Share

Setelah Perceraian Itu
Setelah Perceraian Itu
Penulis: Ai

Ketuk Palu

"Tanda tangani dan silakan hadir di persidangan yang sudah dijadwalkan." Mata pria itu hanya menatap lurus dengan ekspresi datar ke arah wanita cantik bernama Rindu Saraswati itu.

Tidak terkejut sama sekali dengan apa yang disodorkan oleh wanita itu. Lalu Tantrama mengambil pena dan menggoreskan pada tempat yang seharusnya.

"Sudah puaskah kamu dengan apa yang saat ini kamu dapatkan?" Rindu hanya menerbitkan senyum yang sebelumnya dia kulum lembut. Lantas wanita dewasa itu dengan wajah yang biasa saja mengangguk.

"Bukankah ini yang memang kamu inginkan, Mas? Perceraian denganku karena kamu sudah menyimpan dia selama sekali. Sayangnya aku baru mengetahui sekarang. Tapi jangan khawatir. Belum terlambat buat kalian untuk mendapatkan anak. Karena usia pelakor itu masih sangat muda. Aku nggak menyangka kalau kamu pecinta daun muda, Mas."

Ada kemarahan yang seketika merebak di hati Tantrama. Laki-laki itu menatap dengan tajam ke arah Rindu yang saat ini masih sah menjadi istrinya.

Pernikahan mereka memang tidak bisa dikatakan seumur jagung karena sudah menginjak di atas 5 tahun. Bahkan sebentar lagi akan mengadakan anniversary yang ke-6 andai saja Rindu tidak menggugat cerai Tantrama hari ini.

"Sudah ratusan kali aku jelaskan padamu, Rindu. Sasti adalah sekertaris baruku. Wajar saja kalau kemana pun aku pergi, dia selalu ada karena selain sebagai sekertaris dia juga seorang asisten di kantor. Yang tugasnya memang selalu ikut dengan bosnya."

Rindu hanya mengibaskan tangan di depan wajah Tantrama yang membuat laki-laki itu kembali meradang. Namun setelah mendengar helaan napas Rindu, pria itu mencoba mengendalikan diri.

"Terima kasih sudah mau menandatanganinya. Terserah kamu mau datang atau tidak di persidangan. Tapi aku bisa pastikan. Datang atau tidak Mas Tantrama di pengadilan. Kita akan tetap bercerai."

Kembali Tantrama mengepalkan kedua telapak tangannya. Ingin sekali pria tampan dewasa itu melampiaskan kemarahan yang hampir meledak di dalam dadanya. Namun dia selalu ingat bahwa sosok Rindu tidak bisa dibentak atau di sentak.

"Perceraian itu atas kehendakmu sendiri, Rindu. Sesungguhnya aku tidak ingin megabulkannya. Tapi mengingat pertengkaran demi pertengakaran kita bahkan pertengkaran kemarin mengakibatkan kamu pingsan mendadak aku sudah memutuskan untuk mengabulkan gugatan ceraimu. Aku merasa gagal sebagai seorang suami melihat istrinya ternyata selama ini sangat tertekan dan menderita hidup bersamaku. Dengan segala kecurigaan dan pembenaran yang kamu cari dari setiap pembelaan diriku yang kamu anggap salah."

Apa yang dinyatakan oleh Tantrama itu sama sekali tak mengubah pendirian Rindu yang menganggap suaminya tersebut bersalah telah berselingkuh dengan sekertaris barunya yang bernama Sasti.

"Tidak perlu dibahas lagi, Mas. Semua sudah kita putuskan dan ternyata kita memang saling menerima apa yang sudah kita putuskan, bukan?"

Tantrama hanya menghela napas pendek ketika mendapati Rindu sama sekali tidak mau mengubah pendiriannya.

Akhirmya hari itu juga kedua orang yang sekarang sudah tak satu arah itu memutuskan untuk pisah ranjang sebelum sidang ke pengadilan tiba.

Satu Bulan Kemudian

"Dengan ini pengadilan memutiskan bahwa saydara Tantrama Mahadika dengan Saudari Rindu Saraswati resmi bercerai di hari ini, Seni tqnggal 4 Maret 2024. Sidang kemudian kami tutup! TOK! TOK!"

Ada tetes air bening menggulir di kedua sudaut mata Tantrama. Laki-laki itu tak bisa memungkiri ada sayatan luka yang tak berdarah namun terasa perih kini menggores di hatinya yang paling dalam.

Pernikahannya selama hampir 6 tahun beberapa bulan lagi hancur dan kandas karena drama rumah tangga yang tak ada penyelesaiannya.

Pada akhirnya pelabuhan terakhir mereka adalah sebuah pengadilan yang mengetukkan palu menandakan rumah tangga dan pernikahan mereka hanya sampai di sini saja.

Setelah saling bersalaman akhirnya mereka berpisah dan mengambil jalan masing-masing. Rindu yang hari itu juga sudah ada janji ke rumah sakit untuk melanjutkan kerjanya tak mempedulikan ketika sang kakak tiba-tiba mengejarnya dengan panik.

"Rindu. Ini apa-apaan! Kamu tiba-tiba menggugat cerai Tantrama kep pengadilan dan menj ggalkan dirinya dengan tuduhan berselingkuh. Apa kamu sudah tidak waras, Rindu. Semenjak kapan tantrama menjadi laki-laki brengsek!"

Dengan kerasnya sosok wanita yang terlihat sangat cantik dan dewasa itu sudah berada di hadapan Rindu dengan mata tajam menikam ke jantung Rindu. Semua orang meyalahkan dirinya atas perceraian yang sudah di ujung tanduk itu.

"Sahira. Kamu sudah tahu dengan mata kepala kamu sendiri, apa alasanku menggugat cerai Mas Tantrama. Bahkan Kamu sendiri yang waktu itu memberikan rekaman video tentang perbutan tak layak untuk dipublikasikan itu.

Sebuah rekaman video mesum berdurasi hampir 5 menit dan itu lumayan sangat panjang membuat hati kecil Rindu tercabik luka.

Wanita yang disebut dengan nama Sahira itu berubah kesal dengan melihat sosok Rindu yang sama sekali tak merasakan hal terpuruk.

"Kamu akan menyesal sudah menggugat cerai suamimu, Rindu. Dia tak melakukan apa yang kamu tuduhan itu. Bahkan aku yakin kamu sendiri yang melakukan semua perbuatan itu."

Mata Rindu membelalak seketika saat mendengar apa yang diucapkan oleh Sahira yang ternyata adalah kakak iparnya.

"Jaga bicaramu, Sahira! Kamu menuduh tanpa bukti dan itu akan menjadi fitnah!" Sahira tertawa dengan terkekeh. Dia sama sekali tak marah malah mengejek Rindu dengan nada suaranya yang sinis.

Rindu sudah tak mau menanggapi wanita yang menurutnya selama ini tidak menyukai dirinya itu. Mendapati sosok Rindu pergi begitu saja meninggalkan bahkan mengabaikan apa yang dia katakan.

"Dasar wanita gatal! Kamu lihat saja Rindu! Kamu akan membayar apa yang sudah kamu lakukan kepadaku." Dengan penuh kemarahan Sahira menatap punggung Rindu yang sudah tak terlihat bayangannya.

Sementara itu Rindu masih berjalan dnegan sedikit kekesalan yang bercampur aduk dengan perasaan yang saat ini seakan ingin meledak di dalam dadanya.

Ketuk palu hakim ketua tadi membuat hatinya teriris. Bahkan dia sudah mempersiapkan jauh-jauh hari sebelumnya akan datangnya hari ini. Namun ternyata dirinya tetap jatuh terpuruk. Ambruk dan sakit itu begitu membekas.

Siang ini dirinya sudah menyandang status yang berbeda. Seorang janda yang beberapa waktu lalu belum sama sekali terpikir di dalam benaknya. Namun setelah vonis dari rumah sakit itu, dunia Rindu seolah runtuh dan menggelap. Apalagi ditambah dengan kenyataan bahwa Tantrama, suaminya mempunyai teman wanita yang tak lain sekertaris kantornya yang bernama Sasti.

Bertubi dan seolah diserang dengan ujian dan cobaan yang begitu datangnya bersamaan menghujam ke kehidupan Rindu terutama rumah tangganya.

"Silakan, Nyonya Rindu. Anda sudah ditunggu Dokter Lucas." Setengah jam kemudian Rindu sudah berada di sebuah ruangan yang terasa sangat senyap.

Sepasang mata sayu itu nampak tak sanggup lagi menahan air matanya. Dokter yang tepat berada di depannya memandang wajah pucat dengan mata yang sudah menghilang di bawahnya itu dengan perasaan yang sangat prihatin.

"Maafkan saya, Nyonya. Saya harus menyampaikan kabar buruk ini di saat perceraian Anda terjadi." Rindu menggeleng dengan cepat untuk menimpali apa yang dikatakan dokter tampan itu.

"Semua yang terjadi hari ini sudah saya persiapkan, Dok. Termasuk kabar buruk tentang kesehatan saya. Saya tak menyangka, belum bisa menerima takdir Tuhan bahwa mungkin ini terakhir kali saya bernapas."

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status