Kena Getahnya
Satu minggu setelah kedatangan Irawan Cs dan Refan ke kantor BNN untuk mengurus assetnya, siang ini Refan dikejutkan dengan panggilan telepon masuk dari Irawan. Irawan menghubungi Refan setelah dikontak oleh pihak BNN, menyatakan permintaan mereka agar Refan ditahan di BNN. Tak berapa lama setelah Irawan menelpon Refan, Refan juga menerima telepon masuk dari penyidik BNN, meminta Refan datang untuk menjalani proses pemeriksaan penyelidikan di BNN.
‘’Silakan Bapak bawa perlengkapan seperlunya ke BNN, kami akan memeriksa data yang kami peroleh di lapangan mengkaitkan keterlibatan Bapak dalam kasus tindak pidana money laundry tersangka Rita Anastasia. Mau kami jemput ataukah Bapak datang sendiri?”
Refan terdiam sesaat, lalu dengan gugup menjawab. “Saya bersedia datang sendiri, segera setelah ini, Pak,’’
Tubuh Refan tiba-tiba gemetar. Ia alami tremor. Dengan suara parau, ia menghubungi Olive yang masih berada
Situasi Memburuk Menyebabkan Anfal Tubuhnya kaku, berkeringat dingin, dengan suara parau yang gemetar, terbaring di atas tempat tidur. Refan terbujur ditutup selimut tebal dengan tangan kiri memegangi dada kanannya.Meski AC dimatikan, pria itu masih merasa kedinginan, namun tubuhnya ngocor keringatan. Irawan bersama tiga orang pengacara inti memandangi kliennya alami shock akibat mendengar kabar permintaan agar ‘menginap’ di tahanan BNN, meski berkapasitas hanya diselidiki. Jadi saksi? Tidak. Kantor polisi tertinggi pemberantas narkoba ini jika sudah memanggil seseorang, biasanya langsung masuk ke proses penyelidikan. ‘’Ibu, ini ngga bisa dibiarkan begini, Bu, meskipun Bapak dipanggil BNN. Sepertinya harus memanggil dokter. Atau kita bawa ke rumah sakit sekarang?” ‘’Terus gimana dengan panggilan BNN?” ‘’Nanti kami urus penangguhan. Biar Bapak di tangani dokter segera. Sepertinya ini serangan jantung, Bu, kalau dilihat d
Nyaris Menghuni Rumah Sakit Jiwa Dua minggu pertama dalam bulan ini, Olive tak efektif dalam menggunakan jam kerjanya. Ia sibuk menelpon dua perusahaan tambang dan smelter patungan di mana suaminya ada sekian persen kepemilikan saham di sana, satu di Pulau Bintan. Dan satu lagi di Kabupaten Tanah Laut Kalimantan Selatan. ‘’Jadi gimana Ibu? Urusan dengan polisi yang datang ke perusahaan?”Tanya Olive ke sekretaris perusahaan tambang Nikel di Pulau Bintan via telepon. ‘’Semuanya baik-baik saja, Ibu. Laporan pajak dan laporan keuangan perusahaan selama lima tahun terakhir termasuk AD/ART pendirian perusahaan yang di sana ada komposisi kepemilikan saham perusahaan sudah kami serahkan fotokopinya. Kabarnya tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Nyatanya sudah tiga minggu pemeriksaan tracing audit keuangan, hasilnya clear. Perusahaan ini modal usahanya dari kredit perbankan, meskipun debiturnya perorangan komisarisnya, Bu,’’jawab sekreta
Pensiunan Pelacur yang Tetap 'Melacur' Satu jam setelah semua pintu sel dibuka pagi itu, sebanyak 25 kurir rekrutan Rita berkumpul merencanakan pengeroyokan. Dari 25 oang itu diantaranya Osih dan Mpok Romlah, masih satu keluarga. Rika, Elin, Wiwin, Mak Prih, Zaenab, Nisa, Titin, dan Bu Ela. Mereka merasa dikompori dengan wejangan Jenderal Noella, napi hukuman mati. ‘’Kenapa kalian nuntut saya harus biayain kalian? Memangnya saya ada janji apa dengan kalian?!”Rita dikeroyok 25 orang kurirnya. Mereka semuanya berangkat ke luar negeri berurusan hanya dengan Rita, bos yang merekrut dan memberangkatkan. Mereka ingat detail prosesnya. Maka jika kemudian Rita mengelak tak mau bertaggung jawab atas musibah penangkapan mereka hidup di penjara, bikin mereka jengah. ‘’Kita minta ganti ruginya, Bu! Ibu Bos besar narkoba. Ibu yang nyuruh kami berangkat. Ibu yang suruh kami nganter narkoba!” Kata Yati, ponakan Abang Anto. ‘’Sa
Nikmat Service Ranjang, Tak sebanding dengan Akibatnya Siang itu, Refan tengah tertidur pulas di atas tempat tidur ruang perawatan super duper VIP di RS Pondok Indah. Ia tak menyadari bahwa istrinya bersama rombongan datang membesuk. ‘’Papa, ini adek Eif datang. Papa udah siang. Adek mau main sama Papa, nih...’”Sapa Olive saat mengunjungi suaminya di ruang perawatan di sela jam istirahat makan siangnya. Ia sengaja membawa Mba Nung, baby sitter agar mengantar bayinya yang beberapa bulan lagi berumur setahun setengah. ‘’Papa, udah siang nih. Papa nggak lapar?” Olive mendudukkan bayinya di samping kiri tubuh suaminya. ‘’Seketika Refan terbangun dan mendapati istri dan anaknya ada di sebelahnya. Sementara baby sitter duduk di sofa bersama Pak Simbolon. ‘’Eh, Mama udah lama datang? Tumben ngajak si Dhedhek Eif?”Tanya Refan sambil berusaha duduk dan mengumpulkan nyawa, lalu memangku bayinya. Bayi kecil itu memai
Perpisahan dan Perjumpaan Yang MengesankanPagi itu, Refan meninggalkan RS Pondok Indah, setelah menjalani rawat inap di rumah sakit itu selama tiga pekan lamanya. Ia sudah sehat meski masih kuyu dan pucat. Olive dengan tangan kirinya menggendong bayinya sementara tangan kanannya menggandeng tangan suaminya menyusuri lorong dan akhirnya tangga kecil rumah sakit itu sebelum masuk ke mobil. Irawan membawa kendaraannya untuk mengantarkan kawan baiknya yang juga kliennya ini kembali ke rumah mereka. Irawan membukakan pintu mobil agar Refan dan istrinya masuk. Lalu menutup pintu itu kembali. Di jok depan sebelah kiri, duduk Pak Simbolon.‘’Gimana ini? Langsung ke Apartemen Plaza Senayan, ya?” Tanya Irawan.‘’Iya, langsung aja. Kita ngga pingin ke mana-mana, kok,’’jawab Refan.Setibanya di rumahnya, Refan duduk di ruang tamu, memandangi sekeliling rumah itu. Lalu ia menuju ruang kerj
Perempuan Rumahan Vs Perempuan Murahan Ini adalah babak lanjutan pertempuran perang urat syaraf Rita Anastasia melawan Olivia Mananta di ranah hukum. Sebagai bentuk perang dingin episode sambungan antara perempuan rumahan versus perempuan murahan memeperebutkan hak menjadi permaisuri dari seorang pria, arjuna, nan didamba. Istri melawan wanita simpanan suami. Refan tiba di BNN siang itu. Ia diterima oleh Kompol Agung yang menyalaminya dan menyambutnya dengan ramah. Masih ada Olive menemani di sana hingga tiga jam awal menginapnya Refan di BNN. Refan diminta menandatangani satu lembar surat, yang ia tak paham itu apa, lantaran begitu penatnya pikirannya. Ketakutannya datang lagi. Irawan melihat langsung peristwa itu. Ia bersiap menggunakan moment penandatanganan berkas yang dilakukan kliennya ini sebagai salah satu dalil untuk mempraperadilankan institusi BNN yang menangkap kliennya. ‘’Belum 6 hari diselidiki, kok sudah mau dikeluarin su
Dispensasi dari Kantor Bayinya masih berumur hampir setahun setengah. Tapi kesibukannya belakangan ini seperti orang tua yang sibuk mendaftarkan sekolah anaknya dengan dua pilihan sekolah, satu rayon di sini dan pilhan kedua di beda rayon. Berkas persyaratannya juga banyak, seolah ia sedang mencari pilihan sekolah terbaik. Olive disibukkan dengan rencana masuknya suaminya ke Sekolah Tinggi Ilmu Bersyukur, sebuah sekolah kehidupan yang bukan lagi makan bangku sekolahan, tapi makan jeruji besi. Seleksi masuknya sangat sulit. Yang memenuhi syarat mengingkari nikmat dan berkat Tuhan di level paling brengsek, dialah yang akan lolos seleksi. ‘’Ih, amit-amit jabang bayi.’’Gumamnya. Ia teringat kata-kata Mama Refan saat ia hamil tua, bahwa suatu hari nanti pria ini akan kualat atas istri dan bayinya. Lantaran begitu kejamnya, pria ini menelantarkan istri yang sedang hamil. Namun, Olive merasa tak pernah menuntut balas atas kekejaman ya
Istri Baik-Baik Disia-siakan, Jablay Murahan Disayang-sayang Suatu siang pk 10.30 di atas sebuah sofa panjang kuning berlapis kain wool, di lantai 5 Gedung utama BNN. Sepertinya sofa ini telah setahun tak disedot debu atau ditreatment pembersihan. Refan telah tiga malam menginap di ruangan seorang perwira polisi, tidur di atas sofa itu. Tak ada bantal ataupun selimut. Buat dia, tidur seperti ini seperti gelandangan. Ia mendapatkan ransum nasi bungkus ala warteg, yang ia lahap habis. Untuk air minumnya, ia masih punya stok cukup dari istrinya. Ia menunggu jam-jam pemeriksaannya yang tak kunjung jelas, Ini hari keempat ia ditangkap. Ia belum kunjung dipanggil untuk periksa dalam rangka penyelidikan. Padahal kuota hari masa penyelidikannya hanya sampai hari keenam. Jika ia tak lolos dari seleksi audisi penjahat, ia akan dibebaskan. Ia masih memandangi lembar demi lembar halaman buku diary istrinya. Ketika membaca ulang halaman-halamannya,