Pria itu lalu melenggang pergi dan menjauh. Zack benar-benar tidak percaya dengan apa yang diucapkan Nabila. Kalau sekadar rangkulan dan kecup pipi itu biasa di negerinya. Memang pria itu tidak suka, tetapi ia berusaha memahami pergaulan Veronica. Begitulah kehidupan di dunia fashion dan modelling.
Akan tetapi—meski di akhiri dengan ketidaknyamanan—, Zack tidak memungkiri kalau ia begitu bahagia bisa bertemu, bahkan memeluk bayi mungilnya, Zayn. Selama ini pria itu selalu terbayang akan Nabila dan juga bayi kecilnya itu. Ia sangat rindu.Bibir pria itu kini terus tersenyum. Rasanya hati Zack kini berubah menjadi taman bunga yang mana bunga-bunga itu bermekaran dengan indahnya. Ia membayangkan seandainya bisa hidup berbahagia dengan sang putra, bahkan dengan istri sirinya tersebut.Ya, di palung hati terdalamnya, pria itu berharap bisa berhubungan baik dengan Nabila. Kalau boleh, ia ingin menjalankan pernikahan poligami yang bahagia. Namun, apakah itu mungk"Jadi, bule ganteng yang kemarin itu ayahnya Zayn, Nab?" tanya Pipit, sahabat baru Nabila semenjak ia tinggal di daerah Mega Mendung ini. Gadis berusia 25 tahun itu juga mengontrak rumah tidak jauh dari kontrakan Nabila. Malam ini ia bertandang karena mengantarkan semangkuk bubur kacang hijau yang baru saja matang kepada sang teman.Sebenarnya Pipit adalah sepupu dari Metta. Ya, Metta-lah yang mengarahkan Nabila untuk tinggal di daerah Bogor. Gadis itu akhirnya menghubungi Nabila dengan meminjam ponsel temannya yang lain karena Nabila memblokir nomor kontaknya.Semenjak kedatangan Zack dan Veronica ke rumahnya, Metta menjadi gusar. Hatinya bertanya-tanya, Nabila ada di mana. Ia merasa begitu khawatir. Namun, ia berusaha berbaik sangka kepada sahabatnya itu. Metta berhasil membujuk Nabila menceritakan semuanya tentang apa yang terjadi, sehingga wanita manis itu melarikan diri dari rumah keluarga Robinson. Metta juga teringat sikap Veronica yang menurutnya
"Oh, iya. Aku lupa minta, Mom. Nanti saja Mommy lihat sendiri." Zack melebarkan senyumannya."Baiklah ...," jawab Jennifer pasrah.***"Nab ... Nabila ...," bisik Selly seraya menyentuh siku teman yang sedang sibuk mengadon roti di dapur tempat mereka bekerja."Hmm," sahut Nabila hanya dengan gumaman."Om bule ganteng yang waktu itu datang, tuh!" seru Selly dengan suara pelan."Ha?" Nabila langsung menoleh ke arah para tetamu yang datang. Sejurus kemudian matanya berserobok dengan sepasang mata biru di sana. Pria bule tampan itu melemparkan senyuman yang sangat manis ke arahnya. Entah mengapa jantungnya tiba-tiba saja berdebar-debar.Namun, alis wanita muda itu seketika saja bertautan. Ya, hal itu karena Zack tidaklah sendiri berkunjung ke sana, melainkan bersama seorang wanita tua dengan ras yang sama dengan pria itu. Melihat tampilan wanita paruh baya berbadan tambun dengan rambut yang telah memutih ters
'Ah, Nabila. Wajahmu semakin cantik. Tubuhmu juga semakin berisi sekarang, dan ... semakin menarik di mataku.' Sadar ia tengah mengendarai, Zack kembali memfokuskan diri ke jalanan. 'Sebentar lagi sampai ... sebentar lagi sampai,' rapalnya di dalam hati untuk mengusir gelisah karena denyar-denyar gairah yang tiba-tiba hadir begitu saja.Akhirnya mereka sampai juga di halaman sebuah villa yang memang jaraknya tidak begitu jauh dari tempat Nabila bekerja, hanya 35 menit saja.Karena mereka sudah sampai tujuan, acara menyusui pun tertunda. Padahal Zayn masih belum merasa kenyang. Bayi itu kembali merengek ketika sang ibu melepaskan 'makanan' dari mulut kecilnya. "Nanti lagi ya, Sayang ...," bujuk Nabila kepada putra kecilnya itu. "Nanti lanjut di dalam ya, Tampan," ucap Jennifer seraya membelai sayang punggung cucu laki-lakinya itu.Nabila tersenyum melihat perhatian sang ibu mertua terhadap bayi kecilnya. Entah mengapa yang pada awalnya ia merasa curiga kepada sang mertua, kini perasa
Nabila terdiam kaku. Ia sadar telah keceplosan bicara di hadapan Jennifer Robinson. Selama ini orang-orang yang pernah ia ceritakan perihal perselingkuhan Veronica itu, hanya Zack dan akhirnya, waktu itu ia ceritakan juga kepada Metta. Di dalam hati Nabila merutuki diri sendiri, bagaimana bisa kelepasan bicara di hadapan orang lain lagi, bahkan itu adalah ibu mertua dari Veronica?"Mmm ... boleh aku memindahkan Zayn ke tempat tidur?" Nabila berusaha mengalihkan pembicaraan. Zack yang tadi juga ikut terdiam karena perkataan Nabila yang mencela Veronica di hadapan sang ibu, akhirnya bangkit. Ia juga berharap ibunya tidak memikirkan omongan itu. "Ayo, ke kamar sebelah sini saja ...," ujarnya seraya menggiring Nabila untuk mengikutinya. Ada sebuah kamar kosong di lantai bawah di villa itu. Sementara Zack dan ibunya memilih kamar di atas sebab ingin melihat pemandangan lebih luas dari balkon di sana.Nabila pun mengikuti arah langkah kaki Zack. Ketik
"Aku bilang, aku tidak akan menceraikan kamu," jawab Zack dengan nada rendah tapi penuh penekanan.Nabila mendesah lelah. "Ayolah, Zack ... apa yang kamu harapkan dengan pernikahan tanpa makna ini? Kamu 'kan, sangat mencintai Veronica. Sudahlah, lepaskan aku. Toh, dari awal ini sudah salah," imbuh Nabila dengan sorot memohon kepada pria di hadapannya. Ia ingin bebas dari belenggu ikatan yang sebenarnya tadinya sempat ia harapkan keberlangsungannya, tetapi ternyata hanyalah harapan kosong untuk menciptakan kebahagiaan untuknya itu."Tapi aku ... aku mencintaimu, Nabila." Zack menatap lekat ke arah Nabila.Deg!Sorot mata Nabila berubah. Hatinya menelisik. 'Benarkah? Benarkah apa yang aku dengar ini?' Batinnya bertanya-tanya.Zack memindah posisi duduknya. Ia yang tadi ada di sofa single kini berada di satu sofa yang sama dengan istri mudanya itu. Tangan pria tersebut meraih jemari lentik Nabila.Nabila terlihat heran dengan hal it
"Tap–tapi, alasannya apa sampai kamu berniat untuk membunuhnya?" Zack tidak tahan lagi dengan pertanyaan-pertanyaan yang seketika saja memenuhi isi kepalanya."Sudahlah, Zack. Itu masa laluku. Tidak perlu kamu ungkit lagi. Aku juga sudah malas untuk mengingat-ingat anak setan itu!" tegas Nabila.Zack menurunkan kecepatan mobilnya, kemudian tiba-tiba ia menghentikan kendaraan roda empat itu di pinggir jalan di bawah sebuah pohon rindang. Dan hal itu membuat Nabila menjadi heran. "Kenapa berhenti di sini?" Alisnya bertaut."Please, Nabila ... jawab aku. Tentu ada alasan kuat sampai kamu berniat menghabisi nyawa adikmu itu?!" desak Zack masih terus menuntut jawaban.Nabila mendesah bosan. Mengapa Zack begitu penasaran? "Kamu takut sama aku? Kamu takut aku mau bunuh kamu?" Wanita muda itu terkekeh.Zack mendengkus kasar. "Mengapa kamu tidak mau bicara? Tinggal bilang apa alasannya, apa susahnya?" cetus pria itu kesal. Nabila benar-benar meman
Pagi ini terasa sejuk. Nabila tidak bekerja, karena ini weekend. Semalaman ia hampir-hampir tidak bisa memejamkan mata. Mungkin hanya dua jam saja tubuhnya terlelap. Itu pun karena benar-benar sudah kelelahan.Otaknya tak henti memikirkan ancaman dari Zack. Ya, dia lelaki yang kaya raya. Pria itu bisa saja membayar orang untuk memata-matainya. Zack tidak akan melakukan kesalahan yang sama, yaitu membiarkan dia pergi untuk ketiga kalinya. Begitu pikir wanita muda itu."Pagi, Nabila!" sapa Jennifer sambil menyiapkan sarapan pagi di dapur.Nabila tersenyum tipis. "Pagi," sahutnya lirih."Zayn belum bangun?" tanya Jennifer lagi."Iya, dia tidur lagi setelah aku mandikan.""Wah, dia sudah kamu mandikan?""Hu umm." Nabila hanya bergumam menjawab ibu mertuanya.Melihat wajah pucat Nabila, Jennifer mengernyitkan dahinya. "Kamu sehat?" tanyanya khawatir."Kepalaku sedikit pusing," jawab Nabila. Ia tidak sepenuhnya berbohong, memang kepalanya saat ini terasa cukup berat akibat kurang tidur."Ma
"Sebenarnya apa yang terjadi? Mengapa tiba-tiba kamu bisa membujuk Nabila untuk setuju dengan ide melanjutkan pernikahan kalian?" tanya Jennifer penasaran kepada sang putra di dalam kamarnya di lantai atas villa.Saat ini mereka sudah selesai makan siang bersama. Nabila tadi meminta izin untuk menidurkan Zayn. Jadi, Jennifer mengungkapkan rasa penasaran yang ia simpan sejak tadi pagi.Bagaimana tidak, hal itu karena dengan melihat gelagat Nabila dari tadi, ia yakin wanita muda itu belum ikhlas menerima keputusan tersebut."Aku mengancam akan mengambil bayiku darinya," jawab Zack to the point.Kedua alis beruban Jennifer bertaut kencang. "Tapi memang kamu lebih berhak darinya untuk itu. Tidak mungkin jika bercerai, Zayn akan terus-menerus bersama Nabila yang sebenarnya hanya ibu pengganti. Anak itu anakmu dengan Veronica," ungkapnya heran."Itu menurut kita, Mom. Tapi ego seorang ibu sudah merasuk dalam diri Nabila. Dia merasa dia yang ham