Share

Part 87

Sindiran Pedas Istri Kedua

Obi menatapku dengan wajah tegang lalu menggeleng pelan. Aku menggeleng tidak percaya. Aku yakin Obi salah. Aku kembali mendekat dan meraih tangan bapak. Terasa dingin.

Aku kembali menatap Obi. Berharap sebuah penguatan darinya, bahwa semua ini salah. Namun, Obi tetap setia dalam geming. Tak sekadar diam, wajah Obi pun diliputi sendu. Persendianku terasa lunglai. Tak terasa air mata pun luruh begitu saja.

"Nggak, nggak mungkin ... nggak mungkin," lirihku.

"Sayang, kamu tenang dulu. Tunggu di sini, aku akan segera kembali." Obi bergegas keluar kamar. Di pintu kamar, Obi berpapasan dengan ibu dan Khalif yang hendak masuk ke kamar.

"Kak, ajak dulu adik-adik salat," ujar Obi karena di saat bersamaan terdengar azan berkumandang.

"Kakek kenapa?" Khalif segera mendekat diikuti Ibu. Kami hanya mampu saling berpandangan setelah mereka meraba tangan serta wajah Bapak.

Ibu terduduk lemas di sisi tempat tidur. Pelan, ibu mengusap wajah bapak dari dahi hingga dagu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (4)
goodnovel comment avatar
Sasya Sa'adah
jadi ingat almarhum Bapak. Alfatihah
goodnovel comment avatar
Dini Winintasari
ini udah tamat blm , kok lama ga ada lanjutannya
goodnovel comment avatar
nisa
sabar dan ikhlas tiara
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status