Share

28. Akhirnya terbongkar.

"Dia itu teman sesama arisan, Bu. Bisa di bilang kenal karena sering ngumpul bareng. Tiga bulan yang lalu minjam duit padaku. Bilangnya tempo sebulan. Sampai kini nggak tahu rimbanya ke mana?" jawabku asal. Aku mulai mengarang cerita bebas mengikuti imajinasiku. Seperti mengarang cerpen saja, membuatku ingin tertawa.

"Walah ... apa minjamnya banyak pula Mbak? Memang jaman sekarang hati-hati kalau mau minjamin orang uang Mbak. Enak ngasihnya saat minta lagi nyesek," balasnya. Aku menganggukkan kepala. Nyesek-nyeseknya uang nggak kembali lebih nyesek lagi suami yang direbut orang, Bu. sahutku di dalam hati.

Oh ... ya, Bu. Rumah pagar hitam itu tampaknya ramai, ada acara apa ya, Bu?"

"Pagar hitam yang ada kolam ikan kecil di depannya?" ucapnya memastikan. Aku kembali menganggukkan kepala.

"Oh itu ... mau ada acara syukuran nanti malam Mbak. Syukuran tujuh bulan usia anak pertama Mbak Sukma," jawabnya.

"Mbak Sukma? Orang mana dia, Bu. Tujuh bulan kandungan atau bagaimana?" tanyaku lagi m
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status