Shean menunggu Zeera yang masih berada didalam kamar mandi. Sembari menunggunya, dia asik sibuk memainkan ponselnya. Tawanya yang renyah dapat didengar Zeera dengan jelas dari kamar mandi. Dia bingung, kenapa suaminya tertawa sendiri.
“Sayang, kenapa kau lama didalam kamar mandinya? Kau tidak berencana tidur disana kan?” teriak Shean yang masih duduk bersandar diranjang.
Tidak ada jawaban dari Zeera, tentu saja dia bisa mendengar suara Shean, hanya saja dia tidak ingin menjawabnya.
Karena tidak ada jawaban, Shean turun dari ranjang dan berjalan menuju kamar mandi.
Tok… tok… tok…
“Sayangku, apa kau tertidur saat mandi?”
Tok… tok… tok…
“Sayang, kau mendengarku?”
Tok… tok… tok...
“Zeera ku, yuhu… zeera. Kau dengar suara suami tampanmu ini kah?”
Berulang kali Shean memanggilnya, tak satupun balasan jawa
Melihat itu, Shean terdiam tanpa bicara. Seperti merasa kasihan mendengar keluhan dari isterinya. “Benar kah?” Zeera mengangguk. “Kasihan sekali dirimu. Lalu apa yang akan kau lakukan kalau sedang dalam masa itu?” “Aku hanya bisa berbaring, berjalan sebentar dan memijit perutku dengan pelan.” Shean merasa iba, dia tidak menyangka kalau ternyata wanita yang sedang datang bulan itu akan mengalami hal yang menyakitkan seperti itu. Beberapa kali dia melirik Zeera, lalu fokus lagi pada perjalanannya. “Berhenti disini saja.” Tunjuk Zeera pada minimarket yang ada didepannya. “Apa disini menjual yang kau butuhkan?” “Iya.” Shean memarkirkan mobilnya tepat didepan mini market tersebut. Yang turun duluan adalah Zeera, dia tidak menunggu Shean untuk membukakan pintu. Tapi Shean meraih tangan Zeera dan mereka bersama-sama masuk kedalam. “Selamat datang di ***mart.” Ucap si penjaga toko memberi salam pad
“Hm… kau mau keluar dari kamar ini?” tanyanya dengan wajah tegas dan serius, seperti ikut terpancing emosi juga.Tapi Zeera tidak merasa takut, dia justru semakin kesal.“Lepas!” dia menghempaskan tangan Shean, terus berjalan ingin membuka pintu kamarnya.Bbraagghh…Dengan cepat Shean mengejarnya, menutup kembali pintu yang hampir terbuka. Zeera melihat kebelakang, dimana Shean sudah berdiri dibelakangnya. Mereka berdua sama-sama dalam keadaan emosi, tidak ada yang mau mengalah.“Satu langkah saja kau keluar dari kamar ini, maka aku akan ‘memakanmu’ sekarang! Aku tidak perduli kau mengeluarkan darah sebanyak apapun itu. Aku akan membuatmu menjerit dan kehabisan darah.” Ucap Shean berbisik ditelinga Zeera.Zeera tahu kalau perkataan pria itu tidak bercanda atau hanya mengancamnya saja. Dia diam berusaha bersabar.Karena tidak ada perlawanan dari Zeera, Shean menarik tangan Z
Malam itu, mereka berdua tertidur sambil berpelukan. Biasanya Zeera susah tidur jika sedang datang bulan dihari pertama, dia akan bergerak kesana dan kemari untuk mengatasi perih diperutnya. Tapi, malam ini dia bisa tidur dengan nyenyak, bahkan saat Shean memeluknya. Dia hanya bergerak sedikit, untuk mengganti posisi tidurnya. Sang Dokter yang datang tidak memberikan obat apa-apa untuk Zeera, Dokter tersebut hanya memberikan penjelasan pada Shean, bahwa isterinya tidak perlu meminum obat, selain beristirahat saja. “Selama masa haidnya datang, kalian tidak boleh berhubungan suami isteri dulu, selain isteri anda akan merasa perih, itu juga tidak baik untuk kesehatan isteri Anda,” “Tapi, kalau hanya bermesraan dan menciuminya, tidak masalah kan? Asal tidak ‘menyodoknya’?” Dokter menahan tawa, tapi juga kesal dengan pertanyaan Shean yang serius dengan wajah polosnya. “Iya tuan, itu tidak masalah. Tapi, sebaiknya anda jangan memaksa isteri anda, se
Seorang wanita cantik dn seksi masuk kedalam rumah Shean, kebetulan pemilik rumah sedang berada dikantornya. Wanita itu langsung duduk sambil menunggu tea yang dipesan dari Ajeng. “Ini nona teanya,” Ajeng meletakkan teanya diatas meja. “Ajeng, aku dengar Shean sudah menikah, apa itu benar?” “Benar nonya,” “Dimana isterinya sekarang?” Saat bersamaan, Zeera baru turun dari tangga. Dia tidak tahu kalau ada wanita yang masuk. “Dia adalah isteri dari tuan Shean,” tunjuk Ajeng pada Zeera. Zeera merasa aneh saat ditunjuk. Wanita itu berdiri, dan langsung menghampiri Zeera yang kebingungan. “Oh, jadi kau adalah isterinya?” tanyanya dengan lagak sombongnya. Zeera hanya diam, wajahnya juga ketus karena tidak suka dengan pertanyaan wanita yang ketus itu. “Hey, aku sedang bertanya padamu. Apa kau isteri dari Shean?” tanyanya lagi, menyentuh bahu Zeera. “Lepas! Memangnya kenapa kalau aku adalah isterinya?” Ze
Rantika baru saja tiba diperusahaan Shean, dan langsung masuk keruang kerjanya. “Hallo Shean sayang,” teriak Rantika mengulurkan kedua tangannya sambil berjalan kearah meja kerja Shean. Alex yang berada satu ruang dengannya terkejut kedatangan Rantika secara tiba-tiba, sedangkan dua asisten Shean mengikuti dari belakang ingin menahan wanita itu agar tidak masuk. Shean meletakkan bolpointnya, dia melihat Rantika dengan kesal. “Sepertinya kau lupa dengan peringatan yang aku berikan padamu ya?” tanya Shean dengan suara sedikit keras. “Hahaha… jangan marah dong sayang. Aku datang kesini karena ingin mengatakan, kalau aku barusan bertemu dengan isterimu. Dia cantik juga ya,” ucapnya tertawa. Rantika langsung duduk disofa seenaknya. Sedangkan Alex menggelengkan kepalanya, ikut kesal dengan tingkah wanita itu. “Kau menemuinya?” tanyanya, Rantika menjawab dengan tersenyum dan menganggukkan kepala. “Apa yang kau lakukan? Kau tidak berbi
Semuanya langsung terdiam mendengar teriakan Shean. Tidak ada yang berani berbisik lagi. Sedangkan Shean masih terus menatap Suriani dengan kesal, Liana puterinya bersembunyi dibelakang tubuh mamanya saking ketakutannya. “Nak Zeera, kau sudah menikah? Kenapa kau-" “Hah? ‘Nak’? kau memanggilnya apa? Anak? Apa aku salah dengar?” sela Shean masih marah. “I… iya, dia kan… puteri saya, jadi-" “Tutup mulutmu itu! jijik aku mendengarnya!” Suriani langsung menutup mulutnya karena ketakutan. “Ayo pergi Zeera,” Shean menarik tangan isterinya untuk pergi meninggalkan tempat itu. Tap… Langkahnya berhenti, dia berbalik menoleh kebelakang, “Oh ya, aku harus memperingatkan kau! Sekali lagi kau menemui Zeera, mengancam atau menyakitinya, maka aku akan mengeluarkan jantungmu dan keluargamu yang lainnya. Aku tidak hanya mengancammu, tapi aku benar-benar akan melakukannya!” ancam Shean melanjutkan langkahnya. Zeera tidak berkutik, d
“Shean, lep… lepaskan,” Zeera berusaha melepas ciuman dari Shean yang terus mencium bibirnya. “Sebentar lagi sayang, sebentar lagi,” suara dari Shean yang berbisik dan pelan diiringi dengan hembusan napasnya yang berat. Setelah mereka selesai makan malam, mereka pulang meninggalkan restaurant dan mampir di pantai. Zeera tidak tahu, kalau Shean akan membawanya kepantai. Shean hanya membuka atap mobilnya saja, tanpa turun dari mobil. “Dari tadi aku selalu bersabar menahannya sayang, mmuuachh… mmuuacchh..” ucap Shean menahan tubuh Zeera agar tidak menjauh darinya. Memang benar, di waktu makan malam itu, Shean sama sekali tidak menikmati makanannya, hanya terus menatap isterinya yang sedang makan dengan lahap. Tapi tatapannya seakan binatang buas yang sedang mengawasi mangsanya. Shean bahkan memasuki lidahnya untuk mencari lidah Zeera yang selalu menghindarinya. Kedua tangan Zeera sudah digenggamnya dibelakang pinggang Zeera, sehingga wani
“Hhooamm… hhmm… mmm…” Zeera membuka mata, melihat sekitarnya yang ternyata sudah berada dikamar Shean. ‘Sejak kapan aku ada disini? Bukan kah aku ada dimobil?’ Saat hendak bangun, dirasa berat dibagian perutnya. Dia melirik, melihat benda apa yang menimpa perutnya. ‘Tangan? Tangan si…apa?’ dia melihat kearah tangan dan menoleh kebelakang dengan pelan. Tenyata Shean masih tidur memeluknya dari belakang. “Hap,” dia menutup mulutnya saat mengetahui ternyata itu adalah suaminya. Dia mengangkat perlahan tangan Shean untuk dipindahkan dari perutnya. Tapi baru digerakkan sedikit Shean kembali mendaratkan tangannya diperut Zeera, dan masih tertidur. Seolah tidak ingin isterinya pergi, dia semakin memeluk eratannya. Membuat Zeera semakin risih dan sesak. ‘Apa-apaan ini, aku jadi sulit bernapas.’ Sekali lagi dia berusaha untuk melepas Shean, ingin turun dari ranjangnya. “Mau kemana sayang?” bisik Shean langsung di