, tapi itu sudah diduga olehnya. Setelah itu, Luna berkata perlahan."Sejujurnya, aku nggak membencinya, setiap orang punya pilihannya sendiri!"Deon mengangguk dan berkata."Jangan bicarakan ini lagi. Kamu baru saja bangun dan mungkin belum tahu bahwa ayahmu Johan sudah secara resmi melepaskan posisinya sebagai CEO perusahaan.""Sekarang kamu sendiri yang menjabat sebagai CEO Grup Lixon!"Kejutan ini datang begitu tiba-tiba, Luna ter
"Dalam analisis terakhir, aku adalah dewan direksi Grup Lixon, pemegang saham terbesar, menikmati kekuasaan pengambilan keputusan tertinggi!"Simon mengganti topik pembicaraan dan berkata sambil tersenyum licik."Keinginan Luna untuk menghancurkan pekerjaan Keluarga Yossef hanyalah angan-angan!""Aku sudah punya cara untuk menghadapinya!"Semua orang di Keluarga Yossef segera bersemangat. "Apa caranya?""Transfer aset! Saat Luna belum stabil, transfer sebagian besar aset perusahaan ke nama Keluarga Yossef kita!""Dengan cara ini, kalaupun dia menguasai Grup Lixon, yang dia dapatkan hanyalah cangkang kosong."Simon menelan cincin asap dan berkata sambil tersenyum sedih."Nggak akan lama lagi para eksekutif perusahaan nggak tahan lagi dan memintaku keluar lagi! Sebagai CEO, dia hanya bisa menikmati dalam nama saja!"Semua orang di Keluarga Yossef sangat gembira dan berkata."Ya, transfer aset! Kenapa kita nggak memikirkan itu!""Gunakan cara legal untuk mentransfer sebagian besar uang pe
"Banyak sekali?" Mata indah Luna melotot dan tiba-tiba mendapatkan kembali harapan.Dia selalu khawatir Simon mengambil uang itu, tapi dirinya bahkan tidak menyadari hal ini!"Deon, saat aku mendengar apa yang kamu katakan, tiba-tiba aku mendapat ide baru."Luna berkata dengan serius."Aku berencana untuk mendirikan anak perusahaan yang bertanggung jawab atas proyek pedestrian Kota Gemerlap. Selain itu, aku juga akan menggabungkan bisnis e-commerce siaran langsung yang paling menjanjikan ke dalam perusahaan ini."Pendirian anak perusahaan independen, sampai batas tertentu, dapat menghindari perintah dewan direksi.Deon mengangguk dan berkata."Aku pikir ide ini sangat bagus, tapi sebagai manajer umum perusahaan, kamu harus memilih seseorang dengan pikiran cemerlang dan pengalaman manajemen tertentu, kalau nggak bisa gagal."Luna tersenyum dan berkata, "Bukankah orang itu ada di depanku?"Deon mengerutkan kening. "Di depanmu? Kecuali aku memangnya ada orang lain?"Alhasil, beberapa deti
"Kebetulan banget."Luna juga tidak pulang. Dia mengenakan sepatu hak tinggi dan melarikan diri dari tempat dengan rasa bersalah.Deon menyadari tetapi tidak membongkarnya sambil berkata,"Sejujurnya, terkadang wanita yang dingin ini memang sangat imut."Besok adalah sebuah hari yang penting. Adiknya, Diana Pastillo yang sudah setengah tahun kuliah sudah libur dan besok akan pulang ke rumah.Selain itu, hal yang terpenting adalah adiknya berhubungan erat dengan kebenaran penganiayaan ayahnya pada masa lalu!Jika para pejabat tinggi di Kota Risan masih tidak bisa melupakannya. Deon mesti berusaha sekuat tenaga untuk melindungi adiknya ini.Keesokan paginya, Deon menyewa sebuah sepeda listrik umum ke bandara.Tidak lama kemudian, seorang gadis yang mengenakan kaos putih dan rok jeans super pendek berwarna biru keluar dari bandara.Indra wajahnya sangat polos dan tangannya menarik koper. Gadis tersebut memberi orang semacam perasaan gadis murni dan mungil."Diana!" Deon bergegas menghampi
Senyuman si sopir sontak mematung,"Saudara, jelas kamu nggak mau membayarku!"Deon berkata dengan ekspresi datar, "Maaf, aku hanya bisa bersikap preman saat menghadapi preman!"Habis bicara, dia menarik Diana turun dari mobil.Sopir itu juga turun dari mobil, lalu berkata dengan nada ganas,"Sialan! Aku omong baik-baik sama kamu karena memberi kehormatan padamu! Kamu jangan nggak sadar diri! Di sekitar sini ada rekan kami, kalau bisa, lain kali kalian jangan keluar dari rumah! Kalau nggak, kami bakal mengawasi kalian!"Diana yang sebagai seorang mahasiswa tidak pernah menghadapi situasi seperti ini, sehingga jantungnya berdebar-debar."Kak, bagaimana kalau bayar dia saja! Biar aku yang membayar 1 juta ini, anggap saja membuang malapetaka!"Diana tidak ingin anggota keluarga berurusan sama para preman seperti ini.Habis bicara, dia mengeluarkan 10 lembar uang kertas bernilai 100 ribu dari dompet.Akan tetapi, Deon menahannya,"Simpan uangmu. Kalau kami berkompromi saat menghadapi orang
Sontak, semua mobil mereka hancur berkeping-keping!"Mobil kami!""Bajingan! Dia menghancurkan mobil kita!"Mata mereka sontak merah dan sangat murka.Sopir itu pun berteriak pada Deon,"Sialan, apa kamu nggak waras atau nggak punya otak? Aku suruh kamu bayar, nggak suruh kamu menghancurkan mobil kami!""Aku suka pertukaran yang setara. Kalau mau aku mengeluarkan uang, setidaknya harus mengorbankan sesuatu, 'kan?"Deon berkata sambil tersenyum setengah.Diana di sampingnya terperanjat.Tidak sangka setelah sekian lama tidak berjumpa, ternyata kakaknya telah berubah total.Saat bersikap kejam, jauh lebih menyeramkan daripada para sopir preman itu!Sopir itu berkata dengan geram,"Beberapa mobil ini bukan sekadar 14 juta! Ditambah dengan kamu perlu mengganti rugi uang jasa sopir. Kamu setidaknya harus mengeluarkan uang sebesar ratusan juta!""Aku hanya bakal memberikan 14 juta," ujar Deon."Setelah menghancurkan mobil berharga ratusan juga, kamu malah mau menyelesaikan masalah dengan uan
Baron bergegas ke depan Deon, lalu berkata,"Tuan Deon, aku pantas mati! Aku nggak mengatur para anak buah ini!""Setelah pulang, aku bakal menghukum para bajingan ini dengan kejam!""Aku jamin kelak nggak bakal terjadi hal semacam ini lagi!"Deon malah sama sekali tidak meliriknya, malah berkata,"Anak buah nggak patuh adalah kesalahan pemimpinnya!""Kelihatannya aku perlu kasih tahu Dylan tentang hal ini."Baron tertegun, lalu segera tersentak dan merinding!Dia gedebuk berlutut, lalu menampar dirinya."Maaf! Maaf! Tuan Deon, aku bakal introspeksi diri! Kalau masih ada kedua kalinya, aku bakal mati di depanmu!""Jangan kasih tahu Pak Dylan! Kalau dia tahu, aku bakal dipukuli sampai mati!"Baron tidak berhenti menampar wajah dirinya, bahkan sampai mulutnya berdarah!Diana pun mengangakan mulut dengan lebar!Seorang bos mafia yang begitu besar, ternyata berlutut di depan kakak dirinya, bahkan menampar wajah dirinya!Sejak kapan kakak menjadi begitu bermartabat?"Ayolah, Diana."Deon me