Share

Feromon

Ken terbengong sendiri. Tubuh ringkih yang terbaring lemah itu sukses mengambil perhatiannya. Iba hatinya. Sudah kecil, ringan, kurus, kini Syifa demam tinggi pula. Wajah putih wanita itu semakin tirus. Kedua lingkar matanya cekung dan agak menghitam. Memandang raut memelas itu, Ken berharap Rayyan bisa meluangkan waktu untuk menjenguk dan menemani. Ia sudah menelepon lelaki itu, namun tidak diangkat. Kata Dita operasinya sambung – menyambung. Ya, ampun, seberat itu menjadi dokter kandungan!

“Pusing banget, Fa?” tanya Ken.

Syifa berusaha tersenyum. “Udah berkurang.”

Ken mengangguk. “Kalau perlu apa- apa, jangan sungkan. Gue bukan orang lain.”

Ken tulus menghibur agar perempuan ini memiliki seseorang untuk bersandar. Ia sudah mendengar kisah hidupnya yang memilukan. Arya memang sangat perhatian dan setia menjenguk. Akan tetapi, Ken yakin dalam hati terdalam Syifa hanya Rayyan yang diharapkan.

“Rayyan p

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status