Rindu merasakan sepi yang berlarut saat membuka matanya. Beberapa jam lalu Lina, sahabatnya sudah pergi ke kita yang dia tinggalkan. Sesaat teringat akan bayangan Louis dan Mike. Dua orang pria yang gak seharusnya mengobral-antik hidupnya setelah kehancurannya ditandai oleh Tantrama, sang mantan suami.“Akh!” desah ya kesal ketika tiba-tiba bayangan-bayangan itu muncul di benaknya bergantian dan bahkan silih berganti seolah memang sengaja mengingatkannya pada kesakitan yang sekarang ini kembali terusik.“Semua pria memang brengsek!” geramnya dengan nada marah lantas bangkit dari pembaringannya. Berjalan menuju ke teras belakang di mana di sana dia menemukan sebuah kolam tenang yang tak begitu dalam.Dalam kekalutannya Rinduntiba-tiba melompat begitu saja masuk ke dalam kolam itu. Terlihat begitu lama tubuhnya nggak muncul kembali dan sekalinya muncul tubuhnya mengapung dalam posisi tengkurap.Di luar sana terdengar suara gaduh seseorang yang berbincang dengan seseorang.“Kalau peremp
"Tanda tangani dan silakan hadir di persidangan yang sudah dijadwalkan." Mata pria itu hanya menatap lurus dengan ekspresi datar ke arah wanita cantik bernama Rindu Saraswati itu.Tidak terkejut sama sekali dengan apa yang disodorkan oleh wanita itu. Lalu Tantrama mengambil pena dan menggoreskan pada tempat yang seharusnya."Sudah puaskah kamu dengan apa yang saat ini kamu dapatkan?" Rindu hanya menerbitkan senyum yang sebelumnya dia kulum lembut. Lantas wanita dewasa itu dengan wajah yang biasa saja mengangguk."Bukankah ini yang memang kamu inginkan, Mas? Perceraian denganku karena kamu sudah menyimpan dia selama sekali. Sayangnya aku baru mengetahui sekarang. Tapi jangan khawatir. Belum terlambat buat kalian untuk mendapatkan anak. Karena usia pelakor itu masih sangat muda. Aku nggak menyangka kalau kamu pecinta daun muda, Mas."Ada kemarahan yang seketika merebak di hati Tantrama. Laki-laki itu menatap dengan tajam ke arah Rindu yang saat ini masih sah menjadi istrinya.Pernikahan
"Jadi benar yang dikatakan oleh Rindu bahwa kalian bercerai gara-gara selertaris kamu yang binal itu! Tidak cukupkah aku saja yang kamu jadikan pelampiasan, Tantrama!"Wajahnya terlihat memerah dan menegang. Rahangnya tampak mengeras hingga ototnya terlihat sangat jelas membuat sosok Sahira semakin menatap wajah tampan itu.Tak ada rasa takut sedikitpun saat melihat sosok tampan itu murka dan marah. Rasanya Sahira sudah kehilangan akal sejatinya. Kewarasannya sudah sirna melihat mantan adik iparnya tersebut sekarang sudah berstatus duren itu. Duda keren yang sudah dia incar sebelum bercerai dengan adik kandungnya, Rindu. Bahkan Sahira rela melepas Raja Katarajasa, suaminya demi mengejar dan mendapatkan sosok Tantrama yang memang mempesona dan memikat setiap kaum hawa."Jaga bicaramu, Sahira. Apa yang kamu katakan itu tidak benar. Aku bukan tipe laki-laki yang seperti yang kamu sebutkan." Sahira terkejut menatap wajah Tantrama."Apa kamu bilang! Jadi selama ini apa yang kamu lakukan it
“Siapa pria itu? Berani sekali menggantikan posisiku dengan dari pengawal dan asisten pribadi.”“Namanya Duke, Pak. Kurang tahu nama kepanjangannya. Karena Bu Tindu hanya menyebutkan nama panggilannya saja.”Ada helaan napas panjang yang terdengar dari soso Tantrama. Jelas kecemburuan itu terlihat dari wajah tampannya.“Baru sehari bercerai sudah mendapatkan pria baru. Begitu aku yang dituduh berselingkuh!” Dengan geram Tantrama berucap entah pada siapa. Yang jelas saat ini yangbada di ruangannya adalah sosok pria hang usianya tidak jauh dari dirinya.“Henry! Tetap awasi dan laporkan semua aktivitas di kantor itu terutama BU Rinfu dan pria baru itu!”Ada anggukan untuk menjawab perintah dari Tantrama. Laki-laki bernama Henry itu menunduk patuh.“Kamu boleh pergi!” Perintah itupun kembali dilaksanakan oleh Henry yang seketika itu berjalan keluar dari ruangan itu.Henry sempat terkejut saat melihat Sasti, sang sekertaris sudah berada di balik pintu.“Nona Sasti,” lirih Henry saat menat
"Dok."Dokter itu hanya menatap wajah Dike dengan tatapan sendiri. Bahkan ketika Duke serius untuk mendengarkan apa pun yang akan dikatakan dokter tersebut, pria tampan itu berjalan menuju ke arah ruangan kerjanya."Tak ada harapan lagi sebenarnya. Namun semnagat Nyonya Rindu yang membuat tubuhnya masih kuat bertahan sampai detik ini. Maka dari itu dia memutuskan untuk fokus pada dunianya sendiri karena tidak menginginkan semua orang yang ada di sekitarnya terluka."Duke menahan napas ketika dikter tampan itu menjelaskan semua yang terjadi pada Rindu. "Bahkan sampai mengorbankan pernikahannya yang memang sudah tak seumur jagung lagi. Bersyukur mereka belum mempunyai keturunan karena ini akan sangat menyakitkan Nyonya Rindu kalau sempat mengandung. Namun hal itulah yang memicu rumah tangga mereka berantakan. Berbarengan dengan semua moment ini, Nyonya Rindu memilih bercerai."Duke hapal betul dengan apa yang dikatakan oleh Dokter Lucas. "Saya tahu itu, Dok. Apa tidak ada tindakan khu
"Ternyata kamu tak lebih murahan daripada aku, Rindu!" Tiba-tiba ada pergerakan yang begitu ceoat sudah berada tepat di hadapan Rindu.Wanita itu tampak tak terkejut bahkan yang kaget setengah mati adalah sosom Duke yang berada di sampingnya. Ada sosok lain yang juga hampir saja mengeluarkan teriakan saat sosok Tantrama sudah berada tepat di hadapan Rinduu dnegan kata-kata sarkasnya."Tuan Tantrama. Apakah ada masalah dengan Anda saat melihat saya dalam pertemua tender ini?" tanya Rindu dengan wajah dan nada bicara tenang.Sedang sosok Tantrama yang saat ini menatap wajah Rindu yang terlihat pucat itu menggeram di dalam hati. Rupanya pria itu masih belum bisa mengendalikan dirinya akibat perceraiannya dengan wanita yang ada di hadapannya tersebut."Ada masalah apa Anda dengan Nyonya Rindu, Tuan. Tak bisakah Anda menjaga etika dan attitude. Ini di depan umum dan banyak orang melihat apa yang Anda lakukan pada Nyonya Rindu. Apakah Anda ini bisa disebut seorang laki-laki?"Bukk!Sebuah pu
Wajah itu pucat dengan mata terpejam. Ada kegelisahan yang kini sedang menyelimuti Rindu. Wanita itu berkali-kali menengok waktu di ponsel genggamnya."Aku harus pergi. Sudah waktunya aku menjnggalkan tempat ini," ucapnya segera mengambil langkah seribu karena memang ada hal penting yang tidak bisa dia tinggalkan.Namun baru saja dia membalikkan tubuhnya tiba-tiba terdengar suara memanggilnya."Rindu!" Tak lantas membalikkan tubuhnya, wanita dewasa itu menghentikan langkah kakinya."Jangan pergi! Aku membutuhkanmu." Ada desahan berat terdengar lirih dari Rindu. Wanita itu kemudian memutar tubuhnya menatap ke arah Tantrama yang saat ini masih berbaring di pembaringan rumah sakit."Maaf, Tantrama. Aku harus pergi. Ada pertemuan yang tidak bisa aku tinggalkan. Kamu bisa menghubungi keluargamu atau minimal selingkuhan kamu untuk menemanimu di rumah sakit. Jangan terlalu khawatir dengan kondisimu. Dokter bilang kamu hanya mengalami luka ringan dan sudah bisa kembali ke rumah dalam waktu dek
Ada senyum tipis namun samar menyelimuti bibir sosok itu lantas dengan cepat memasukkan ponsel genggamnya ke dalam tas kecil yang dia sengaja ditaruh di sofa sebelah dirinya mengemudikan mobil.Melajukan mobil itu meninggalkan gedung rumah sakit itu. Membiarkan Tantrama bergelut dan berperang batin dengan dirinya sendiri setelah dia mengetahui bahwa di dalam rahimnya kini ada janin yang sedang berkembang.“Selamat menikmati kesakitanmu, Rindu. Aku sudah membuktikan padamu siapa aku yang sesungguhnya.” Gumaman itu keluar dari bibir tipis Sahira. Sambil melajukan mobilnya, wanita yang berstatus janda itu saat bahagia dengan adanya janin di rahimnya.Janin yang nantinya akan membuatnya menjadi wanita yang bisa mengendalikan Tantrama dan menjatuhkan bahkan menyakiti sosok Rindu, adik kandungnya. Sedang Duke yang memabwa Rindu terus melajukan mobilnya dengan kecepatan maksimal."Nyonya. Are you, okey?" Tak ada jawaban apapun dari sosok Rindu bahkan perempuan itu memejamkan matanya dengan