Share

Status Baru

"Jadi benar yang dikatakan oleh Rindu bahwa kalian bercerai gara-gara selertaris kamu yang binal itu! Tidak cukupkah aku saja yang kamu jadikan pelampiasan, Tantrama!"

Wajahnya terlihat memerah dan menegang. Rahangnya tampak mengeras hingga ototnya terlihat sangat jelas membuat sosok Sahira semakin menatap wajah tampan itu.

Tak ada rasa takut sedikitpun saat melihat sosok tampan itu murka dan marah. Rasanya Sahira sudah kehilangan akal sejatinya. Kewarasannya sudah sirna melihat mantan adik iparnya tersebut sekarang sudah berstatus duren itu. Duda keren yang sudah dia incar sebelum bercerai dengan adik kandungnya, Rindu. Bahkan Sahira rela melepas Raja Katarajasa, suaminya demi mengejar dan mendapatkan sosok Tantrama yang memang mempesona dan memikat setiap kaum hawa.

"Jaga bicaramu, Sahira. Apa yang kamu katakan itu tidak benar. Aku bukan tipe laki-laki yang seperti yang kamu sebutkan." Sahira terkejut menatap wajah Tantrama.

"Apa kamu bilang! Jadi selama ini apa yang kamu lakukan itu apa, Tantrama! Kamu benar-benar laki-laki brengsek!"

Kemarahan Sahira tak terbendung lagi. Dia merasa kalau Tantrama benar-benar keterlaluan. Awalnya merasa sangat senang saat mengetahui Rindu, adiknya menggugat Tantrama, suaminya.

Namun setelah perceraian itu, dia mendapatkan sebuah berita dan kabar bahkan menemukan bukti perselingkuhan Tantrama dengan sekertarisnya yang bernama Sasti.

Sahira bukan murka lagi. Tapi ngamuk dan menerima kenyataan bahwa laki-laki yang sangat diinginkannya selama ini sudah berpaling ke lain hati.

Tantrama yang melihat Sahira sudah tak terkendali segera meninggalkan wanita cantik itu. Dia tidak mau peduli dengan wanita yang baru beberapa lama menjadi janda itu.

Sahira semakin meradang bahkan kini dia tak punya kendali untuk mencegah dan mengontrol sosok pria tampan yang sudah membuatnya menjadi menggelora itu.

Berbeda dengan Rindu yang sudah keluar dari rumah sakit. Wanita itu sepertinya sedang menerima panggilan telpon yang penting hingga dirinya menyempatkan untuk menghentikan langkah kakinya menuju ke parkiran mobil.

“Congratulation, bidadari tangguh.” Rindu hanya menerbitkan senyum tipis meskipun dia lahan aka yang diucapkan sahabatnya itu tidaklah dari hati yang paling dalam.

Winda tahu betul bahwa sahabatnya, Rindu sangat menderita.

“Setidaknya satu beban sudah lenyap. Meskipun akubgahhnaaat ini kamu sangat terluka dalam. Fokus Sam ape hem ubanmu dan juga karierku yang cemerlang, Cantik.”

Sekali lagi kalimat penuh dnegan semangat itu terdengar manis di telinga Rindu.

“Terima kasih, Anin. Hanya kamu saat ini yang aku punya.” Aninfia Pratiwi, sosok wanita karier dengan prestasi cemerlang menghantarkan Fashion Group milik Rinfu ke ujung dunia membelah bisnis internasional itu menelan salivanya saat mendengar isak tangis dari sahabat terkasihnya itu.

“Apa hari ini ada kabar buruk lagi?” Rindu mengangguk walaupun dia sadar bahwa Anindia tudak melihatnya.

“Aku tidak bisa menjemputmu karena sedang perjalan ke kuar kita tapi pengawal sera asisten pribadi yang kamu minta sudah aku siapkan dan saat ini sedang menuju ke lokasi di mana kamu berada. Jadi tunggu ya , Sayang.”

Rindu tertegun dengan tangan kiri sudah membuka pintu mobil.

“Aku sudah memberikan nomor pribadi kamu yang bisa menghubungkan dia dengan diriku. Pokoknya kamu tunggu di mobil sampai dia datang. Nggak lama kok.”

Rindu menghela napas dan sekali lagi mengangguk seolah Anindia mengetahui jawaban yang dia berikan. Hingga akhirnya pembicaraan itu berakhir dan Rindu memejamkan mata mencobq mengurangi pedih matanya hari ini.

Tok! Tok!

Sedikit terkejut bahkan kekagetan itu tampak jelas dari raut wajah cantik Ribdubsaat dia membuka matanya dengan berat. Samar-samar terlihat jelas di luar pintu kaca mobilnya sosok oria sedang berdiri dan mengetuk kaca mobilnya dengan perlahan.

Rindu menurunkan kaca mobil tersebut lantas menatap wajah tampan dengan l postur tubuh tinggi tegak yang seketika membuat salivanya wanita berstatus janda itu tertekan begitu saja.

Sedikit terpana karena mengagumi indahnya ciptaan Tuhan.

“Duke!”

Pria itu mengangguk dnegan hormat membuat Rindu seketika membuka pintu. Pria yang bentakan Duke itu sedikit menyingsut untuk memberikan jalan kada wanita dewasa tersebut.

“Aku rasa Anindia sudah menjelaskan semua. Karena kamu rekomendasi dari dia.” Sekali lagi peia bernama Duke itu mengangguk.

Tak banyak bicara bahkan terkesan lebih diam pria itu segera masuk ke dalam mobil menggantikan posisi Rindu mengemudi.

“Jalan ke kantor saja, Duke. Di sana mamu bisa mempelajari semua tugas kamu dan beradaptasi dengan karyawan lain.”

Duke lagi-lagi hanya mengangguk dan itu yang disuka dari Rindu. Tak perlu dia harus berinteraksi dengan pengawal sekaligus asisten barunya itu. Cukup dia yang memerintah dan Duke mengangguk. Baginya itu cukup.

Setengah kerjakan Rindu kembali memejamkan matanya. Rasa kantuk yang menyerangnya itu akibat beberapa menit lalu ada injeksi yang dia terima dari Dokter Lucas untuk membuatnya bertahan hidup.

“Nyonya. Kita sudah sampai,” ucap Duke sambil menoleh dan mendapati bos barunya itu tengah terlelap.

“Nyonya. Kita sudah sampai.” Kembali Duke menciba membangunkan Rindu. Kali jnj oria tampan itu sedikit mendekatkan jaraknya dnegan Rindu yang terlihat sangat lelap sekali.

Saat Duke sedang menatap dalam ke arah Rindu tiba-tiba wanita dewasa itu membuka matanya dan hampir melakukan pergerakan ekstremnya saat melihat sosok Duke sangat dekat jaraknya dengan dia.

“Maaf, Nyonya. Hanya ingin memberitahukan bahwa kita sudah sampai.”

Rindu mengangguk lantas menarik tubuhnya yang sedikit berbaring utu agar bisa duduk tegak. Duke sendiri sudah kembali ke posisinya semula. Pria itu tampak dingin dan acuh tak acuh.

“Kita ke dalam kantor, Duke,” ucap Tinfu kanta membuka pintu mobilnya yang diikuti oleh Duke si belakangnya.

Dalam beberapa menit mereka sudah berjalan di lantai lobi menuju ruang karyawan hang ada di lantai 3.

Kedatangan Rundu disambut dnegan akan heran oleh para karyawannya karena kali inj yang mengiringi bis cantik mereka bukan lagi sosok Tantrama, suaminya melainkan laki-laki berwajah bule hang terlihat sangat tampan sekali.

“Selamat Siang, BU.”

Rindu mengangguk lantas menghentikan langkahnya tepat di tengah meja karyawannya.

“Minta perhatian sebentar. Hari ini saya akan memperkenalkan lada kalian asisten sekaligus pengawal batu saya. Namanya Duke. Pria blasteran dari Inggris. Jadi sia akan bekerja si kantor kita mulai hari ini. Mohon kerja samanya.”

Seketika gaduh ini tak tertahankan setelah Tibfu menyelesaikan narasinya. Wanita itu sengaja membiarkan seluruh karyawannya gaduh untuk saling berasumsi tentang Duke yang detik ini juga resmi menjadi asisten dan pengawal pribadinya.

“Sudah selesaikah kalian berbuat gaduh? Kalau sudah mari kita bekerja lagi.”

Mendengar kalimat terakhir dari bos meeeka itu seketika itu juga seluruh karyawan itu hening dan kembali ke meja kerja meeeka masing-masing. Hal itu membuat sosok Duke menerbitkan senyum mautnya.

Merasa sangat salut dnegan kekompakan seluruh karyawan yang ada di kantor Fashion Group. Kemudia pria itu mengikuti kembali langkah kaki Rindu yang berjalan menuju ke arah tuangan Direktur.

“Ini meja dan tuangan kerja kamu, Duke. Kita hanya teroris ajakan oleh kaca yang gembus pancangan. Kamu bisa menghubungi Aku lewat telpon kantor kalau tidak ingin ke ruanganku.”

Duke hanya mengangguk pelan mendengar penjelasan hang diberikan oleh Rindu.

“Selamat bekerja, Duke.” Sekali lagi pria itu mengangguk lantas melihat kepergian Rindu ke ruangannya yang berada tepat di seberang meja dan juga ruangan kerjanya.

“Semoga kamu baik-baik saja, Nyonya,” gumamnya dalam hati.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status