Share

Saat Tantrama Terbakar Cemburu

"Ternyata kamu tak lebih murahan daripada aku, Rindu!" Tiba-tiba ada pergerakan yang begitu ceoat sudah berada tepat di hadapan Rindu.

Wanita itu tampak tak terkejut bahkan yang kaget setengah mati adalah sosom Duke yang berada di sampingnya. Ada sosok lain yang juga hampir saja mengeluarkan teriakan saat sosok Tantrama sudah berada tepat di hadapan Rinduu dnegan kata-kata sarkasnya.

"Tuan Tantrama. Apakah ada masalah dengan Anda saat melihat saya dalam pertemua tender ini?" tanya Rindu dengan wajah dan nada bicara tenang.

Sedang sosok Tantrama yang saat ini menatap wajah Rindu yang terlihat pucat itu menggeram di dalam hati. Rupanya pria itu masih belum bisa mengendalikan dirinya akibat perceraiannya dengan wanita yang ada di hadapannya tersebut.

"Ada masalah apa Anda dengan Nyonya Rindu, Tuan. Tak bisakah Anda menjaga etika dan attitude. Ini di depan umum dan banyak orang melihat apa yang Anda lakukan pada Nyonya Rindu. Apakah Anda ini bisa disebut seorang laki-laki?"

Bukk!

Sebuah pukulan tanpa diduga mendarat tepat di wajah tampan Duke. Dan bahkan laki-laki tampan itu tak sempat mengelak sama sekali. Dia terkapar jatuh dnegan bibir pecah dan mengeluarkan darah segar.

Ruangan pertemuan itu tiba-tiba menjadi gaduh karena perbuatan Tantrama yang tak terkendali.

"Tuan Tantrama! Kendalikan dirimu! Kenapa Anda jadi seperti ini? Tidak bisakah Anda menghargai semua orang yang ada di sini?"

Sebuah suara yang menggema keras itu mampu membuat semua penghuni ruangan itu terdiam seketika. Suasana tiba-tiba menjadi hening. Mereka semua menatap sosok yang kini tengah berbicara di atas pangunh. Pria tampan yang matanyabtertuju kada Duke yang baru saja dibantu bangkit oleh Rindu.

"You, okey?" Duke mengangguk lantas menciba untuk berdiri seperti biasa.

"Anda jangan khawatir, Nyonya. Saya baik-baik saja. Yang perlu dokhawatirkan itu Anda karena sepertinya laki-laki itu akan mengincar abda terus dan menyakiti hiduonAnda sepanjang Anda masih belim bisa melepaskannya."

Deg!

Dada Rindu terasa nyeri saat perkataan Tantrama itu terdengar merdu di

telinganya. Sebuah sindiran keras itu mampu membuat hati Rindu teriris.

Lukanya memang belum sembuh namun dia mau luka itu membaik meskipun membekas kuat dan hebat. Rindu mencoba mengurai senyum dengan wajah sebahagia mungkin.

Mencoba baik-baik saja walaupun sesungguhnya hati dan jantungnya hancur berkeping-keping.

"Dengan segala hormat dan berat hati Atas nama Perusahaan Tantrama diblack list dari pertemuan tender ini."

Mata Tantrama dan juga sosok sekertraisnya itu membelalak tak percaya. Bahkan dengan emosi yang tak terkendali Tantrama berjalan maju ke depan.

"Argh! Tantrama! Apa yang kamu lakukan?" Sosok Rindu sangat terkejut saat tangannya tiba-tiba di tarik dengan keras oleh Tantrama. Bahkan gadis yang menjadi sekertarisnya itu pun tak percaya bahwa pria yang selama ini terlihat sangat berwibawa dan sopan bisa senekad utu memperlakukan mantan istrinya di depan semua orang.

Melihat kekasaran yang dilakukan oleh Tantrama pada Rindu, dengan cepat Duke yang masih merasakan wajahnyabremuk segera berlari dan menghajar laki-laki itu dari belakang.

Bukk!

"Dasar manusia tak berhati nurani. Beraninya hanya sama perempuan!"

Buk!

Sekali lagi tangan Duke menghajqr tubuh dan wajah Tantrama hingga pria itu ambruk terkaoar dengan darah bersimbah saat kepalanya membentur lantai.

Arah!

Teriakan histeris baik dari Rindu maupun seluruh orang yang ada di ruangan itu pecah menggema menyaksikan pertaruang duel antara pengawal dan pengusaha tersebut.

"Tantrama!" Teriakan itu membuat sosok Duke berhenti menunjukan bkgem mentah ke tubuh dan wajah Tantrama. Tak menyangka kalau akan melihat Rindu berlari dan memeluk pria itu.

"Sadarlah, Tantrama! Bertajanlah! Tolong! Siapa pun panggil ambulans!" Suara Rindu melengking di antara reriyuhan orang-orang yang menyaksikan kejadian itu.

Duke tertegun seketika melihat apa yang dilakukan oleh Rindu. Bahkan saat Rindu meminta tolong agar pria itu mengangkat tubuh Tantrama dan membawanya ke rumah sakit pun, sosok Duke masih bergeming.

Namun setelah mendengar isak tangis wanita dewasa itu dan terlihat tubuh Rindu serta wajahnya semakin memucat, Duke menurunkan egonya. Mengambil tindakan dengan membawa tubuh Tantrama ke dalam mobil untuk dibawa menuju ke rumah sakit.

Rumah Sakit

Mata Duke tak lepas memperhatikan sosok Rindu yang masih sibuk menemani bahkan menciba menyadarkan Tantrama dari pingsannya.

Ada rasa kecewa yang menggelepar di dalam dada pria tampan tersebut. Bahkan lebih tepatnya bukan kecewa lagi melainkan rasa sakit menyaksikan wanita yang selama ini dia kagumi masih saja belum bisa move on dari mantan suaminya.

Masih terlihat jelas sosok Rindu sangat mencintai laki-laki brengsek itu. Sesungguhnya Duke ingin sekali meninggalkan Rindu namun dia sudah berjanji pada Anindia untuk tetap di samping wanita rapuh itu.

"Dok!"

Dokter yang baru datang itu mendekati Rindu dan fersenyum ramah.

"Jangan khawatir, Nyonya Rindu. Tuan Tantrama baik-baik saja. Tidak sampai mengalami patang tulang hanya saja rahangnya ada yang bengkok dan itu butuh waktu untuk pemyembuhan dan pemulihannya. Saya harap Anda masih bisa stay di samping Tuan Tantrama saat beliau sakit. Karena hanya Anda yang bisa mengobati bahkan melayani meskioun saya tahu kalian sudah menjadi manta suami istri."

Bukan hanya Rindu yabg terkejut mendengar apa yang barusan dikatakan oleh dokter Muda tersebut. Melainkan sosok Duke dengan kedua tangan yang mengepalenatap ke arah Dokter itu. Berteoatan dengan itu sosok dokter tampan itu juga menatap ke arah Duke.

Ada senyum yang seolah mengejek Duke dilakukan oleh dokter itu. Membuat Duke semakin geram.

"Ada yang tak beres dengan dokter itu. Apa mungkin dia bersekongkol dengan Tantrama untuk mengambil Rindu lagi? Tidak akan pernah kubiarkan. Kalian belum tahu berhadapan dengan siapa?"

Entah kenapa Duke beberapa menit ini merasa tidak bisa mengendalikan diri apalagi mengontrol emosinya. Pria itu semakin menjadi saaf mengetahui Tantrama masih mengincar bahkan mencoba membuat sosok Ri du kembali ke pelukannya.

Bagi Duke dia selama ini sudah cukup sabar menunggu momen di mana Rindu akan menjadi seprang Janda. Penantian bertahun-tahun itu tak akan pernah dia sia-siakan. Karena saat ini dirinyalah yang sudah mampu berada di samping wanita itu.

"Sudah cukup selama ini aku membiarkan Rindu bertingkat polah sesuka-sukanya. Andai saja dia tidak terluka dan hancur hidupnya aku tak akan pernah muncul kembali di hidupnya. Karena aku tahu aku pernah melukai wanita itu. Aku cukup sadar siapa diriku."

Berbagai kalimat yang entah apa maknanya kini beradu di dalam hatinya. Duke juga sudah tak mau mengala lagi. Baginya sudah cukup lama dia harus menunggu dalam kesakitan dan kehancuran. Dan sudah saatnya sekarang.

"Ingat Tantrama. Aku tak akan pernah melepaskan Rindu. Apalagi kembali ke pelukanmu lagi. Keputusan bodoh aku menyerahkan dia padamu. Seharusnya aku tak pernah sama sekali memberikan Rindu padamu. Dan aku tak akan pernah mengulangi kesalahanku lagi!"

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status