"Dia... meninggal karena diracun." ucap Beatrice. Alika tersentak, kasihan sekali. Jadi karena hal itu ibu ini terus disalahkan oleh Lucas.
"Kalau begitu nanti saya akan coba bantu berbicara pada Lucas terkait masalah ini." ucap Alika. Beatrice tampak senang mendengar hal ini. Ia langsung memegang kedua tangan Alika dengan antusias. "Benarkah? Kalau begitu apa bisa kamu sekalian suruh dia kembali ke Amerika? Supaya dia bisa mengelola perusahaan mendiang ayahnya bersama saya?" tanya Beatrice."Lucas kembali ke Amerika?! Lalu bagaimana denganku?!" batin Alika."Saya mohon, please." ucap wanita itu dengan air mata berkaca-kaca. Alika merasa tidak enak untuk menolak. Dirinya pun mengiyakan hal tidak tersebut meski terpaksa.Selepas kepergian Beatrice dari kantornya, Alika kembali dijemput oleh Lucas. Didepan pintu utama mobil lelaki itu pun sudah berhenti. Kebetulan sekali, Alika pun segera berjalan terburu-buru mendekati mobil tersebut lalu buka pintu mobilnya dan masu"Kakimu sudah tidak sakit lagi?" tanya Albert. Angela mengangguk. "Berkat ditiup olehmu." balasnya seraya tersenyum. Albert ikut tersenyum tipis."Rumahmu dekat sini?" tanya Angela."Tidak dekat dan tidak terlalu jauh juga." jawabnya."Kucingmu dititipi siapa?" tanya Angela."Dititipi rumah." jawabnya."Hah?" "Tidak dititipkan pada siapapun. Karena ditaruh di kandang." balas Albert. Angela mengangguk. "Kucingnya nurut ya? Makanya kamu tinggalkan sendiri. Tapi kasihan juga sih seharian dikandang terus." ucap Angela."Iya memang, tapi saya sudah memberinya makanan yang banyak di dalam kandang." ucap Albert. "Iya, tapi kalau setiap hari di kurung terus juga kasihan. Dia bisa stres loh, minimal dilepas didalam rumah aja deh. Dia juga ingin jalan-jalan ke sekitaran rumah." ucap Angela. Albert memandang Angela seraya terdiam. Angela terheran melihatnya terus memperhatikannya. "Kenapa?" tanyanya. "Maaf, apa saya terlalu menggurui barusan?" tanyan
"Ya benar, mereka saling berebut. Tapi sudahlah, saya kesana ingin meluruskan saja apa yang sudah hak saya. Atau nanti bisa kami bagi secara rata tentang masalah itu, dan mencocokkan dengan wasiat yang ditinggalkan ayah saya." ucap Lucas."Aku sangat berharap kamu baik-baik saja disana. Khawatirnya nanti muncul hal yang tidak diinginkan dari segala perseteruan ini. Aku takut kamu celaka." ucap Alika."Ssst, jangan ngomong begitu. Jika Tuhan berkehendak, saya pasti akan pulang dengan selamat. Tunggu aja." ucap Lucas. Alika tersenyum dan mengangguk.Dua hari kemudian, Alika pun melepas kepergian Lucas dan Beatrice yang memang berada dalam satu pesawat. Alika melambai tangan pada mereka berdua yang kian menjauh pergi bersama lima bodyguardnya. Kemudian dirinya kembali lagi ke perusahaan dengan masih ditemani oleh bodyguard barunya yang bernama Rino.Meskipun sempat ditanyakan apakah dirinya akan menyusul Lucas ke Amerika, akan tetapi Alika menolak untuk ikut karena diri
"Bilang saja tidak mau." ucap Alika mencebik."Hanya mengutarakan pendapat." ucap Albert."Belikan bubur dong, aku lapar tahu." ucap Alika."Dimana--" belum selesai bicara langsung dipotong Alika. "Ya didepan.""Uangnya." ucap Albert. Alika menatapnya datar. "Ini pertama kalinya seorang bawahan memalak direkturnya langsung." ucap Alika."Saya tidak memiliki recehan." ucap Albert."Yayaya terserah deh. Nih." ucap Alika seraya memberikan uang dua puluh ribuan padanya."Anda tidak ingin memakan-makanan dari sini?" tanya Albert. "Saya lagi kepingin bubur please.." ucap Alika memelas. Albert menghela nafas. "Yasudah. Saya kesana." ucap Albert seraya pergi.Beberapa saat kemudian setelah Albert membeli bubur, ia pun kembali ke ruang rawat Alika. Ia berikan bubur itu padanya lalu mereka berdua saling makan saat itu.Alika berkomentar. "Kukira kamu tidak suka bubur." ucap Alika. "Saya hanya sedang lapar. Pergi membeli makanan di warteg
Berhari-hari Alika terus menangisi Lucas, ia merasa sangat sedih tapi didalam hati dirinya begitu pasrah. Alika merasa sangat rindu dengan suaminya itu, bahkan sepanjang hari kilasan ingatan, semua kenangan tentang mereka mengalir sangat deras, tidak bisa tertahan lagi.Alika merasa sangat ingin menyentuh wajah suaminya itu bahkan memeluknya dengan erat. Kejadian itu telah sukses membuat dirinya jadi tidak fokus. Meskipun ia masih bisa menjalani hidupnya seperti biasa di kantor. Ia terus memantau perkembangan update informasi dari kantor polisi mengenai Lucas. Meskipun sudah dua minggu berlalu akan tetapi hasilnya tidak ada perkembangan maupun informasi yang bisa menyenangkan hatinya. Hanya dua hari dirinya pergi ke Amerika selepas menghilangnya Lucas. Kemudian ia kembali ke Indonesia dengan perasaan kecewa.Ketika di kantor, Alika sering menangis di ruang kerjanya. Terlebih ketika mengingat Lucas Dirinya merasa sangat ingin... melihat suaminya kembali.
"Tidak sih, terima kasih." ucap Lucas."Jika ada yang anda perlukan lagi, silakan panggil saya kembali ya, Tuan Lucas." ucap Stacy tersenyum. "Iya." ucapnya.Stacy pun keluar dari ruang rawatnya, sang teman yang mengintipnya pun langsung antusias melihat sadarnya Lucas saat itu. "Bukankah itu Mr. Eyebrow?" tanya temannya. "Iya!" Mereka saling curhat gaje disana, melampiaskan rasa kagum satu sama lain tentang Lucas.Sore harinya Lucas yang sudah merasa dirinya fit pun sudah berganti baju kembali, dirinya langsung pamit dari rumah sakit itu pada Stacy yang ditemuinya saat ini di koridor."Loh, anda sudah pulang?" tanya Stacy."Iya orang rumah pasti banyak yang khawatir dengan saya." ucap Lucas. "Tapi anda baru saja sadar dari koma, bagaimana jika anda jatuh pingsan di tengah jalan?" tanya Stacy yang saat itu sudah membawa tasnya bersiap akan pulang. "Jangan khawatir. Saya yakin bisa, tenang saja." ucap Lucas segera pergi, akan tetapi Stacy memegang tangannya mencegahnya pergi. "Bia
"Kalo menurut saya nanti aja mau gak? Soalnya usia bayi kamu masih rentan. Takutnya kamu kecapean kalo pulang ke indonesia sekarang. Khawatirnya kenapa-napa. Saya cemas soalnya." ucap Lucas."Oh jadi maksudmu kita tinggal disini dulu sampai bayi ini lahir?" tanya Alika."Iya gimana?" tanya Lucas."Boleh deh, terserah kamu aja." ucap Alika. Lucas segera menghadapkan Alika kedepannya. Lucas bersimpuh didepan Alika mencium perut istrinya itu. "Bayi mungil, kamu baik-baik ya didalam. Semoga kamu nanti keluar enggak susah ya? Dan jadi anak yang baik seperti ibumu. Siap-siap jadi bayi bule ya disini?" ucap Lucas. Alika tertawa."Bayi bulenya kalo rambutnya item gimana?" tanya Alika."Dicat pake nodrop biar bule." seloroh Lucas. Mereka saling tertawa geli saat itu. "Anti bocor dong haha. Dasar gak jelas." tawa Alika.Siang harinya mereka checkup ke rumah sakit bersalin dekat sana. Itu adalah kegiatan mingguan yang sering mereka lakukan.Mereka pun masuk ke dalam ruang dokter setelah namanya
"Sebelumnya saya ucapkan selamat kepada Ibu, kalau sekarang Ibu sedang mengandung anak kedua Ibu. Selamat ya Bu, usia kandungan Ibu kini baru dua minggu." ucap sang dokter. Alika tidak percaya ini, ia melihat ke arah Lucas yang juga tampak bahagia menanti responnya. "Ya ampun Lucas, aku hamil! Astaga, syukurlah." ucap Alika berkaca-kaca. Ia merasa sangat gembira atas ini.Lucas langsung memeluk Alika saat itu juga dan mengusap kepalanya, mengecup keningnya penuh sayang. "Terima kasih telah menjadi bagian dari hidupku. Terima kasih telah memberiku kado terindah didalam hidup ini. Terima kasih telah menjadi istriku Al." ucap Lucas tersenyum memandangnya. Alika terharu dikatakan seperti itu, ia mengangguk dan memeluk suami tercintanya itu. "Terima kasih juga selalu ada disampingku. Terima kasih telah menjadi suamiku, Lucas." ucap Alika semakin mengeratkan pelukannya.Memiliki Lucas dan dua anak darinya adalah kado terindah dari perjalanan terjal yang pernah ia alami. Cintanya yang perna
"Namanya Michael. Usianya sepantaran saya, rencananya dia ingin berkunjung ke rumah besok. Dia dalam perjalanan penerbangan dari Amerika ke Indonesia sekarang. " ucap Lucas."Oh yasudah, besok kamu enggak masuk kerja gitu?" tanya Alika "Enggak, saya tetap masuk kerja. Cuma mau mampir ke rumah sebentar buat temuin dia." ucap Lucas."Iya. Enggak apa-apa. Emang kenapa kok dia mau kesini? Kamu memang sedekat itu sama dia?" tanya Alika."Kita saling kenal dan setahu saya dia cukup baik berbeda jauh dengan Ibu. Dia berencana ingin kerja sama dengan perusahaan Angela's group." ucap Lucas."Oh itu bagus. Dia memiliki perusahaan ya." ucap Alika."Itu vendor perusahaan ayah saya, yang diturunkan ke ibu tiri saya. Lalu ibu tiri saya memberikannya pada anak yang diasuhnya selagi beliau sendiri memegang kendali perusahaan Cardinal group." ucap Lucas. "Oh begitu yasudah tidak masalah. Aku menunggu kabar dari kamu aja." ucap Alika.Esok paginya Alika baru saja membajukan Shanice yang sudah mandi.