Share

1181. Part 14

"Jangan memancing kemarahanku dengan permainan busuk yang kau tunjukkan! Ucapanmu terlalu lancang dan berlaku laksana orang bijaksana! Lebih baik perlihatkan diri hingga kau sadar betapa bodoh dirimu dengan apa yang kau lakukan! Tampakkan batang hidungmu!"

Jangankan mengharapkan orang itu muncul, suaranya pun tak terdengar sama sekali. Lamat kemarahan semakin kuat merajai tubuh Siluman Kawah Api. Pelipisnya bergerak-gerak dengan rambut yang semakin acak-acakan.

Tak kuasa menahan amarahnya, kedua tangan si nenek mengembang dan digerakkan ke sana kemari, berulangkali. Kalau tadi hanya hawa panas yang menebar dan menghanguskan ranggasan semak, kali ini api bergulung-gulung dahsyat menyebar. Sementara tanah yang terseret gelombang api yang dilakukannya, rengkah dan menaburkan debu-debu di udara. Tetapi sampai beberapa saat si nenek melakukannya, tak seorang pun yang muncul. Yang nampak hanyalah jilatan api yang membakar.

Dada rata Siluman Kawah Api naik turun. Kemar

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status