"Lalu, apa yang kamu rasakan saat ini?"Nick masih mencari jawaban atas pertanyaan hatinya yang ingin istrinya juga mengungkapkan perasaannya tersebut. "Tidak," jawab Quesha berbohong. Wanita itu tidak mau mengungkapkan apa yang dia rasakan sendiri, entah bagaimana dia harus mengatakan rasa cinta yang muncul dalam waktu sesingkat ini. "Bisa, kamu berdiri?""Untuk apa?""Berdirilah, genggam tangan aku.""Baik, aku akan berdiri."Quesha berdiri memegang erat tangan Nick, menatap satu arah yang sama bersama suaminya yang sudah memandang matahari mulai terbenam."Lihat semua itu, indah kan, Sayang?""Yah, sangat indah. Namun, apakah hanya di tempat ini saja kita bisa melihatnya?""Tidak, ada tempat yang bisa melihat keindahan selain ini.""Apa itu?""Di dalam rumah, bersama kamu," jawab Nick menggoda. Quesha tidak berkata-kata lagi, godaan suaminya semakin membuatnya yakin, kalau hatinya terpaut entah sejak kapan, tetapi dia menginginkan Nick berada di dekatnya. Melupakan niatnya yang
"Akhirnya aku bebas dari penjara terkutuk ini, mungkin karena Quesha sudah turun ke bumi lagi."Sang rembulan akhirnya terbebas dengan sendirinya, dia mulai mengeluarkan cahaya seperti biasa, tempat itu sekarang di sihir menjadi sesuatu yang indah dan bersih. "Setidaknya sebelum aku keluar dari sini, aku akan berjalan di tempat yang indah, sekarang aku harus balas dendam pada Putriku-Quesha! Anak kurang ajar itu harus menerima balasan yang setimpal karena memenjarakan Ayahandanya sendiri. Sudah bagus aku merebut kerajaan ini dari ibundanya, dan dia aku buang ke bumi. Tapi, aku akan lebih puas, jika tangan ini merenggut nyawanya. Atau lebih kejam, aku akan membunuh suaminya, agar dia tau rasanya kehilangan. Seperti dia menghilangkan seluruh harapanku atas kekuasaan yang hendak aku miliki selama ini. Quesha telah menghancurkan ritual yang membuat aku seharusnya menjadi Raja satu-satunya! Anak itu tidak pantas hidup!"Sang rembulan dengan penuh kemarahan keluar dari sana, dia kembali a
"Sepertinya aku tidak asing mendengar suaramu, apakah aku mengenalmu?"Quesha lebih mendalami apa yang dia dengar dari suara itu, termasuk isi kepalanya yang mengatakan, jika suara itu bukan orang asing untuknya. "Yah, aku Ayahandamu sendiri. Tapi kamu tidak mengingat aku, apakah sejauh ini sihir ku sangat berfungsi?""Apa maksudnya?"Quesha bertambah bingung dengan perkataan ayahandanya itu, semakin ingin mencecar sebuah pertanyaan lagi. "Kenapa tidak menjawab pertanyaan aku? Katakan padaku, apa maksudnya dengan kata 'Sihir' yang kamu ucapkan itu?""Kamu adalah seorang penyihir hebat, dan kamu adalah putriku di kerajaan rembulan," jawabnya. "Jadi, aku ini bukan manusia biasa?""Tidak betul, kamu keturunan dari penyihir manusia, jadi kalau kamu berkata bukan manusia, sebenarnya salah. Kamu manusia dan kamu juga penyihir.""Maksudnya kamu, orang tuaku penyihir dan manusia, mereka menikah?""Yah, kamu benar.""Tidak mungkin! Jika kamu ayahandaku, maka kamu sudah pasti mengetahui siap
"Di mana, Quesha?"Nick bangun dari sana, dia mencoba mencari ke setiap sudut rumah keberadaan istrinya, tetapi tetap tidak ada. Padahal Quesha ada di sana, dia menggunakan sihirnya agar tidak terlihat oleh suaminya. "Maafkan aku, Nick. Kamu tidak akan mengerti apa yang aku rasakan, kamu adalah anak dari keturunan manusia penyihir yang sudah membunuh ibuku."Air mata Quesha mengalir, dia meratapi nasib dirinya yang sudah berjalan, ada sesuatu yang dirasakan Quesha terhadap Nick, yaitu Nick berbeda dari apa yang dia pikirkan sejak awal turun ke bumi. "Quesha, kamu di mana? Jangan bilang kamu pergi lagi dari aku, sungguh aku tidak mampu hidup tanpamu, di sini aku hanya memiliki kamu seorang, kembalilah sayang."Nick merintih di ruang tengah, sedangkan Quesha masih berdiri di depan Nick yang sedang menangis, begitu juga Quesha tidak kuasa menahan air matanya yang mengalir karena Nick sangat tulus menginginkan dirinya ada di sana. "Nick, tolong jangan menangis lagi, aku ada di sini be
"Bagaimana bisa kamu melakukan ini pada kerajaan rembulan?"Sang rembulan mempertanyakan pada Sunke yang masih bersikeras merebut Quesha untuk dijadikan istrinya yang ke tiga. "Itu adalah caraku melampiaskan marah setelah menerima penolakan, serta pengkhianatan seorang rembulan dan anaknya yang lebih mementingkan suaminya yang di dunia manusia."Sunke sudah menjawab jujur atas kedatangannya itu, dia tidak mau basa-basi pada calon mertuanya yang selama ini diharapkan akan bertekuk lutut untuk menjadi penyihir di bawah kendalinya. "Jadi, benar. Kamu yang melakukan ini?""Sudah aku bilang tadi, benar aku yang melakukannya," jawab Sunke. "Kurang ajar! Kamu pantas menerima balasan dari aku! Pangeran matahari yang tidak tahu diri!""Apa balasan bagi penyihir yang sudah membantumu mendapatkan semua ini? Apakah kamu tidak ingat semuanya, sang rembulan yang tidak tau terima kasih."Betapa Sunke kembali mengungkit apa yang sudah diberinya, termasuk pada kedudukan yang sekarang diterima sang
"Nick, untuk apa kita ada di dalam ruangan ini? Apa tidak bisa kita pergi ke kamar aku?""Tidak! Sungguh aku tidak mau pergi ke kamar kamu."Beberapa saat ketika Quesha melihat lagi ke arah samping, ada tempat persembahan yang begitu rapih, otaknya mulai aktif untuk berpikir apa yang terjadi di sana. "Nick, bisakah kamu membawaku keluar dari sini?""Aku rasa tidak mungkin, karena aku mau kita tetap ada di sini.""Kenapa Nick?""Mungkin kita harus istirahat di sini berdua, aku mau selalu bisa bersama denganmu, apa itu tidak boleh?""Boleh Nick, tapi tempat ini tidak nyaman untuk beristirahat, berdebu juga, aku lebih menyukai kamarku sendiri."Quesha masih meminta pada Nick palsu itu untuk pergi dari sana. Tetapi, tidak diperbolehkan. "Tenanglah Quesha, ada Ayahanda mu yang akan menemani juga, kamu tidak perlu repot-repot.""Nick, kenapa harus ada Ayahanda?"Quesha baru menyadari sesuatu yang aneh, karena Nick mau Ayahanda ada di sana, bukankah mereka akan tidur berdua. "Ayahanda mu i
"Quesha, kamu jangan sembarangan berbicara. Cobalah kamu hirup kembali aroma tubuhmu ini, pastinya kamu sudah mengenalnya bukan? Semua masih sama seperti dulu."Sunke tidak mau kecurigaan Quesha membuat dirinya kehilangan kesempatan untuk menyentuh wanita itu. "Nick, aku sangat yakin dengan yang satu ini, karena kita selalu tidur bersama, dan aku menyukai aroma tubuhmu yang biasanya, sungguh aku tidak mengerti apa yang ada di dalam pikiran kamu Nick, dan kenapa juga kamu mengajak aku ke kerajaan ini? Aku tidak memahami, kamu berubah Nick."Quesha sepertinya yakin jika itu bukan suaminya, dia merasakan otaknya sedang berputar untuk mengingat kapan terakhir dirinya bertemu dengan Nick. Tetapi, semua itu tidak bisa di ingatnya. "Quesha! Cukup kamu selalu memancing pertanyaan yang mencurigai suamimu sendiri, sudahi semua itu. Biarlah aku menggunakan aroma ini sampai nanti pagi, izinkan aku menyentuhmu kali ini.""Kali ini? Bukankah kita selama ini sudah pernah?""Baru tadi aku bilang pa
"Nick, apa kamu ada di dalam?"Sungguh Quesha melupakan satu hal, tentang sihir yang membuat suaminya pingsan. Quesha menggunakan sihir untuk membuka pintu, ada beberapa barang yang masih berjatuhan di depannya, kini dia ambil untuk diletakkan kembali ke tempatnya. "Nick, kamu belum sadar?"Quesha hanya berdiri di depan suaminya yang masih terkapar, dia menghela nafas dengan mengayunkan tangannya yang masih memegang tongkat sihirnya. "Bangunlah Nick, kamu harus sadar sebelum aku akhirnya akan menangis."Quesha tidak mau kalau nanti dia banyak menceritakan tentang kejadian tadi, karena tidak mungkin Nick memahami dunianya yang lain dari suaminya. "Nick, apakah kamu bisa jadi penyihir seperti aku? Sungguh banyak beban yang aku pendam sendiri, di sini aku hanya perlu kamu menjadi sandaran ketika aku rapuh dan berpikir tidak memiliki siapapun."Quesha menitikkan air mata, pikirannya penuh dengan hal-hal buruk mengenal Ayahanda dan Sunke. Seketika sihirnya sudah bereaksi pada Nick. "D