Misteri Suami Yang Tertutup
(Bagian II)
Sabtu pagi, sekitar dua tahunan yang lalu. Pukul 09.00. Ketika Olive masih mengandung Adek Eif, di usia kehamilan keempat. Bersama suaminya, ia menghadiri pernikahan sederhana kerabat Tante Anita. Aksen ruangan berukuran 7x5 meter dengan sentuhan furniture etnik antik jawa, di sebuah restoran, disulap jadi ruang perhelatan pernikahan mini, penuh dengan dekorasi bunga. Mereka yang telah hadir, adalah panitia inti acara kawinan itu. Semuanya menggunakan pakaian adat sunda. Pria menggunakan baju salontreng dan celana pangsi serba hitam lengkap dengan ornamen sarung batik dan bengker penutup kepala, sedangkan para wanita menggunakan kebaya modern dengan warna seragam, putih.
Aroma ruangan itu lekat pekat wangi melati. Lantaran dekorasi bunganya dominan melati. Entah masih disemprot parfum lagi ataukah tidak, namun bau aroma wangi melati itu terasa kuat. Olive merasakan pusing kepala oleh aroma wangi ini. Maka
Misteri Suami Yang tertutup (Bagian III) Berlibur ke Puncak. Olive menagih janji Refan. Jika ia berhasil hamil, mereka akan liburan ke Puncak. Janji itu pernah diucapkan pada malam pertama usai menggelar resepsi nikah. Sebab, Refan dan Olive memang menyepakati tak ada honey moon lantaran kesibukan pekerjaan masing-masing. Nanti, honey moon akan diganti jika Olive telah berprestasi hamil. ‘’Kenapa jadi suka ngantuk, sekarang? Lemes? Apa memang sakit?” Tanya Refan ke Olive, yang ia dapati terus menguap, lemes dan ngantuk di pagi hari saat menyiapkan sarapan roti bersalut selai sebelum berangkat ke kantor. ‘’Refan, aku hamil. Sudah tidak mens telat dua minggu. Tiga hari lalu ngetes pakai test pack,“ kata Olive. ‘’Waaah...hebat. Tapi hasil test pack juga ada yang hamil palsu,’’jawab Refan sambil memeluk Olive dari belakang. Olive sedikit kaget dan terharu. Suaminya menunjukkan tanda kemesraan, setelah beberapa hari hu
Misteri Suami yang Tertutup (Bagian IV) Suatu sore, di hari jumat, dua tahun lalu. Ketika Olive mengandung adek Eif, berada di usia kehamilan memasuki bulan ketiga. Ia mendapati suaminya pulang ke rumah lebih awal. Itu menurut penjelasan Bibi Sur, pembantunya. ‘’Yang bunyi gubrak gubrak, siapa Bi?” Tanya Olive saat memasuki pintu unit apartemennya. ‘’Itu Bapak, Bu, lagi nurunin koper,’’jawab Bi Sur. ‘’Tumben, jam segini udah di rumah,’’kata Olive sambil melihat jam tangannya. Pendulum jam menunjukkan pukul 16.30. ‘’Bapak tadi datang jam 4 teng, Bu. Memang ngga biasanya si Bapak pulang jam segini,’’jelas Bi Sur. Dengan mengendap-endap, Olive melongok ke ruang kerja suaminya. Ia melihat Refan sedang menghadap ke lemari buku mengambil file binder berisi dokumen-dokumen penting. Ia juga melihat di atas meja kerja suaminya, sedang teronggok koper kecil travel bag hitam 16 inch ya
Misteri Suami yang Tertutup (Bagian V) Malem takbiran, esok lebaran. Olive menghabiskan sepi di rumah mertuanya, Tante Anita. Ia tak mempersiapakan apapun baik itu masakan khas lebaran, ataupun kue-kue penghias meja ruang tamu. Ia putus asa dengan kehidupan rumah tangganya. Selain itu, Bi Sur memang sedang pulang kampung. Ia kehilangan partnernya untuk sibuk di dapur. Maka, ia yang tak sempat bisa pulang kampung ke rumah orang tuanya di Semarang, ia menghabiskan waktu libur H-1 hingga H+3 di rumah mertuanya di bilangan Pondok Indah. Selain itu, ia juga hamil muda. Serangan malas, lemas, dan pusing mual itu lebih sering mengganggu moodnya. ‘’Tante, Olive di sini aja sampai pembantu balik ke Jakarta, boleh?” Sapa Olive saat tiba di rumah mertuanya di bilangan Pondok Indah. Olive kehilangan suaminya di malam takbiran. Suaminya tak ada untuk dia. Atau dia tak dianggap Refan jadi bagian keluarganya. Namun ia juga merasa tak perlu terlalu ba
Misteri Suami Yang Tertutup (Bagian VI) Suatu hari di bulan Januari, tahun ini. Kata Bibi Sur, suaminya pulang lebih awal dan langsung tidur di kamar, mendengkur. Olive memasuki kamar tidurnya dan mendapati Refan tampak kelelahan, tidur mengenakan kaos singlet dan celana casual hot pants biru. Pendingin ruangan telah dinyalakan 16 derajat, ia yang masuk kamar itu merasakan menggigil. Ia mengambil selimut di samping kepala Refan dan membentangkannya menyelimuti tubuh suaminya. Di ruang kerja, Ia melihat tas kerja merek Louis Vuitton hitam tergeletak di meja kerja Refan dalam keadaan terbuka resluittingnya dan isinya terserak berantakan. Seperti ditinggalkan begitu saja oleh suaminya yang terburu-buru melakukan sesuatu. Ia berusaha merapikan posisi kertas, buku dan file mica yang berhamburan dari tas itu. Namun perhatiannya dikejutkan dengan lima lembar leaflet brosur mobil Toyota Alphard versi premium MPV Lexus LM keluaran tahun terbaru
tetapMisteri Suami Yang tertutup (Bagian VII) Sebuah kejutan kecil Olive terima usai pengumuman pencapaian terbaik dalam pernikahan penuh keruwetan sandiwara. Dua minggu setelah Dokter Obgin dr Luna Brigitta Aleksandra SpOG mengumumkan bahwa Olive hamil dengan usia kehamilan 8 minggu, atau beberapa hari setelah ia dibawa Refan memenuhi janjinya berlibur ke Puncak di akhir pekan. Refan membawanya ke marketing office developer Citra Grand Cibubur. Refan memberinya hadiah dua buah rumah tipe 75/150 yang dibangun connecting jadi satu rumah. Saat Olive menawar kenapa harus di perumahan itu, Refan menjawab, lokasi ini menurutnya yang terbaik. Ketika Olive menawar dan menyebut Perumahan Bukit Permai Cibubur adalah lokasi yag dia incar, buru-buru Refan bertanya. ‘’Kanapa milih Bukit Permai?” ‘’Iya, kan aku pernah lihat di brosur yang Papa simpan di dalam laci meja kerja Papa di rumah,’’jawab Olive polos
Misteri Suami Yang Tertutup (Bagian VIII) Saat kehamilannya di usia 6 bulan. Ada peristiwa penting seputar Refan dan pasangan selingkuhnya, menggores perih di hati. Hal-hal seperti ini kenapa ia harus tahu. Ia yang tengah mengandung berharap tidak mendengar kabar buruk apapun yang membuatnya kalut. Ia juga tak ingin kesedihannya berkontak batin dengan jiwa anaknya, memberi bekas bakat depresi di hati si jabang bayi. Anak yang dikandung oleh seorang ibu yang depresi akan cenderung tumbuh menjadi pribadi introvert. ‘’Kemarin kan dompet coklat itu aku taruh di sini? Kok sekarang ngga ada? Siapa yang mindahin? Kurang ajar banget ngerjain gue,”Tanya Refan ke Olive, suatu sore usai pulang kantor, saat membongkar laci mejanya. Refan telah mengaduk-aduk semua tempat di ruang kerjanya. Mulai dari lemari buku, rak rotan, keranjang sampah, lemari kabinet dan laci mejanya, satu jam lamanya. Satu jam itu ia isi dengan gerutu omelan beserta sumpah ser
Misteri Suami Yang Tertutup (Bagian IX)Olive masih melanjutkan usahanya memata-matai suaminya. Di bulan keenam kehamilannya ia memutuskan menghentikan menggunakan jasa agen paparazzi. Ia merasa kemajuan investigasi agen paparazzi tidak terlalu banyak berkembang, lantaran ia juga tidak mau melakukan follow up untuk mengkonfrontasi perselingkuhan suaminya. Yang ada, ia malah larut dalam depresi bahkan seperti manniac depresi, Olive justru menikmati kesedihannya.Suatu siang di sela jam makan siang. Tubagus dan Olive makan siang bersama di ruangan IT. Di meja bundar itu. Mereka berdua adu argumentasi tentang topik yang sering dibahas belakangan. Curhat colongan Olive.‘’Sampai kapan Olive kamu mau kuntit suami kamu? Kayaknya itu cuman bikin kamu capek, deh. Soalnya setelah semua usaha kamu membongkar topeng dan sandiwara si Refan, nyatanya kamu tidak berbuat apa-apa. Tidak ada follow-upnya. Yang ada malah bikin kamu jadi
Misteri Suami yang Tertutup (Bagian X-habis) Kehamilanku mendekati 9 bulan. Aku merasakan akhirnya perutku membesar seukuran bola tiup mainan bocah. Tadinya perutku tak nyembul meski hamil sudah 4 bulan, karena aku terlalu kurus. Namun pada kehamilan usia 6 bulan, perutku mulai besar setelah aku didopping kapsul temulawak agar doyan makan. Namun lebih dari sekedar menjalani treatment dopping, rekan kerjaku yang adalah sahabatku yakni Tubagus membantuku lebih rilex menghadapi cobaan hidup bersuamikan seorang pemain drama. Refan Mananta suamiku tak kenal lelah tengah melakoni sebuah drama pernikahan sandiwara. Sore ini bubaran kantor. Aku masih sempat bercengkerama dengan sahabatku, Tubagus, di ruangannya. ‘’Pasangan bercerai, ada seabreg di Jakarta ini. Menalarnya begini aja, menikah belum tentu berjodoh dengan pasangan. Jika kamu punya ketetapan hati menganalisa pernikahanmu, masih layakkah kamu bertahan, kamu harus berju