Siapapun yang baca sampai chapter ini tolong beritahu keberadaan kalian, huhuhuhu
Sudah seminggu berlalu dengan Shushu yang sering mengunjungi Binbin Club setiap malamnya. Dia hanya bermain di lantai satu. Berkat bantuan Bongwin dan Qunjie, dua pekerja lepas yang ia mintai bantuan untuk mereview klub ini. Shushu bisa memahami beberapa hal terkait tempat ini.Shushu juga terpaksa mengeluarkan uang lebih untuk gaji mereka. Sebab keduanya berhasil menemukan perbedaan memesan penghibur jalar biasa dan spesial. Shushu pikir kode permen itu benar-benar dijaga ketat. Rupanya tidak. Ada rumor terkait permen pappermint sebagai obat perangsang terbaik dikalangan para pasangan mesum.Qunjie lah yang pertama menemukan hal tersebut. Dia cukup tertarik dengan permainan seksual yang tak normal. Kemudian berkenalan dengan pelangan tetap Binbin Club yang mesum. Keduanya minum-minum sampai mabuk. Namun Qunjie cukup cermat untuk melindungi dirinya. Dia menuliskan semua itu dalam laporannya, dan bagaimana caranya mengelabui pria asing itu agar tidak terjadi hal-hal yang tak diinginkan
Kendati tak toleransi alkohol Shushu tak tinggi, namun ia masih bisa menikmati dua atau tiga gelas alkohol. Dengan garis bawah, tidak langsung diminum habis dengan sekali teguk dalm waktu yang cepat. Shushu membutuhkan jeda yang lama untuk organ tubuhnya menerima cairan itu dan mendetoksikannya.Oleh sebab inilah, Shuhsu bukanlah orang yangsering meminum alkohol. Hanya saja bertemu dengan pria yang ia incar membuatnya jadi bersemangat. Lalu meminum sedikit lebih cepat?Ning Ning yang selalu menemaninya langsung menghindar saat mendapakan perintah dari Shushu. Dia tak tahu apa yang dibicarakan pelanggannya itu dengan pria yang baru saja memperkenalkan dirinya. Dia sebenarnya merasa cemburu. Ning Ning menaruh hati pada sosok Shushu yang kalem dan tak pernah memaksakan kehendaknya seenaknya.Pasalnya ada banyak orang yang menganggap wanita penghibur sepertinya sebagai budak. Hanya sebatas itu, dan mereka merasa lebih tinggi
“Siapakah pria tampan ini? Oho! Uuuu, tatapannya alpha sekali,” oceh Shushu yang terus mengeluarkan suara feminim menjijikannya. Selama digendong Juanxi ke tempat parkirnya, Shushu dalam pelukan pria itu tak bisa berhenti untuk seditik saja. Mulutnya selalu berbicara walaupun yang keluar kadang desahan tidak jelas.Juanxi menggelengkan kepalanya. Dia hanya bisa diam saja. Dia malu membawa orang mabuk yang ribut seperti Shushu. Namun mau bagaimana lagi. Sudah berapa kali Juanxi meliriknya untuk menghentikan suara mengesalkan itu. Shushu semakin tidak karuan bicaranya.Juanxi dibantu seorang penjaga untuk membuka pintu mobilnya. Dia menaruh Shushu di kursi belakang. Begitupun dengan dirinya. Saat keluar dari klub tersebut ia sudah menyewa supir untuk membantunya pulang. Walaupun tidak mabuk, Juanxi mengakui sudah meminum dua gelas wine di dalam.“Semoga perjalanan Anda selamat Tuan,” ucap seorang penjaga yang membantunya membuka pintu mobil tadi. Juanxi sempat memberinya tip sebelum su
“Paman, kirim kami ke hotel terdekat saja,” ucap Juanxi yang mendadak berubah pikiran. Dia merasa membawa Shushu ke apartemennya bukanlah hal yang etis. Dia memilih untuk menidurkan Shushu di sana, dan pulang ke apartemennya. Dia pikir tak boleh memanfaatkan orang yang mabuk. Lagipula dirinya sudah cukup banyak menyentuh Shushu. Jadi, mimpi malam ini akan berbeda kan?Saat sampai hotel terdekat, Juanxi kembali menggendong Shuhsu yang masih mengoceh tak penting. Orang-orang di lantai resepsionis sana melihat keduanya.“So Sweet banget ya pacarannya,” bisik seseorang. Juanxi mendengarnya. Namun ia tak bisa membenarkan situasinya sekarang. Terlebih Shushu menjadi amat sangat terobsesi dengan tangannya dan selalu ingin berada dekat dengan Juanxi.Saat sampai di kamar, Juanxi membaringkan tubuh Shushu. Walaupun dia sadar betul bahwa wanita di depannya itu sudah kehilangan akalnya karena mabuk. Namun ia
Shushu terbangun di atas kasur empuk yang berbeda dengan miliknya di rumah. Dia yakin betul dirinya berada di klub Binbin malam itu. Ingatannya sedikit berantakan. Namun satu hal yang pasti tentang mentalnya saat itu, yaitu panik.“Kenapa bisa aku di kamar hotel?” tanyanya. Namun tak ada seorangpun yang bisa menjawabnya. Hal yang pertama ia cek adalah tubuhya. Tidak ada tanda gigitan, pegal, atau sakit di area kewanitaannya. Dia aman. Maka dia harus kabur.Setiap kali Shushu mengingat kejadian di hari itu. Dia masih tidak mengerti kenapa bisa ada Juanxi di sana. Bukankah ia bersama pria bernama Guqin itu?Sudah tujuh jam berlalu semenjak Shushu menandatangani surat perjanjian pra-nikah itu. Setelah kepergian Juanxi dari kontrakan yang kecil itu. Shushu merasa mengantuk dan memilih untuk tidur. Kini sudah sekitar jam lima sore.“Aku lapar,” tuturnya. Kemudian kedapur dan memakan empat buah pisang secara langsung. Itu semua dia lakukan sembari memasak mie instan, dan juga dua butir telu
Makan malam di rumah pasangan itu lebih ramai dari hari-hari biasanya, sebab ada Shushu yang menemani mereka. Mereka semua bercanda gurau satu sama lain. Makanan yang hangat itu tidak hanya mengenyangkan perut mereka, namun juga hati dan jiwa mereka. Paman Zinbei dan Ibu Yanyan adalah pasangan yang rasa kasih sayangnya sangat besar satu sama lain. Keduanya tak bisa hidup dan saling bergantung satu sama lain, dalam artian yang baik. Semenjak pasangan itu kehilangan putri mereka, dan dirudung kesedihan tiada tara. Siapa sangka, Shushu dan ayahnya datang ke kehidupan mereka. Mereka ada saksi atas kehidupan Shushu. Mereka bahagia ketika Shushu berhasil meraih peringkat satu di kelas. Mereka kesal ketika ada yang mengolok-olok Shushu yang tak memiliki Ibu. Mereka khawatir ketika Shushu sakit. Mereka sakit ketika melihat Shushu sedih ditinggal ayahnya untuk selamanya. Shushu juga tahu itu semua. Bahkan dia bisa menerka kenapa dirinya diajak makan malam bersama. Mereka bertiga duduk di rua
Juanxi merasa bersalah harus membayangkan kliennya untuk mansturbasi. Namun euforia tebakannya benar, dan itu semua ada kaitannya dengan Shushu membuatnya semakin bersemangat. Bahkan dirinya kerap membayangkan soal tersebut.Setelah mimpi dia berbincang dengan rekannya bernama Rony. Dia terbangun di kamar hotel yang kosong. Wanita itu sudah pergi. Sungguh. Dia yang awalnya berniat membawa Shushu ke apartemennya untuk tidur bersama. Hanya untuk memastikan mimpi tentang masa depan itu. Berakhir ia urungkan. Siapa sangka Shushu begitu sulit untuk ditangani, dan ia secara tidak sengaja tidur bersamanya.Seharian Juanxi bekerja dengan memikirkan mimpinya itu. Dia yakin sekali adegan itu akan terjadi di masa depannya. Namun ia tak tahu kapan itu terjadi. Seharian itu juga ia selalu menggangu Mei Hui, asistennya, hanya untuk menanyakan keberadaan Rony, yang rupanya ada turnamen e-sport di luar kota.Juanxi memeriksa lokasi turnamen itu Weibo, dan ternyata memang ada kegiatan itu di sana. Han
Siapa sangka waktu bersih-bersih semua barangnya hanya memakan waktu sehari saja. Shushu kini berada di sebuah komplek bangunan apartemen elit yang terletak di Pusat Kota B. Dia mengawasi langsung para pekerja jasa pindahan bersama Ibu Yanyan di sampingnya.“Ini tempat yang mahal sekali, Nak,” bisik Ibu Yanyan untuk kelima kalinya. Shushu hanya bisa tertawa kecil untuk menanggapinya.Keduanya tengah berada di lobi lantai satu, dan duduk di sofa setelah berkeliling di taman. Sedangkan Paman Zinbei aktif membantu para pekerja jasa itu. Dia takut mereka menjatuhkan barang-barang Shushu. Sangat tidak nyaman diawasi seperti itu, Shushu menyadarinya. Namun dia sudah memberi pesan sebelum menyewa jasa mereka, kemungkinan sikap Paman Zinbei yang seperti ini. Jadi Shushu meminta untuk dimaklumi dan akan memberikan tip tambahan.Oleh sebab itu, mereka tidak terlalu peduli dengan sikap Paman Zinbei yang sebenarnya cukup mengesalkan. Bagaimanapun pria tua itu bersuara keras dan memerintah para pe